Sudah sekitar 30 menit semenjak kami meninggalkan istana kerajaan, kami sekarang sedang berada di jalan dan belum memutuskan ingin melakukan apa.
Ngomong-ngomong kota ini cukup besar juga, serta setiap bangunan yang ada di kota ini juga terlihat seperti bangunan yang ada di abad pertengahan Eropa. Dan juga, Kota ini sepertinya di bagi menjadi 4 bagian, dan di setiap bagian memiliki fungsi nya masing-masing.
Aku berniat mencari penginapan terlebih dahulu karena kita terlalu mencolok, mungkin karena pakaian kami yang jarang terlihat di dunia ini dan mungkin juga karena mereka semua adalah gadis-gadis yang sangat cantik. Pada saat aku sedang sibuk dengan pikiranku sendiri, tiba-tiba Ayano-sensei memanggilku dan menanyakan sesuatu hal.
“Souji-kun bukankah kita terlalu mencolok ya? apakah ini karena pakaian yang kita gunakan jarang dipakai oleh penduduk dunia ini ya?” Ayano-sensei menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya ke samping.
“Tidak, mungkin saja karena sensei dan yang lainnya terlalu cantik, jadi membuat semua orang menatapku dengan iri” Aku mengatakan hal itu dengan wajah bangga.
Pada saat aku mengatakan hal itu, Ayano-sensei dan yang lainnya langsung berhenti melihat-lihat, lalu mereka mulai menundukkan kepala mereka untuk menyembunyikan wajah mereka yang berubah menjadi berwarna merah.
Apa aku mengatakan sesuatu hal yang salah? Dan lagi kenapa suasananya tiba-tiba menjadi sangat canggung, Ayolah Sanada atau Nagisa katakanlah sesuatu!!.
Karena suasananya menjadi sangat canggung, aku memutuskan untuk mengganti topik pembicaraan.
“Bagaimana jika kita mencari penginapan terlebih dahulu, baru memutuskan apa yang selanjutnya kita lakukan?” Aku mengatakan hal itu sambil menunjuk ke bagian Utara Kota.
Pada saat aku mengatakan hal itu, para gadis hanya menjawabnya dengan mengangguk ringan saja sebagai persetujuan. Lalu kami semua memutuskan untuk mencari penginapan terlebih dahulu.
Walaupun begitu tidak ada seorang pun dari mereka yang ingin bertatapan denganku sama sekali.
☆-----___-----___-----☆
Kami berhasil menemukan penginapan sebelum gelap. Penginapan ini bernama Silvering dan terletak di bagian Utara Kota ini.
Biaya menginap di sini itu seharga 5 koin tembaga perhari dan jika ingin dengan makanannya ditambah 1 koin tembaga. Jadi jika di total kan, kami membayar sebanyak 3 koin silver dan 6 koin tembaga untuk menginap sehari + makan di sini.
Ya jika kalian bertanya dari mana uang ini berasal, ini adalah uang yang di berikan oleh kerajaan sebagai kompensasi karena membawa kami ke dunia ini secara sepihak dan mereka juga memberi kami beberapa perlengkapan.
Ngomong-ngomong seperti inilah perkiraan uang di dunia ini.
1 koin perak \= 10 koin tembaga
1 koin perak besar \= 10 koin perak
1 koin emas \= 10 koin perak besar
1 koin emas besar \= 10 koin emas
1 koin platinum \= 100 koin emas besar
Seperti itulah sedikit perkiraan tentang uang di dunia ini.
Dan sekarang kami sedang berada di sebuah ruangan berukuran sedang yang memiliki 6 buah tempat tidur. Setelah semua orang duduk, Shinomiya-san mulai berbicara.
“Jadi Shimotsuki-kun, apa yang akan kita lakukan setelah ini?” Shinomiya-san menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya ke samping
Pada saat Shinomiya-san menanyakan hal tersebut semua orang langsung menatap ke arah ku.
Jika ditanya apa yang ingin aku lakukan? mungkin aku ingin segera keluar dari kerajaan ini.
