Kabur
Albert
"Gimana? Udah ada kabar?"
Ghina menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat sangat sedih dan khawatir.
Albert
"Kamu di rumah aja. Biar aku yang mencari dan membawanya pulang."
Ghina
"Mau kamu cari ke mana?"
Ghina
"Di rumah temannya tidak ada. Di makam papanya juga tidak ada."
Ghina
"Paman dan bibinya..."
Albert
"Jangan khawatir. Aku pasti akan menemukannya."
Ghina
"Sudah kuduga akan jadi begini. Aku... bukan ibu yang baik."
Ghina menitikkan air mata.
Albert
"Itu bukan salahmu. Dia hanya shock dan butuh waktu."
Albert
"Kamu yang sabar, ya."
Ghina
"Apa kita akan melanjutkan rencana ini?"
Ghina
"Sepertinya langkah yang kita ambil terlalu berat."
Albert
"Besok kita bicarakan lagi. Sekarang aku harus menemukan Ella dulu."
Ella
"Tapi uangku hanya cukup untuk ongkos pulang."
Ella
"Eh... Nggak. Aku nggak akan pulang."
Ella perang dengan pikirannya sendiri.
Someone
"Sudah kuduga. Kamu ada di sini."
Ella terkejut mendengar suara tersebut.
Ella
"Gimana kamu bisa ada di sini?"
Albert
"Itu nggak penting."
Albert berjalan mendekati Ella.
Aroma parfumnya menyeruak ke mana-mana.
Albert
"Apa kamu tahu, seberapa khawatirnya mamamu?"
Ella
"Aku nggak akan pulang!"
Albert
"Terus, kamu mau tidur di mana? Di sini sampai pagi?"
Ella
"Pokoknya aku nggak mau pulang!"
Ella bersikeras mempertahankan pendiriannya.
Tanpa sengaja pandangan mereka bertemu.
Ella melihat wajah Albert yang benar-benar khawatir.
Hati Ella berdegup kencang. Akan tetapi perutnya terasa mual.
Someone
"Hei, kalian yang di sana. Tempat ini akan tutup sebentar lagi."
Someone
"Kalau tidak pulang juga, kalian akan ku laporkan sebagai pasangan m3$*m."
Albert
"Sebentar, Pak. Kami akan segera pulang."
Albert berseru pada security.
Albert
"Kamu dengar, kan? Tempat ini akan segera tutup."
Albert
"Ayo pulang. Setelah itu kita makan."
Albert
"Perutmu tidak bisa berbohong, Ella. Aku bisa mendengar suaranya dari sini."
Albert tersenyum tipis melihat remaja di depannya.
Someone
"Hei, kalian. Aku beri waktu sepuluh menit lagi untuk selesaikan berantem manjanya. Setelah itu kalian harus keluar."
Ella
"Kami nggak pacaran, Pak!"
Ella berseru dengan kesal.
Albert
"Kamu mau ke mana?"
Ella
"Pergi dari sini. Jangan ikuti aku."
Albert
"Tapi, jalan keluarnya di sebelah kanan. Kamu salah jalan."
Ella
(Berjalan ke kanan sambil menutup wajahnya. Ia benar-benar malu banget.)
Albert
"Kamu nggak mau pulang bareng aku, kan? Aku pesankan ojol ya?"
Ella
"Nggak perlu. Aku bisa pesan sendiri."
Ella
"Kenapa kamu sok perhatian padaku?"
Ella
"Aku nggak sudi punya papa kayak kamu!"
Ella menangis. Seluruh tubuhnya gemetar.
Albert
"Kalau orang lain yang melamar mamamu, apa kamu juga akan seperti ini?"
Albert
"Kamu suka padaku?"
Ella pergi menjauh tanpa menjawab pertanyaan Albert. Entah ia mendengarnya atau tidak.
Albert membiarkan remaja itu pergi seorang diri.
Tetapi ia tetap mengawasinya dari kejauhan.
Comments