Disebuah cafe...
Sudah 1 minggu Quirin tidak masuk kerja. atasannya sudah tidak dapat mentolerir lagi. dan akan memecat Quirin saat dia nanti datang ke cafe.
Membuat Alyxia Ivander dilanda kecemasan. ia merindukan sahabat baiknya itu. Xia yang menunggu kabar dari sahabatnya yang menghilang membuatnya panik.
Saat Xia sudah memberikan pesanan ke meja pelanggan tiba-tiba muncul sebuah berita
Reporter : Seorang arsitek proyek telah menemukan seorang wanita yang memiliki ciri tinggi, putih, langsing, memakai dress selutut berwarna peach. Korban ditemukan di tempat proyek yang sedang di bangun dalam keadaan tergeletak di lantai dengan bersimbah darah, di duga akibat melompat dari gedung.
Degg
Degg
Xia yang tau tentang kehidupan sahabatnya selalu memberikan support. Namun ketika Xia melihat ke arah layar, betapa terkejutnya Xia karena ia tahu betul pakaian yang digunakan oleh Quirin sebelum hilang.
"Bukan kah itu baju yang di pakai Quirin satu minggu yang lalu?" batin xia
Tiba-tiba berita itu di gantikan tentang berkumpulnya tiga pria legendaris di rumah sakit "Mengapa beritanya cepat sekali terganti? tapi aku sangat yakin itu Quirin," gumam Xia yang tetap melihat kearah TV
Di sisi lain, Quirin yang baru saja bangun melihat sekitar ruangan sedang kosong, ia mencoba bangkit dan bersandar di brankar.
Xura yang bersandar mencoba mengingat siapa sahabat Quirin, dan terlintas nama Alyxia, Quirin mencoba mengambil ponsel yang berada di atas nakas lalu mencari nama Alyxia
"Drrrt, drrrt, drrrttt" ponsel Xia berdering
Alyxia yang bersiap untuk pulang kerja melihat ponselnya tertera nama Quirin,
"Quirin" batin Xia, dengan cepat Xia mengangkat panggilan itu.
"Apa kau baik-baik saja?, Kamu dimana?, kenapa tidak menghubungiku?, kenapa kau diam? aku sangat khawatir padamu" teriak Xia panik, ia memberikan rentetan pertanyaan
"Bagaimana bisa dia berteriak seperti itu, Dia benar-benar cerewet, telingaku akan pecah jika terus mendengarnya" batin Quirin sambil menjauhkan sedikit ponsel itu dari telinganya
"Hey, tenanglah, bagaimana aku bisa menjawab kalau kau saja mencerca ku dengan banyak pertanyaan tanpa jeda" jawab Quirin acuh
"kenapa jawaban Quirin seperti itu, mendengar jawabannya, aku merasa tidak mengenalnya lagi" batin xia
Xia yang tersentak kaget mendengar jawaban Quirin terdiam sesaat, ia merasa Quirin sedikit berubah.
"Kenapa kau diam?" Tanya Quirin
"Ah, ti..tidak, sekarang tolong jawab pertanyaan ku tadi, aku sangat menghawatirkan mu" ucap Xia dengan suara bergetar
"Aku berada di rumah sakit, aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu, kau bisa datang ke sini" ucap Quirin
"Tut tut tut" sambungan ponsel terputus
Xia sedikit heran bagaimana sambungan itu terputus begitu saja"Hah, tumben dia tidak menanyaiku, apa dia tidak rindu padaku?" gumam Xia heran sambil melihat ponselnya
"Sepertinya aku melupakan sesuatu?" ucap Quirin sambil mencoba berpikir
"Astaga, aku lupa memberitahunya nama rumah sakit, tapi aku sendiri tidak tau ini rumah sakit apa, aku harus bertanya pada siapa" ucap Quirin sambil menepuk jidatnya pelan.
Tidak lama kemudian Quirin melihat ada bayangan seseorang yang tidak bergerak sedikitpun
"Apa ada orang di luar" ucap Quirin berteriak
Pengawal yang mendengar jeritan langsung masuk "apa nona butuh sesuatu?" tanya bodyguard 1
"Kau siapa?" tanya Quirin datar
"Saya yang menjaga nona untuk saat ini" ucap bodyguard 1
"Ha? apa rumah sakit ini memberikan pengawal juga sebagai pelayanan untuk pasien? Ah, mungkin saja" Batin Quirin
Tanpa pikir panjang, Quirin membiarkan pria itu tetap menjaganya
"Oke, aku ingin tau nama rumah sakit ini dan nomor kamar ini, tolong tuliskan" ucap Quirin sambil menyerahkan ponselnya
"Baik nona" ucap bodyguard 1 dengan menuruti permintaan Quirin, ia mengambil ponsel itu dan mengetikkan semuanya.
Setelah selesai, ia mengembalikan ponsel itu dan saat bodyguard 1 hendak pergi tiba-tiba Quirin menghentikannya
Bodyguard itu kembali menoleh kearah Quirin "Tunggu, siapa namamu?" tanya Quirin sambil mendongakkan kepalanya melihat sang bodyguard yang tinggi.
"Lavano Wexly" ucapnya datar
"Pergilah" ucap Quirin sambil melambaikan satu tangannya
"Baik nona" ucap Vano dan berlalu pergi meninggalkan Quirin.
Setelah selesai, Quirin meminta Vano untuk keluar, lalu Quirin mengirimkan pesan yang berisi nama rumah sakit pada Xia
"Drrrt, drrrt, drrrttt" ponsel Xia berdering lagi tanda mendapat sebuah pesan singkat dari Quirin
Pesan itu bertuliskan "Rumah sakit spanius hospital, lantai 5 ruang 1" gumam Xia
Xia membulatkan matanya dnegan sempurna "Ha? bukan kah itu lantai VVIP? astaga bagaimana bisa dia berada di sana" ucap xia berteriak sambil menutup mulutnya dengan satu tangan
Untungnya ruangan itu kosong, kalau tidak suara keras Xia bisa sangat menyiksa indra pendengar bagi yang mendengarnya.
"Sudahlah aku harus cepat menemuinya" gumam Xia sambil bersiap-siap untuk pergi kerumah sakit.
Setelah sampai di ruangan Quirin. Xia melihat empat bodyguard berada di depan pintu ruangan 1. Xia menerobos dan hendak memegang handle pintu
"Maaf nona anda tidak di perbolehkan masuk ruangan ini" ucap Vano datar sambil merentangkan satu tangannya di depan handle pintu hingga Xia tidak jadi memegangnya
"Bagaimana bisa pak?, teman saya berada di dalam sana" ucap Xia masih sopan menunjuk ke dalam ruangan
"Sekali lagi maaf nona, ini perintah tuan muda kami" ucap bodyguard 2 sopan bernama Arnius sambil tersenyum
"Astaga, tapi di dalam ada teman saya" ucap Xia lagi masih menunjuk-nunjuk ruangan itu
"Sekali lagi maaf nona" ucap bodyguard 3, yang bernama Gavin
"Baiklah, aku bisa menunjukkan buktinya" ucap Xia sudah mulai kesal
Ia dengan sigap mengambil ponsel dan memperlihatkan isi pesan Quirin "Lihatlah, ini pesan darinya sendiri" ucap Xia kesal sambil ingin menerobos
"Maaf nona, kami hanya menjalankan perintah, jadi nona tidak di perbolehkan masuk" ucap bodyguard keempat santai, bernama Staren sambil menghalangi Xia
"Sudah berapa kali aku katakan, bahkan aku sudah menunjukkan bukti kalau aku ini temannya" ucap Xia berteriak dengan kesal
Mereka ber 4 tetap menghadang Xia yang mencoba menerobos masuk
"Minggir!! aku mau masuk" ucap Xia sambil meronta-ronta
Teriakan Xia sukses membuat pengunjung rumah sakit melihat kearahnya dan membuat Quirin mendengar teriakan itu pula.
"Lavano" panggil Quirin berteriak
Mendengar namanya di panggil membuat Vano masuk kedalam ruangan Quirin "Tunggu di sini nona aku masuk sebentar, jangan membuat keributan" ucap Vano datar
"Aku tidak mencoba membuat keributan, kau saja yang terus-terusan melarang ku masuk, dasar pria tua berwajah kaku!" ucap Xia kesal
Ketiga temannya mencoba menahan tawa, Vano langsung menatap tajam ke arah mereka bertiga, merekapun terdiam
"Ck" Vano berdecak
Setelah di dalam Vano mendekat tempat tidur Quirin, ia berdiri disamping tempat tidur itu "Ada apa nona?" tanya Vano
Quirin duduk sambil menutup mata dan bersandar di tempat tidur "Diluar ada apa? kenapa ribut sekali?" ucap Quirin datar sambil memijit pelipisnya
Vano melihat kearah Quirin dan menjawab dnegan sopan "Itu nona, ada yang mengaku menjadi teman nona" ucap Vano lagi
" Temanku? siapa? aku tidak punya teman" batin Quirin sambil berfikir
"Tanyakan namanya" ucap Quirin singkat
"Baik nona" ucap Vano
Vano pun berjalan keluar dari ruangan "Siapa nama anda"? Tanya Vano acuh
"Alyxia Ivander" ucap Xia dengan sangat kesal
Saat Vano memegang handle pintu, Xia bertanya dengan raut kesal "Hey wajah kaku, apa hanya itu saja yang ingin kau tanyakan? biarkan aku masuk sekarang!!"
Vano berhenti membuka pintu sambil menjawab "Tunggu"
"Apa maksudmu? aku sudah terlalu sabar menunggu" ucap Xia kesal
"Tunggu hingga nona memberikan izin padaku agar membiarkanmu masuk" jawab Vano lalu iapun masuk kedalam ruangan lagi dengan menutup pintu itu kembali.
Vano mendekati tempat tidur Quirin "Nona, namanya Alyxia Ivander" ucap Vano
Quirin langsung membuka matanya "Haa? cepat sekali dia sampai, apa dia tidak bekerja?" batin Quirin
"Suruh dia masuk" ucap Quirin sambil membenarkan duduknya
"Tapi nona... kami tidak bisa membiarkan dia masuk selain dokter Al dan pengacara Yuki" ucap Vano
Quirin meras ridak senang dengan ucapan Vano "Ini perintah" ucap Quirin sambil menatap tajam kearah Vano
"Glug, tatapan itu sama dengan tuan muda, aku jadi merinding" batin Vano
"Ba.. baik nona" ucap Vano sambil berjalan keluar
Vano membuka pintu dnegan lebar dan mempersilahkan Xia untuk masuk kedalam "Kau bisa masuk" ucap Vano datar
Keringatnya melihat kearah Vano secara bersamaan "Apa kau serius bos van?" tanya mereka ber 3 serempak
Vano.menghela nafas panjang "Aku serius, nona menyuruh dia masuk" ucap Vano datar
"Ck lepaskan, sudah aku bilang, aku ini temannya" ucap Xia kesal sambil merapikan baju
Xia masuk kedalam dan Vano berjaga-jaga di dalam ruangan karena takut terjadi apa-apa
Xia yang melihat Quirin yang bersandar di brankar langsung berteriak "Quirin aku sangat rindu padamu"
Quirin mendengar teriakan itu langsung menoleh "Bisakah kau mengecilkan suaramu itu, itu sangat membuat telingaku sakit" ucap Quirin datar
Xia yang mendengar ucapan Quirin langsung tersentak, ia terus menatap ekspresi sahabatnya itu
"Sabar, orang sakit" batin Xia sambil mencoba menenangkan diri
"Tapi kenapa aku merasa bahwa dia seperti bukan Quirin yang aku kenal?" batin Xia
"Kenapa kau malah diam?" tanya Quirin datar
Xia yang terus menatapnya seketika tersadar saat mendengar suara Quirin, ia pun mencoba memulai pembicaraan kembali
"A..Aku sangat merindukan mu, bagaimana bisa kau di rumah sakit?" Tanya Xia gugup
"Aku melompat dari gedung" jawab Quirin datar
Ekspresi yang di tunjukkan Xia dan Vano hampir sama dengan dokter Al "APA KAU GILA?" teriak Xia spontan
Quirin melirik Xia, hingg membuat Xia yang dilirik langsung bungkam seketika
"Ooops, maaf" ucap Xia menutup mulut dengan satu tangannya
"Ya, aku gila, aku sangat lelah menjalani hidup di dunia ini" Quirin mengalihkan pandangan ke arah jendela dengan suara pelan tetapi masih di dengar oleh Xia dan Vano
Xia dan Vano yang mendengar perkataan Quirin merasa sangat iba, Xia langsung menghamburkan sebuah pelukan dan memeluk Quirin dengan erat "Maafkan aku karena tidak bisa melindungimu dari keluarga keji itu" ucap Xia menangis
Vano melihat mereka berpelukan hanya bisa membatin "Kehidupan apa yang sudah anda jalani nona?, sehingga dapat membuat nona menyerah dengan kehidupan ini, aku harus memberikan informasi ini pada tuan muda"
"Ini semua bukan kesalahanmu, ini semua karena keluarga itu, aku sungguh merasa sangat lelah menghadapi mereka" ucap Quirin dengan raut wajah yang sedih dan ia pun mulai menangis sambil membalas pelukan Xia
Xura yang dulunya tidak pernah menangis semenjak di tinggal mati sang ayah, kini kembali menangis saat mengingat betapa kejamnya keluarga dan yang dulunya di anggap sahabat oleh Quirin
"Maafkan aku, maafkan aku" Xia menangis sejadi-jadinya
"Tidak, tidak, ini bukan salahmu" ucap Quirin yang menghapus air matanya
Suasana di dalam ruangan menjadi haru, tetapi tidak menggoyahkan hati Vano yang tetap berwajah datar
"Sudah jangan menyalahkan dirimu" ucap Quirin melepas pelukannya
"Mulai sekarang aku akan membalaskan dendam ku sendiri" ucap Quirin tegas sambil tersenyum mengerikan
Xia yang melihat senyuman itu membuatnya merinding"mengerikan" batin xia
Vano yang melihat ekspresi itu membuatnya sangat terkejut "sama seperti tuan muda, sangat mengerikan, sepertinya nona lebih mengerikan dari tuan muda, aku harus berhati-hati" batinnya
Bersambung...
Para pembaca jangan lupa tinggalkan jejak 👇
✓ Favorite
✓ Like
✓ Vote
✓ Gift
✓ Comment
✓ Rate
Author sangat berterimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 380 Episodes
Comments
ARA
Cemungut Xura.. Bantai para penindasan dan penghianat
💪💪💪💪💪
2023-02-23
0
fifid dwi ariani
ttusberusaha
2023-02-06
0
@❦⃝ᶠˢcB💕R4hm4🌱PUCUK BLU12 🐛
Aku mampir lagi nhe
2022-10-12
3