Sekarang keluarga yang paling disegani itu sedang berkumpul makan malam. Hening tercipta, hanya suara dentingan sendok yang terdengar dimeja makan itu.
Setelah makan malam keluarga itu menuju ruang keluarga untuk membahas tentang bertambahnya 1 anggota keluarga mereka. Setelah sampai mereka pun duduk disofa masing masing.
"Jadi keluarga kita bertambah 1 Dad "Ucap Arland yang senang karna memiliki 2 adik perempuan. "Iya, kenapa apa kau tidak suka Ar?"Tanya Delon sambil menatap tajam putranya. Yang ditatap pun hanya cengengesan.
"Tidak Dad, Ar hanya bertanya apa tidak boleh ? Lagian dia juga imut Dad, benar kan bang ?" Tanya Arland pada abangnya sambil mencubit pipi Bianca dengan gemas. Yang ditanya hanya berdehem saja. Pasalnya entah kenapa Rendi tidak suka akan keberadaan Bianca dikeluarganya, Seperti sesuatu yang buruk akan datang pada ia dan keluarganya.
" Iya bukanya dia imut seperti letta" Ucap Letta sambil menujuk dirinya menggunakan tangannya. Sontak yang ada diruang itupun tertawa akan ucapan Letta yang ada benarnya. Alletta yang ditertawakan hanya memasang wajah bingungnya.
" Sudah - sudah sekarang kalian masuk kekamar masing - masing, tidur sudah malam besok kalian harus sekolah" Perintah Kiran yang tak mau dibantah."Siap boss" Jawab Bianca, Alletta dan Arland yang kemudian berjalan menuju kamarnya masing - masing.
Kiran yang melihat itupun menggelengkan kepalanya sembari menatap anaknya yang sudah hilang ditelan pintu." Mom, Dad apa perlu mengangkat Bianca menjadi anak mom dan dad ?" Tanya Rendi yang membuat Kiran dan Delson menatap heran pada putranya.
" Apa maksud kamu Ren, apa kamu tidak setuju jika Bianca menjadi adik kamu?" Ucap Delon menatap tajam putranya. Rendy membuang nafasnya berat. " Tidak bukan itu maksud Rendi, hanya saja Rendi merasa bahwa akan terjadi sesuatu pada keluarga kita jika mengangkat Bianca jadi bagian keluarga kita" Jawab Rendy sembari menghapus kasar air mata yang turun dipipinya, entahlah ia merasa akan terjadi sesuatu yang besar menimpa keluarganya nanti.
Kiran yang melihat itupun memeluk dan mengusap punggung putranya untuk memberikan kehanggatan. Entahlah jika boleh jujur apa yang sedang dirasakan oleh Rendi juga sama seperti yang ia rasakan. Kiran melepas pelukannya dan menatap putranya itu " Sayang, dengerin mom" kiran menjeda ucapannya " Tidak akan terjadi apa - apa sama kita, kalaupun iya kita harus menghadapinya sayang karna itu sudah takdir Allah nak" Ucap Kiran sambil mengusap kepala anaknya itu.
Rendi yang mendengarpun menganggukkan kepalanya dan tersenyum manis untuk mommy nya yang sangat iya sayangi itu. Delon yang melihat itu tersenyum haru hatinya menghangat kala melihat istrinya yang memberi pengertian untuk putra sulungnya.
" Rendi sekarang naik kekamarmu nak ini sudah malam besok kamu akan ikut Dad kekantor" Ucap Delon sambil melihat jam yang menempel dipergelangan tangannya. Rendi mengangguk dan mencium pipi kiran dan berjalan menuju kamarnya.
" Ayo kita juga harus kekamar sayang " Ucap Delon sambil menggondong tubuh istri yang sangat dicintainya itu. Sontak tangan Kiran ia lingkarkan keleher suaminya itu. Kiran menatap tajam suaminya itu, yang ditatap hanya acuh saja.
"Kamu itunya bisa nggak jangan ngagetin jadi orang "Ucap Kiran sambil menepuk pelan dada Delon, bukannya marah Delon hanya tertawa kecil melihat istrinya itu.
Seminggu sudah Bianca tinggal di Mansion Alletta dan Bianca sudah hafal letak semua ruangan di Mansion ini. Setiap hari Alletta dan Bianca makin lengket seperti saudara kandung yang saling menyanyangi. Seperti saat ini Alletta dan Bianca sedang berada dikolam renang, Bianca mengajari Alletta bagaimana caranya berenang.
