Bianca meringis sambil memegang tangan Rendi yang sedang mencengkram erat dagunya. tapi bukannya lepas justru semakin erat cengkraman Rendi.
"s-sakit" keluh Bianca yang merasa kesakitan akibat cengkraman erat Rendi. Rendi tersenyum sinis."Sakittan mana dengan apa yang telah kau lakukan pada mommyku!?" Bentak Rendi sembari mengencangkan cengkramannya. Bianca terbatuk-batuk, karna ia mulai kehabisan nafas. Albert yang melihat itupun tak tinggal diam. ia langsung menembak tepat pada jantung Rendi.
DORR
DORR
Dua suara tembakan itu membuat Rendi kehilangan nyawanya saat itu juga. DEGG Alletta membeku saat tubuh abangnya itu terbaring lemah dihadappannya. di tepuknya pipinya itu dengan tangan yang bergetar berharap abangnya akan bangun. tapi nihil, Rendi sama sekali tak bergerak.
"Nggak! hikss abang bangun, hikss abang nggak boleh ninggalin letta hikss" Lirih Aletta mengguncang tubuh Rendi yang sudah terbujur kaku itu sembari menangis sesenggukan. Delon yang melihat itu ikut menangis melihat putra sulungnya yang sudah tak bernyawa diikuti isakan kecil dari bibir Kiran dan Arland. Arland bangkit dan berjalan gontai kearah Rendi abangnya. dipukulnya pelan wajah Rendi,
"Bang, nggak mungkin kan ? i-ini nggak nyatakan bang ? bang bangun please hikss" Ucap Arland sembari memeluk erat tubuh Rendi. Nesa mengangkat pistolnya kearah Delon yang sedang memangku Kiran. Nesa tersenyum smirk. kemudian
DORR
DORR
DORR
Suara tembakan kembali menggema di mansion itu. Alletta dan Arland mengalihkan pandangannya pada Delon yang tersenyum kearah mereka dan,
BRUKK
Delon terjatuh tepat disamping Kiran yang tengah mematung tak percaya. Kiran mengerahkan semua tenaga yang ia punya, untuk menyentuh rahang Delon. "S-sayang n-nggak mungkinkan, t-tolong bagunlah hikss" Ucap Kiran sambil menangis histeris. Alletta dan Arland berlari menuju sang daddy dan dipeluknya Delon.
'Kenapa daddy juga ninggalin letta dad 'batin letta sambil memeluk erat sang daddy. 'nggak letta kamu jangan kayak gini, kamu harus pergi sekarang sebelum iblis itu membunuh bang Ar dan mommy ' batin Alletta melepaskan pelukannya. dikecupnya lama kening Delon dan letta menarik tangan Arland dan mengangkat Kiran.
"Ayo bang pergi dari sini sebelum mereka membunuh mommy" Bisik Alletta pada Arland dan dibalas anggukan. diangkatnya Kiran dan berjalan pergi tapi,
DORR
Satu tembakan mengenai kaki Arland, membuat ia kehilangan keseimbangan, Albert tersenyum senang karna balas dendamnya akan segera terbalaskan. tinggal membunuh 3 orang dihadapannya. bertepatan dengan itu pintu utama terbuka dan menampilkan mang asep yang menganga dengan yang dilihat matanya.
Mang asep berlari kearah majikannya yang sudah ia anggap keluarganya. "N-nyonya apa y-yang terjadi?" Ucap mang asep bergetar hebat dihadapan Kiran.
"M-mang t-tolong bawa l-letta dan Ar pergi dari sini. s-saya mohon" Ucap Kiran memohon dengan mata yang hampir terpejam. mang asep mengangguk, mang asep langsung menggendong tubuh letta dan memegang tangan Arland untuk pergi, tapi Arland melepaskan tangan mang asep dan mendorong pergi mang asep untuk keluar dari mansion ini
"Mang pergi aja bawa Alletta, toling jaga Alletta mang" Arland menjeda ucapannya sambil mengusap air matanya. "Al abang sayang sama kamu, tolong bertahan dan balaskan perbuatan mereka pada keluarga kita" Ucap Arland sembari mendorong tubuh mang asep.
