Interogasi
Ghina
"Nak, sudah tidur? Mama mau bicara sebentar."
Ghina mengetuk pintu kamar Ella.
Ia kembali memanggil buah hatinya.
Ceklek! Tiba-tiba pintu kamar terbuka.
Ghina
"Sayang. Mama pikir kamu sudah tidur?"
Ella
"Jangan pura-pura baik padaku, Ma."
Ella
"Aku benci mendengarnya."
Ghina
"Ke mana anak Mama yang manis dan sopan, ya?"
Ella
"Mama sendiri yang membuatku begini."
Ella
"Ma, katakan padaku. Apa yang kalian sembunyikan?"
Ghina
"Mama nggak ada sembunyikan apa-apa dari kamu."
Ghina hendak mengelus rambut putrinya. Namun Ella menepisnya.
Ella
"Terus, apa ini? Kenapa Mama tiba-tiba mau menikah lagi?"
Ella
"Apa kata teman-temanku nanti kalau mereka tahu?"
Ghina menahan air matanya agar tidak tumpah.
Ghina
"Nggak ada pernikahan yang tiba-tiba."
Ghina
"Mama hanya ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga kita."
Ella
"Menikah dengan berondong kaya menurut Mama hal yang terbaik?"
Ella
"Apa Mama nggak malu digunjingkan tetangga nanti?"
Ghina
"Pernikahan ini kan dilaksanakan baik-baik. Jadi kenapa harus malu?"
Ella
"Oh, jadi mama langsung setuju gitu aja?"
Ella
"Aku nggak punya calon adik kan di situ?"
Ella menunjuk ke arah perut mamanya.
Ghina
"Astaga, Nak. Apa yang kamu pikirkan? Mama bukan orang seperti itu!"
Ella
"Ya jadi apa dong alasannya?"
Ella
"Dan kenapa harus sama dia?"
Ella
"Albert memang ganteng dan mapan. Tapi umurnya baru dua puluh lima. Sedangkan Mama?"
Ella menyerang mamamya bertubi-tubi.
Ghina menghela napas dalam-dalam. Sudut matanya mulai basah.
Ghina
"Bukan begitu. Seperti yang dikatakan Albert tadi, dia yang meminang Mama duluan."
Ella
"Tapi Mama mau, kan? Buktinya, dia sampai datang ke rumah bersama ibunya."
Suara Ella semakin meninggi.
Ghina
"Kalau kamu tidak setuju ya nggak apa-apa. Tapi jangan membentak-bentak Mama seperti ini."
Ella
"Mama yang duluan bikin aku kesal."
Ghina
"Maafkan Mama, nak. Mama belum bisa menjadi ibu yang baik untuk kamu."
Air mata Ghina akhirnya tumpah.
Ella sama sekali tidak iba melihatnya. Ia bahkan merasa benci.
Ella
"Jadi, rencana pernikahan ini batal, kan?"
Ella
"Aku sama sekali nggak setuju."
Ghina menyeka air matanya.
Ella
"Oh... jadi Mama masih mau nego?"
Ella
"Tapi dia majikan kita, Ma. Orang pasti akan berpikir yang bukan-bukan kalau Mama menikah dengannya."
Ghina
"Turunkan nada bicaramu! Ini Mama kamu. Bukan temanmu."
Ghina
"Dari tadi Mama bicara lembut denganmu. Tapi kamu balas dengan nada tinggi melebihi Mama."
Ghina
"Apa salah kalau Mama menikah lagi?"
Ella
"Jelas salah! Kalau dia orangnya."
Ella
"Mama bisa pilih orang lain yang seumuran dengan Mama, kan?"
Ghina
"Tapi hanya dia yang mau melamar Mama yang tua dan banyak kekurangan ini."
Ella
"Pokoknya aku nggak setuju!"
Ella membanting pintu kamar, hingga dinding kayu rumah itu bergetar.
Comments