Setelah jeda singkat, aku memutuskan menjawab pertanyaan Shinomiya-san dengan serius.
“Tidak ada yang khusus, pertama kita akan mendaftar menjadi petualang besok dan menaikkan setidaknya 1 tingkat, setelah itu kita akan pergi untuk keluar dari kerajaan ini.” Aku mengatakan hal itu dengan acuh.
“Jadi maksudmu kita harus keluar dari kerajaan ini secepatnya? Lalu apakah kamu bisa menjelaskan kenapa kita harus segera keluar dari kerajaan ini Souji-kun?” Ayano-sensei menanyakan pertanyaan itu kepadaku dengan wajah yang sangat serius.
“Itu karena kita harus segera menjauh dari mata Raja itu Hamster-sensei” Aku mengatakan hal itu sambil tersenyum dengan sangat tulus untuk menggoda Ayano-sensei.
Pada saat aku mengatakan hal itu, Ayano-sensei langsung berdiri dan mengatakan sesuatu hal dengan wajah memerah karena malu.
“Su-su-sudah kubilang jangan menyebutku hamster-sensei!!, itu tidak sopan!!” Ayano-sensei meneriakkan hal itu sambil berjalan maju ke arahku.
Dengan tingkahnya itu, malah membuatku ingin menggodanya. Jadi aku memutuskan untuk menggoda Ayano-sensei sedikit.
“Apa yang kau katakan Hamster-sensei, jika Hamster-sensei tidak ingin dipanggil Hamster-sensei maka bagaimana dengan Hamster-chan?” Aku mengatakan hal itu dengan nada heran sambil memiringkan kepalaku ke samping.
“Be-be-berhentilah meledekku!!, jangan memanggilku Hamaster-sensei maupun Hamster-chan!! Panggil aku Ayano-sensei saja!!” Ayano-sensei mengatakan hal itu sambil mendekatkan wajahnya denganku dan tidak memperhatikan sekeliling sama sekali.
Dia mengatakan hal itu dengan wajah yang sepenuhnya merah. Mungkin saking malunya hingga dia melupakan orang-orang disekitar.
Dan lagi, yang lainnya tertegun saat melihat Ayano-sensei berteriak seperti seorang gadis. Mungkin karena mereka tidak tahu sisi Ayano-sensei yang ini, dan hanya tahu sisi berwibawanya saja.
Pada saat aku sedang asik-asiknya menggoda Ayano-sensei, tiba-tiba Nagisa mulai berbicara dengan mata ragu.
“Neh Sou-can... sejak kapan kamu sedekat ini dengan Ayano-sensei?” Nagisa menanyakan hal itu sambil memperhatikan kami berdua.
Pada saat Nagisa menanyakan hal itu kepadaku, Ayano-sensei yang baru menyadari sekitarnya itu langsung berjongkok dan memeluk lututnya sambil menyembunyikan wajahnya yang merah, dan suasana di dalam ruangan itu pun tiba-tiba menjadi sangat canggung.
Sial!! entah kenapa Ini membuatku merasa bersalah kepada Ayano-sensei, dan lagi kenapa suasananya jadi canggung lagi, lebih baik kita ubah topik pembicaraannya terlebih dahulu atau Ayano-sensei akan mati karena malu.
“Uhuk Jadi ada alasan khusus kenapa aku menyarankan keluar dari kerajaan ini” aku mengatakan hal itu dengan wajah serius.
“Sou-can bukankah kamu langsung mengganti topik pembicaraan?” Nagisa mulai menatapku dengan curiga.
Pada saat Nagisa mengatakan hal itu, entah kenapa mereka semua menatapku dengan curiga.
Pada saat aku sedang memikirkan bagaimana caranya keluar dari situasi ini, tiba-tiba Sanada mengambil umpan dan menanyakan hal itu.
“Kalau Begitu Souji-senpai, apa alasan khusus kita harus segera pergi dari kerajaan ini?” Sanada menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya.
Bagus sekali Sanada!!, aku akan mengizinkan mu memanggilku Onichan sebagai hadiahnya nanti. Setelah jeda sesaat, aku mulai menjawab pertanyaan Sanada dengan wajah yang serius.
“Alasan khususnya. Mungkin karena kejadian sebelumnya di istana kerajaan” aku mengatakan hal itu sambil menatap mereka dengan serius.
“memang ada apa dengan kejadian tersebut?” Natsuki-san menanyakan hal itu sambil menatapku kembali dengan serius.
Kali ini Natsuki-san lah yang mengambil umpannya, aku tidak akan melawat kan kesempatan ini!!, Bertahanlah sensei!!.
“Apa kalian tidak merasa aneh dengan ceritanya Si Raja itu?” aku mengatakan hal itu sambil berjalan menuju ke tempat tidurku dan duduk di atas nya.
Pada saat aku mengatakan hal itu, raut wajah semua orang tiba-tiba menjadi keras. Di lihat dari raut wajah mereka semua, mungkin mereka akhirnya mengerti.
Kali ini yang menjawab hal tersebut adalah Shinomiya-san.
“Seperti yang kamu bilang Shimotsuki-kun, pada awalnya aku merasa apa yang dia katakan itu sebuah kebenaran, akan tetapi, setelah kita keluar dari istana kerajaan, entah kenapa apa yang dikatakan oleh Raja Denis itu menjadi sangat aneh dan tidak masuk akal sama sekali” Shinomiya-san mengatakan hal itu dengan wajah yang menjadi sangat rumit.
“Sepertinya aku setuju denganmu Shinomiya-kun” Natsuki-san mengangguk pada pernyataan Shinomiya-san..
Sepertinya yang lainnya juga setuju dan menunggu jawaban dariku.
Setelah jeda beberapa detik, aku memutuskan untuk menjawab pertanyaan mereka dengan apa yang aku pikirkan tentang cerita itu hingga sekarang.
“Kalau begitu dengarkan baik-baik, menurutku....”
☆-----___-----___-----☆
Setelah aku menjelaskan tentang kejanggalan cerita dari sang Raja, entah kenapa raut wajah mereka semua menjadi semakin rumit.
Gimana mau enggak coba, jika kita liat ceritanya dari prespektif yang lain, seharusnya Dewi Verly itu tidak bersalah sama sekali.
Kenapa aku bilang dia tidak bersalah sama sekali, itu karena menurutku orang-orang yang pertama kali menyerang itu bukan Dewi Verly, akan tetapi para manusia yang disebut sebagai Pahlawan pertama dan bukan hanya itu saja, mereka bahkan sempat mencuri barang yang ada di dalam kediaman Dewi Verly. Mereka itu tidak lebih dari seorang pencuri saja.
Walaupun begitu, entah kenapa suasana di dalam ruangan ini malah menjadi semakin berat.
Mungkin karena mereka tahu bahwa si Dewi Aurora ini tidak mau mengakui kesalahan dari makhluk ciptaannya sendiri, dan malah memanggil pahlawan untuk membereskannya. Lalu Pahlawan yang dia panggil untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah kami.
Setelah beberapa menit, tiba-tiba Sanada mengatakan sesuatu hal yang tak terduga dan membuat suasana di dalam ruangan menjadi ringan, seakan suasana berat sebelumnya itu hanya sebuah kebohongan saja.
“Neh Souji-senpai, bagaimana jika kita makan terlebih dahulu? karena Sanada sudah lapar” Sanada mengatakan hal itu sambil mengelus perutnya.
Setelah Sanada mengatakan hal itu, aku memutuskan untuk memperhatikan sekeliling dan menyetujui saran Sanada.
“Kalau begitu, apakah semua orang menyetujui nya?”
Pada saat aku mengatakan hal itu, semua orang mengangguk ringan. Mereka semua mungkin saja sudah tidak tahan dengan suasana berat ini dan memilih untuk menyetujuinya.
Pada saat Sanada ingin keluar ruangan, aku membisikan kata “TERIMA KASIH" kepadanya dan Sanada hanya menjawabnya dengan senyuman.
Jadi kami semua turun ke bawah dan makan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
°| SapaSaya•
tebakanku salah :(
2021-09-05
2