"PERGI" Teriak Arland. mang asep pun lari sekuat tenaga untuk pergi dari mansion ini. Alletta menangis melihat kearah belakang dan menyaksikan abanngnya dan mommy ditembak diruangan itu. 'Alletta akan balaskan dendam ini bang, sampai letta mati ' batin Alletta sambil mengusap air matanya.
KEJAR
Teriak Albert dan tiga orang yang memakai pakaian serba hitam langsung. "Urus cctv dan semua berkasnya, aku ingin besok berita tentang pembantaian mansion ini sudah di publish" Ucap Albert dingin dan langsung pergi sembari menggendong Bianca dan menggandeng tangan Nesa. "Siap boss" Ucap asisten Albert.
Disisi lain mang asep tengah berlari sambil menggendong letta. letta yang kasian pun meminta turun. "mang turunin letta, biar letta lari sendiri nggak usah digendong mang" Ucap letta dan dituruti Asep. mereka berhenti sebentar untuk mengambil nafas, tak lama terdengar suara langkah kaki yang tengah berlari, mengejutkan mang mereka. letta dan mang aseppun segera berlari, tapi mang asep tersandung dan kakinya terkilir.
Letta yang melihatnya pun berjongkok untuk melihat kaki mang asep. "Udah non, non buruan lari dan tinggalin mang asep, non harus hidup untuk membalas perbuatan mereka" Ucap mang alek mengusap lembut rambut letta. letta mengangguk ragu. dan berlari untuk sembunyi di semak-semak.
"Rupanya disini kau! mana bocah itu!!?" Ujar salah satu orang pakaian hitam. menarik kasar tangan mang asep. "Saya tidak akan memberitahu kalian" Sentak mang asep dan,
DORR
Satu tembakan mendarat dikepala mang asep dan membuatnya tewas seketika. Letta yang melihat itu membekap mulutnya menggunakan tangan mungilnya, untuk menahan agar tangisannya tidak terdengar. 'maafin letta mang dan makasih udah ngorbanin nyawa mang buat nyelametin letta, letta janji akan balas perbuatan mereka, berkali - kali lipat dengan apa yang mereka lakukan' Batin letta sembari manangis dalam diam. ketiga pria itu pun langsung pergi dengan membawa jasad mang asep. karna pikir mereka anak kecil seperti Alletta nggak akan bertahan hidup diluar.
Letta keluar dari tempat persembunyiannya dan melangkah menjauh dari tempat itu tapi seseorang tiba-tiba membekap mulutnya dengan kain dan membuat letta kehilangan kesadarannya.
Alletta terbangun dengan nyeri dibawah perutnya, dilihatnya ruangan yang tampak asing baginya. ia mengalihkan pandanganya kekanan dan mendapati seseorang yang berumur sama seperti dirinya. "Kau sudah sadar?" tanya orang itu menghampiri letta sembari tersenyum memegang bagian bawah perutnya sama seperti letta. Letta yang melihat itu menjauhkan sedikit tubuhnya dan meringis saat sakut yang ada dibagian bawah perutnya semakin menjadi.
"Heyy tenanglah jangan takut, tak apa kau akan segera keluar dari sini jika ingin berkerjasama denganku" Ujar anak itu sembari menahan tubuh letta. Letta menatapnya bingung. "Oh aku lupa" Ucap gadis itu menjeda ucapannya sembari menepuk dahinya. "Kenalin aku Aza, kamu sama sepertiku yang dibawa kesini, ngomong -ngomong nama kamu siapa dan kenapa bisa sampai dibawa kesini?" Ucap gadis itu sembari bertanya pada letta.
Letta menjauhkan tubuhnya dari Aza. ia sedikit waspada pada orang yang tidak ia kenal, ia tak mau kejadian yang menimpa keluarganya terjadi lagi. Letta menangis mengingat keluarganya yang sudah tiada. Aza yang melihat itupun kelabakan berusaha menenangkan letta.
"Eh mengapa kau menangis, kau jangan banyak bergerak nanti lukamu terbuka" Ucap Aza yang mengusap pelan rambut letta. "Aku terluka? kenapa aku dan kamu bisa disini? apa yang terjadi padamu?" Tanya letta beruntun dan disambut gelak tawa dari bibir mungil Aza.
"Aku dijual oleh ayahku..."
.
.
.
.
Hayy!
Jangan lupa Like, Komen dan Vote.😘
Happy Reading.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments