Hari kedua.
Beby sudah mulai bisa menyesuaikan dirinya, ia tidak menggunakan sepatu melainkan sandal jepit supaya tidak menimbulkan masalah. Saat ini, ia membutuhkan biaya banyak untuk makan sehari hari dan pengobatan ibunya yang sering sakit sakitan dan menderita penyakit alzheimer.
Setiap hari, Beby harus menitipkan sang ibu kepada bibinya untuk di jaga supaya tidak bepergian jauh. Itupun tidak gratis, Beby tetap harus membayar bibinya setiap bulan.
"Beb!" panggil Alicia.
"Ada apa Bu?" tanya Beby, lalu meletakkan sapu di bawah lantai.
"Kenarilah, ada pekerjaan buatmu!" perintah Alicia.
"Baik Bu!" sahut Beby lalu melangkahkan kakinya mendekati Alicia.
"Ini!" Alicia memberikan kotak kecil berwarna merah kepada Beby dan selembar kertas.
Beby mengambil kotak itu dari tangan Alicia dan sebuah kertas berisi alamat rumah.
"Ini apa Bu?" tanya Beby menatap wajah Alicia.
"Pak Rava minta kau antarkan kotak berlian ini ke alamat yang ada di kertas itu, dan ingat. Jangan sampai hilang apalagi kau salah alamat. Kau paham?" Pesan Alicia.
"Baik Bu!" sahut Alicia.
"Ini, buat ongkos naik taksi." Alicia menyodorkan uang dua ratus ribu kepada gadis itu. "Cepat kau pergi, sebelum terlambat."
"Baik!" sahutnya lagi, lalu bergegas meninggalkan Alicia.
Sepeninggal gadis itu, Alicia menelpon orang suruhannya untuk merebut kotak berlian itu dan membuat drama pembegalan.
Sementara Beby yang sudah berada di dalam taksi, menunjukkan alamat kepada sopir untuk di antarkan ke alamat tersebut.
Setelah tiga puluh menit berlalu, Beby telah sampai di tempat tujuan. Ia keluar dari dalam taksi setelah membayarnya. Ia berdiri menatap ke ujung jalan, sama sekali tidak ada rumah. Melainkan tempat pemakaman umum.
"Mana rumahnya?" ucap Beby pelan memperhatikan sekitar. "Kok pemakaman umum?"
"Srettt!!
Tiba tiba seseorang merebut kotak berlian di tangan Beby dengan secepat kilat, pria tersebut berlari.
"Wooiii!!"
Beby berlari sekuat tenaga mengejar pria tersebut. Dalam jarak tiga langkah lagi, pria tersebut mengacungkan senjata tajam ke arah Beby untuk menakut nakuti.
"Jangan mendekat, atau kau mati!" ancam pria itu.
"Kalau aku biarkan, urusannya bisa ribet. Aku harus mengganti rugi, terpaksa aku harus merebut kembali kotak itu." Ucap Beby dalam hati.
Pria tersebut tertawa melihat Beby mengepalkan tinju lalu maju hendak menerjang, pria itu tidak menduga kalau Beby bisa memiliki kemampuan bela diri.
"Hiyaa!"
Pria itu berpikir kalau Beby akan meninjunya, perkiraan dia salah.
"Bukkk!!
Kaki kanan gadis itu menghantam wajahnya, seketika darah segar dari mulutnya keluar, tubuhnya ambruk ke samping dan tersungkur di tanah.
"Matilah kau!" umpat Beby, badannya membungkuk lalu merebut kotak berlian di tangan pria itu.
Beby kembali tegap berdiri, balik badan dan melangkahkan kakinya. Namun pria tersebut menarik kaki kanan Beby, hingga terjerambab jatuh ke tanah.
"Bukkk!!"
"Aww, sialan!" rutuk Beby, badannya berbalik lalu menendangkan kaki kirinya ke wajah pria itu hingga terjungkal ke tanah. Dengan sigap Beby bangun dan berdiri, lalu berlari meninggalkan pria tersebut.
"Untunglah aku selamat," ucap Beby pelan. Berdiri di tepi jalan raya, lalu menghentikan taksi yang kebetulan lewat di depannya.
Di dalam taksi, Beby berpikir keras. Bagaimana mungkin Alicia memintanya mengantarkan kotak berlian kepada orang yang sudah mati?
"Apa orang mati masih butuh berlian?" gumam Beby. "Tidak, ada yang salah dengan permintaan Pak Rava."
****
Sementara itu, di ruangan Rava. Alicia dan Rava tengah menanti kedatangan Beby sambil menangis karena berliannya telah di curi.
"Hahahaha, aku tidak sabar melihat wajah polosnya. Uuhhh!" seru Alicia.
"Kau memang pintar, Al." Puji Rava. Tiba tiba suara ketukan pelan di pintu.
"Masuk!" sahut Alicia.
Mereka berdua menatap pintu yang terbuka lebar. Nampak Beby berjalan dengan kepala tertunduk, pakaiannya kotor penuh noda tanah. Alicia dan Rava sudah menduga kalau berlian itu berhasil di curi orang suruhannya.
"Apa yang terjadi?" tanya Rava.
"Bapak salah memberikan alamat, itu bukan alamat rumah, tapi pemakaman umum." Jawab Beby kepalanya tertunduk.
"Salah?" sela Alicia pura pura terkejut.
Beby menganggukkan kepalanya. "Seseorang berusaha merebut kotak berlian milik Bapak." Terang Beby.
"Lalu?" tanya Rava.
Beby berjalan mendekati meja, ia ambil kertas lalu meremasnya di hadapan Rava.
"Aku bikin dia seperti perkedel pak!" Jelas Beby matanya menatap tajam Rava, lalu kertas itu di lemparkan ke lantai. Matanya tertuju ke arah balpoin yang tergeletak di atas meja. Lalu ia tusuk tusukkan balpoin itu ke tumpukan dokumen di atas meja.
"Aku pukul dia, aku hajar dia!" Ungkap Beby matanya melotot seraya menusuk nusukkan balpoin.
Rava dan Alicia terdiam memperhatikan Beby. "Lalu berliannya?" tanya Rava.
"Ini!" Beby meletakkan kotak berlian di atas meja. "Berliannya berhasil kurebut kembali."
Rava dan Alicia saling pandang sesaat. "Terima kasih, kau telah menyelamatkan berlianku." Kata Rava.
Beby menganggukkan kepalanya, lalu undur diri dari hadapan mereka untuk mengganti pakaiannya.
"Gagal? tidak mungkin." Ucap Alicia pelan.
"Buktinya? gadis itu tidak bisa di remehkan." Jawab Rava. "Rencana kedua, jalankan."
Alicia menganggukkan kepalanya. "Siap Bos!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
💖 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓲𝓵 𝓐𝓫𝓼𝓱𝓸𝓻
gaaaggaaaal,,,,🤪🤪🤪🤪🤪
2021-10-21
0
Susi Talaksoru
keren beb
2021-10-01
0
Rugun Silitonga
😂😂👏👏👍👍.. Beby... keren
2021-09-29
0