Saat aku sedang menenangkan pikiranku, Tiba-tiba ada 3 orang gadis yang sedang berjalan menuju ke arah aku.
Gadis paling kiri yang memiliki rambut pendek dan mata yang sama-sama berwarna biru tua, serta menggunakan kacamata ini adalah Natsuki Sora, dia adalah gadis dari kelas 11-A, dia memiliki sifat yang sangat dingin dan selalu menatap orang lain dengan tatapan sinis, karena hal itu dia mendapatkan julukan disekolah sebagai Ratu berduri.
Selanjutnya yang paling kanan adalah wanita dengan rambut panjang yang di ikat ke samping dan mata yang sama-sama berwarna merah ini adalah Miyouji Nagisa, sedangkan gadis ditengah yang memiliki rambut dan mata yang sama-sama berwarna hitam ini adalah Mikasa Ayano-sensei, yang merupakan Guru Matematika.
“Hoy!! Sou-Can!!” Nagisa memanggil ku sambil melambaikan tangannya.
“Oh, Nagisa sama Natsuki-san dan Ayano-sensei, ada apa?” Aku melambai balik dan bertanya kepada mereka.
“Neh, Souji-kun Sensei mau tanya bagaimana dengan status mu itu?” Ayano-sensei menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya ke samping
“Tidak ada yang istimewa, bagaimana dengan kalian?” Aku menjawabnya dengan acuh.
“Kalo Nama Job Class ku sih “Spell Fencer”, terus Skill Unik Ku itu-“
Pada saat Nagisa ingin mengatakan Skill Unik miliknya aku langsung menutup mulutnya. walaupun dia terlihat jengkel dan memberontak, tapi aku langsung mengatakan apa maksudku menutup mulutnya.
“Diam, jangan pernah membicarakan soal skill unik mu disini oke?” aku mengatakan hal itu sambil menutup mulut nya Nagisa dengan menggunakan tanganku.
“Memangnya kenapa Souji-kun?” Ayano-sensei menanyakan hal itu sambil memiringkan kepalanya ke samping.
“Aku Cuma mau bilang, kalo si Raja dan Imam besar itu adalah orang yang tidak bisa di percaya sama sekali” Aku menjawab pertanyaan Ayano-sensei dengan nada yang serius.
Nagisa berhenti memberontak dan aku melepaskan tanganku dari mulutnya. Setelah dia terbebas dia langsung menanyakan sesuatu kepadaku.
“Neh, Sou-can apa itu intuisi mu?” Nagisa bertanya kepadaku sambil menatap ke arahku.
“Yah, begitulah” Aku menjawab pertanyaan itu dengan singkat.
“Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Shimotsuki, lebih baik berhati-hati diawal dari pada menyesal nantinya” Natsuki-san mengatakan hal itu sambil menyentuh kacamatanya.
“Kalau begitu sensei juga akan mempercayaimu”
Pada saat kami ingin mulai mengobrol. Tiba-tiba gadis yang berdiri diam hingga saat ini di sebelah Raja, melangkah maju dan mulai berbicara.
“Perkenalkan Saya adalah Putri pertama kerajaan Groxia, Arena Groxia. Saya mohon kepada para Pahlawan, tolong selamatkan dunia ini dari kehancuran”
Dia membungkuk sambil menahan air matanya yang hampir jatuh. Ini membuat hati nurani ku menjerit saat melihat gadis ini menahan tangisannya. ditambah lagi dia satu-satunya dari mereka yang berbicara dengan sangat tulus soal menyelamatkan dunia.
Lalu ada seorang anak laki-laki yang tidak bisa membaca suasana sang Putri ini sama sekali, dia adalah seorang pria yang memiliki rambut pirang dan warna mata biru mulai maju.
Ya orang itu bernama Iwasami Nagato, dia adalah Wakil Ketua Osis dan orang yang selalu berada di rangking ke 5 saat ujian. Dia maju dan mengatakan sesuatu hal yang menjijikan dengan gaya seperti seorang pangeran yang sedang melamar seorang gadis.
“Tenang saja Putri Arena, namaku Iwasami Nagato, karena aku salah satu dari pemilik Job Class pahlawan, aku berjanji kepada kamu bahwa aku akan mengalahkan ke 72 demon lord dan menyelamatkan dunia ini.” Dia mengatakan hal itu sambil memegang tangannya si Putri.
Sial!!, aku mau muntah!!. Ini benar-benar adegan Klise yang mengelikan!!.
Pada saat aku menahan diri untuk tidak muntah, Shinomiya-san berbicara padaku dengan wajah yang tidak berusaha untuk menyembunyikan kejijikkannya itu.
“Neh Shimotsuki-kun... apa yang kau maksud dengan hal yang sangat klise itu adalah hal ini?”
“Entahlah” Aku menjawabnya dengan jawaban singkat.
Setelah beberapa saat Saki dan Ryuuji-sensei mulai berbicara, walaupun Ryuuji-sensei terlihat berat hati saat mengatakan hal tersebut.
“Yahh mau bagaimana lagi, satu-satunya cara untuk kita pulang adalah dengan mengalahkan mereka. Dan lagi bukan hanya kamu saja yang mempunyai Job Class pahlawan Iwasami-kun, aku juga memilikinya, jadi mari kita bekerja
sama mulai sekarang putri Arena dan Raja Denis” Saki mengatakan hal itu sambil tersenyum meyakinkan.
“Huhh... Baiklah, jadi aku tidak bisa menolaknya ya? kalau begitu aku akan bekerja sama dengan Anda demi melindungi murid-murid ku" Ryuuji-sensei mengatakan hal itu dengan wajah yang tampak pasrah.
“Terima Kasih Kalian semua, mau memenuhi permintaan egois kami, kalau begitu-“
Karena mulai menjengkelkan, jadi aku memutuskan untuk berbicara.
“Aku menolaknya” aku mengatakan hal itu dengan nada yang nyaring.
Semua orang yang berada di sana membeku dan secara bersamaan melihat ke arah orang yang mengatakan hal tersebut, ya tentu saja orang yang mereka lihat itu aku karena aku yang mengatakan hal tersebut.
“Apakah kau tidak kasian dengan mereka Shimotsuki-san, kenapa kau menolak nya” ucap Iwasami-kun dengan nada kesal.
Tentu saja semua guru dan murid melakukan protes terhadap apa yang aku katakan, dan bahkan kepala sekolah pun menanyakan alasanku dengan wajah bermasalah.
“Kalau begitu Shimotsuki-kun, boleh kamu beritahu kami alasan kenapa kamu menolak nya?” Ryuuji-sensei mengatakan hal itu sambil menatap tajam ke arahku.
Karena aku mulai jengkel, aku hanya menjawab hal yang kupikirkan hingga sekarang dengan lantang.
“Alasannya itu simpel, Karena orang-orang ini benar-benar tidak bisa di percaya. Dan juga tidak mungkin ada orang tua yang mau mengorbankan anaknya sendiri dan menganggap hal itu dengan begitu enteng. Lalu jug-”
Plakk!!
Sebelum aku menyelesaikan apa yang ingin kukatakan, tiba-tiba saki datang kepadaku dan menamparku tanpa alasan yang jelas.
Setelah saki menamparku, Nagisa dan yang lainnya langsung berteriak dan menanyakan alasan dia menamparku.
“Kenapa Kau menamparnya Aizawa-San!!”
“Kenapa Kau menamparnya Aizawa-kun!!”
“Kenapa Kau menamparnya Aizawa-Senpai!!”
“Kenapa Kau menamparnya Aizawa!!”
Mereka semua marah? Sebelum itu kenapa aku ditampar? Bukankah kalian yang menanyakan pendapatku? Terus, kenapa pada saat aku
menjawabnya dia malah menamparku?
Pada saat aku terjebak dalam pertanyaan tanpa jawaban di kepalaku. Saki mulai berbicara, tapi jawaban yang dia berikan malah membuat hatiku semakin sakit.
“Kamu tanya kenapa? Sudah jelas Raja Denis dan putri Arena itu sangat sedih!!, apa kau tidak memiliki hati?! Kau hanya seorang Pria pengecut yang bersembunyi di belakang wanita saja!!, Jadi kau tidak berh-“
“Diamlah” Aku mengatakan hal itu sambil menatap dingin kearah Saki.
Lalu semua orang yang ada di dalam ruangan, termaksud Saki dan Ryuuji-sensei membeku dan tidak ada yang berani bergerak saat aku mengatakan hal itu. karena mereka semua tidak pernah melihat Shimotsuki Souji menatap seseorang dengan mata sedingin itu, dan orang yang paling kaget tentu saja Saki sendiri, karena dia tidak pernah melihat Souji menatap seseorang dengan tatapan sedingin itu sejak kecil.
Karena masih belum ada yang berbicara, aku memutuskan untuk melanjutkan mengatakan apa yang ingin kukatakan tadi, serta aku masih menatap semua orang dengan tatapan yang sangat dingin dan juga aku membuat nada suaraku menjadi sangat dingin.
“Jadi kau menamparku hanya karena aku mengatakan hal itu. Huhh... memang benar bahwa Putri Arena benar-benar sedih karena kehilangan saudarinya” Aku mengatakan hal itu dengan acuh.
“Kalau begitu-“
Saat Iwasami ingin mengatakan sesuatu aku langsung memotongnya dan menyelesaikan kalimatku.
“Tapi, Raja Denis ini, dia tidak sedih sama sekali, dan lagi dia sangat mirip seperti seseorang yang paling aku benci di dunia, karena itu aku menolaknya”
Setelah aku selesai mengatakan hal itu, semua orang yang ada di dalam ruangan terdiam.
Karena belum ada yang menjawab, aku memutuskan untuk melanjutkannya.
Aku mengatakan kalimat selanjutnya sambil tersenyum seperti seorang anak kecil yang polos dan masih dengan mata dan nada suara yang masih sangat dingin.
Dan juga lebih baik segera akhiri ini dan pergi dari tempat ini.
“Kalau begitu bukankah tidak masalah kalau aku pergi, kalian hanya kehilangan satu orang saja kan? dan lagi bukankah ini yang selalu kau
inginkan Ketua-san?” Aku mengatakan hal itu sambil mendekatkan wajahku dengan Saki dan tersenyum.
Pada saat aku mengatakan itu Raja Denis dan carly sedang mendiskusikan sesuatu. Setelah menyelesaikan diskusi, Raja Denis pun menjawab pertanyaan ku.
“Itu tidak masalah sama sekali, jika kau ingin pergi silakan, karena seperti yang kau katakan, bahkan jika satu sampai sepuluh orang memutuskan keluar, itu bukan masalah besar”
“”Ehh!!””
Pada saat Raja Denis mengatakan hal itu, Ryuuji-sensei, Ayano-Sensei, Nagisa, Shinomiya-san, Sanada, Natsuki-san, dan bahkan Saki pun terkejut. Mereka semua tidak percaya bahwa sang Raja itu sendiri menyetujuinya.
Lalu tanpa basa-basi sedikit pun, aku langsung berbalik dan berjalan keluar. Lalu pada saat aku sedang berjalan menuju pintu keluar, tiba-tiba Ryuuji-sensei berteriak dan menghentikan ku.
“tunggu sebentar!!, Shimotsuki-kun apakah kau benar-benar akan pergi!!, apa yang harus kukatakan pada keluargamu jika kamu tidak kembali?! Dan lagi ji-”
“Apakah Ryuuji-sensei lupa, bahwa aku tidak memiliki keluarga? Jadi Jangan khawatir” Aku mengatakan hal itu sambil tersenyum seperti sebelumnya.
Setelah aku mengatakan itu kepada Ryuuji-sensei , Ryuuji-sensei langsung terdiam dan membeku. Mungkin karena dia tidak tau sama sekali tentangku dan hanya tau dari rumor ku yang beredar saja.
Ketika aku ingin berjalan keluar, kali ini, Nagisa dan Shinomiya-san lah yang menghentikan ku dan mereka mengatakan sesuatu hal yang
tak terduga secara bersamaan, dan gadis yang lainnya juga ikut mengatakan hal serupa.
“Kalau begitu aku akan ikut denganmu Shimotsuki-kun!!”
“kalau begitu aku akan ikut
denganmu Sou-can!!”
Setelah mengatakan hal itu dengan
selaras, mereka berdua langsung saling memandang sambil tersenyum.
Walaupun aku bisa melihat beberapa percikan api dari garis tatapan mereka.
“aku akan ikut juga denganmu”
“Sanada juga, Sanada bakal ikut dengan Souji-senpai kemana pun dia pergi!!”
“Mau bagaimana lagi, kalau begitu aku akan pergi denganmu juga Souji-kun, karena tugas seorang Guru adalah menjaga muridnya”
Mereka mengatakan hal itu dengan mudah, walaupun aku sedikit ragu dengan jawaban yang terakhir. Dan lagi tidak peduli seperti apa aku menolaknya, mereka akan tetap mengikuti ku juga pada akhirnya.
Yahh tidak buruk juga punya teman yang bisa di ajak bicara dalam perjalanan.
“Huhh... lakukan sesuka mu”
Lalu entah kenapa mereka semua senang, dan lagi kalau begini aku jadi pengen meledek Ayano-sensei.
Pada saat aku ingin meninggalkan ruangan dengan pemikiran yang lucu, tiba-tiba saki mengatakan sesuatu hal yang membuatku berhenti bergerak.
“Apa kau pikir adikmu tidak akan sedih jika kau terluka?! karena itu-”
“Itu bukan urusanmu”
Saki langsung membeku. Aku membuka pintu dan keluar bersama dengan yang lainnya tanpa sedikit pun menoleh kebelakang, meninggalkan Saki dan Ryuuji-sensei yang bersih keras membuatku tinggal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
°| SapaSaya•
Aku punya Firasat kalo Manusia yang nyuri barang berhaga Dewi Verly itu si Raja..
2021-09-05
7
DelCa Spectre
Badass kali ni MC...!
2021-08-11
2