Alletta hanya menurut saat diajari oleh Bianca sesekali kedua tertawa. Alletta sudah menganggap Bianca seperti kakak kandungnya sendiri. Delon tersenyum tipis melihat itu. Dirinya tadi berniat menghampiri letta tapi ia urungkan saat melihat itu.
Dilain tempat, Kiran sedang bercanda gurau dengan sahabat -sahabatnya semasa Sma yang masih bersahabat baik hingga kini. Kiran teringat ingin membicarakan sesuatu pada sahabat nya itu.
" Eh aku mau ngomong ini "Ucap Kiran membuat para sahabatnya menatapnya heran. " kalo mau ngomong tinggal ngomong aja ran " Ucap Nanda yang merasa heran akan sahabatnya ini.
" Kalo semisal aku udah nggak ada didunia ini, aku mohon sama kalian untuk jaga putriku "Ucap Kiran dengan mata yang berkaca - kaca. Dia merasa dirinya dan keluarga akan pergi jauh dan meninggalkan putri kesayangannya Alletta, Jadi karna itu ia mengajak sahabat - sahabatnya bertemu untuk menitipkan putrinya jika terjadi apa - apa.
Para sahabatnya yang mendengar itupun langsung menghentikan aktivitasnya dan menatap tajam kiran.
"kamu itu ngomong apaan sih, bisa nggak jangan ngomong kayak gitu aku ngga suka ran" Ucap Awan dingin dan diangguki oleh yang lain, dia tidak suka kiran berkata seperti itu, karna jujur sedari tadi perasaannya tidak tenang seperti akan terjadi sesuatu, Tapi buru - buru ia menepisnya.
"Iya ran, kamu jangan ngomong gitu, kalo kamu mau titip anak kamu tenang aku akan jagain"Ucap Nanda serius. ia sangat penasaran dengan rupa anak sahabatnya ini karna dulu ia hanya melihat waktu bayi, sampai sekarang pun ia belum bertemu lagi.
Kiran menghela napas ya berat, jujur ia tidak mau seperti ini, tapi putrinya adalah segala - segalanya bagi Kiran." Aku juga nggak mau ngomong kayak gini, tapi gimana perasaan aku nggak enak" Ucap Kiran sambil menangis. Rein yang ada disampingnya pun menenangkan sahabatnya itu. ia heran akan sikap Kiran yang tidak seperti biasanya.
"Udah nggak papa, itu cuman perasaan kamu aja, nggak usah kamu fikirin lagi" Ucap Rein sambil mengelus punggung sahabatnya itu. para sahabatnya pun mengangguk tanda setuju.
" Kamu tenang aja, aku bakal jagain anak kamu kalo sampe kamu kenapa - napa ran" Ucap Nanda memeluk Kiran dan diikuti yang lain. Kiran pun menghapus air mata yang turun dipipinya. Ia mengangguk dan melepas pelukannya sambil tersenyum manis.
Ya Allah terima kasih engkau telah mengirimkan orang - orang yang baik dalam hidup hamba. Batin Kiran bersyukur akan kehadiran sahabat - sahabatnya.
"Udah lah kenapa jadi melow gini, kan harus happy karna bisa ngumpul bareng lagi " Ucap Feby untuk mencairkan suasana yang jadi melow. Merekapun terkekeh mendengarnya.
Back to mansion
Alletta kini tengah berada didalam kamarnya, merebahkan tubuhnya di kasur king size kesayangannya itu. Ia sangat lelah karna seharian telah belajar renang dengan Bianca.
Alletta memejamkan matanya, tak lama ia membuka kembali matanya karna ada yang mengetuk pintunya.
Tok Tok Tok
Alletta berjalan kearah pintu, ketika membuka pintu ia melihat Daddy nya sedang tersenyum kearahnya. Ia pun membalas senyum Daddy nya dan masuk kedalam kamarnya.
" Kamu capek sayang ?" Tanya Delon yang melihat letta kecapean. Letta mengangguk lalu menyandarkan kepalanya didada bidang Delon. Delon tersenyum dan mengusap pelan rambut letta.
" Sayang dengerin daddy dulunya" Ucap Delon yang diangguki Alletta. Delon mengambil sebuah black card dari saku nya dan memberikannya pada letta. Letta menerima itu dan menatap bingung pada daddy. Alletta tau kartu apa itu dan ia sudah punya 1 dari mommy nya.
" Letta sudah mempunyai ini dad, dari mommy "
Hayy!
Jangan lupa Like, Komen dan Vote.😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments