Halves Knife : In The Fantasy World

Halves Knife : In The Fantasy World

Chapter 1: Apa Yang Sebenarnya Terjadi

Gelap. Rumah itu dipenuhi dengan aura kegelapan yang amat mencekam. Meski di senja menuju malam bulan bersinar terang, namun aura kegelapan dari rumah itu tak kalah kuat dengan terangnya sang bulan.

Rumah itu sangatlah besar, bertingkat tiga dan memiliki halaman yang luas. Bahkan dari gerbang masuk hingga pintu masuk utamanya, terhampar karpet merah yang siap menyambut para tamu ketika berkunjung ke sana.

Rumah tersebut dikelilingi pagar berduri. Di setiap sisi pagar rumah itu, terdapat lampu jalan berdesain antik dengan cahaya yang redup. Tak hanya itu. Di sisi kiri halaman rumah juga terdapat air mancur yang kini tak lagi menyala. Di sisi kanan halamannya pula, terdapat sebuah taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga cantik nan indah. Sedangkan, karpet merah tadi adalah sebagai pembatas antara sisi kanan dan sisi kiri halaman rumah. Sungguh rumah yang luas dan mewah.

Namun, aura kegelapan dari rumah itu tak kunjung hilang. Angin terus berhembus kencang, menerpa kepala seorang pemuda yang ada di dalamnya. Dia yang tepatnya berada di lantai dua, di sebuah ruangan luas dengan jendela terbuka. Ruangan itu adalah kamarnya.

Pemuda itu terus berdiri sembari menatap resah keluar jendela. Rasa tegang, resah, dan tidak nyaman terus menyelimuti benak pemuda itu. Suasana hatinya sangat berantakan. Firasatnya seolah mengatakan seperti ada hal buruk yang akan terjadi. Dia terus mencoba tak khawatir dan berusaha untuk menenangkan dirinya. Namun, ia tak mampu melakukannya.

Pemuda itu tak sendirian. Seorang wanita paruh baya tampak sedang mencoba menyalakan listrik cadangan di lantai satu. Wanita itu adalah ibunya. Saat itu, keadaan rumah sedang mati lampu. Tak seperti biasanya. Dari sekian banyak bangunan, tak ada sedikitpun tanda yang menunjukkan bahwa listrik sedang konslet dalam kompleks tersebut. Hanya menyisakan satu bangunan luas dan mewah, yaitu rumahnya. Aneh. Orang kaya mana yang terlambat membayar tagihan listrik, membiarkan aliran listrik rumahnya terpaksa diputus. Pemuda itu pun mulai heran dan bertanya-tanya dalam hatinya.

"Sepertinya ada seseorang yang telah sengaja menyabotase listrik rumah kita." gumam pemuda itu dengan wajah resah.

"Tapi mengapa, ya? Ah! Sudahlah. Paling hanya perasaanku saja!"

Pemuda itu akhirnya kembali duduk di atas ranjangnya. Dia menghela napas panjang, lantas merebahkan badannya di atas kasur. Sesekali, tubuhnya bergidik entah mengapa. Bulu kuduknya berdiri.

"Situasi macam apa ini? Apa aku sedang takut? Cih, Memalukan sekali! Aku ini bukan anak kecil lagi, lho!" gumamnya sambil mengacak rambut hitam panjang miliknya.

Duaarrrr!!!

Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras entah dari mana asalnya. Pemuda itu pun sontak terbangun. Dia tertegun dengan tatapan kosong.

"A-apa itu?" lirihnya sambil kembali berjalan menuju jendela kamarnya. Seketika rasa panik langsung menyelimuti hatinya. Dia mengamati keadaan sekitar di luar jendela. Tampak mencurigakan.

Duaarrrr!!!

Suara mengejutkan itu datang kembali. Ternyata suara itu adalah suara petasan kembang api yang terlihat bergemilang di atas langit. Pemuda itu kembali menghela napas lega.

"Fyuuuh… Syukurlah. Memangnya sedang ada festival apa, sih?" tanyanya dalam hati. Tanpa menunggu lama, pemuda tersebut segera mengamati kembali kondisi terkini di luar jendela. Namun, ia tak menemukan satu pun keramaian di sana.

"Oh, ya, mengapa ibu tak kunjung kembali juga, ya? Kira-kira ini sudah lebih dari dua puluh menit. Atau jangan-jangan sesuatu telah terjadi pada ibu?" kata pemuda itu penuh rasa khawatir.

Pemuda itu pun mulai membuka pintu kamarnya perlahan. Ia mulai memanggil ibunya. "Ibu…Ibu… Ibu dimana? Apa ibu baik-baik saja?"

Namun, tak ada sedikitpun jawaban dari ibunya. Pemuda itu pun segera meninggalkan kamarnya, menyusuri lorong menuju tangga, menapaki satu per satu anak tangga, menuju lantai satu. Gelap. Di lorong itu tak ada sedikitpun cahaya. Tubuh pemuda itu mulai bergemetaran.

"Ibu! Apa yang terjadi? Di mana ibu berada?" untuk kedua kalinya pemuda itu berteriak memanggil ibunya.

Tetap saja tidak ada sedikitpun suara yang membalas. Ketika ia sampai di tangga, ia samar-samar mendengar jeritan yang ambigu. Suaranya begitu kecil sehingga terlalu sulit untuk mencari sumber suara tersebut.

"Kyaaaaaaa!!!"

Suara jeritan itu kembali terdengar. Namun, suara ini begitu jelas. Sangat berbeda dari yang sebelumnya. Pemuda itu begitu yakin bahwa suara jeritan itu adalah milik ibunya. Tatapan matanya kembali kosong. Pikirannya bercampur aduk tidak beraturan.

Pemuda itu pun segera melangkahkan kakinya, bergegas menuju arah sumber suara dengan penuh rasa takut yang terus membalut jiwanya. Ia menduga suara itu berasal dari ruang kerja ayahnya. Lantai satu.

...****************...

"Oi! Mengapa kau membiarkannya membuka pintu lalu berteriak? Dasar, Sialan!" keluh seorang pria berjubah hitam dengan topi pesulap yang juga hitam mengkilap. Rambutnya keriting dan panjang. Sebatang rokok tampak terjepit di antara kedua bibirnya. Tampangnya sangatlah mengerikan. Ia tampak seperti seorang pembunuh bayaran handal dan berdarah dingin.

"M-maaf, saya tidak sengaja, Bos. S-saya kira dia sudah tak bisa bergerak. Lihat saja, dia sudah terikat seperti itu." Balas seorang pria yang memiliki tubuh kekar tak berambut itu. Ia juga memiliki banyak luka di wajahnya. Pria bertubuh besar ini berada di ruangan yang sama dengan pria berjubah hitam tadi. Rupanya pria bertubuh besar itu adalah anak buah darinya. Ia pun menutup kembali pintu ruangan tersebut.

Duaakk!!!

Seorang wanita paruh baya berteriak, terpental keluar ruangan. Tendangan keras seorang pria berjubah hitam berhasil membuatnya terpojok di sudut tembok. Seluruh tubuh wanita itu terikat dengan rantai besi, membuatnya tak bisa bergerak sekali pun. Wanita itu tampak babak belur. Di sekujur tubuhnya terlihat banyak sekali bekas lebam dan luka-luka. Sepertinya mereka telah mengintimidasi wanita itu habis-habisan.

"Aaaarghh!" wanita itu menjerit kesakitan.

"Berteriaklah sepuas hatimu, Wanita Jalang! Tak akan ada yang bisa mendengarmu! Kau tahu kan, ruangan ini dilengkapi dengan peredam suara?" ucap pria berjubah hitam sambil mengangkat dagu wanita tersebut. Senyum kejam terukir di atas bibirnya.

"Oh, ya, Kenzo! Cepat habisi nyawa pria ini sekarang! Mungkin peluru beracunku telah membuatnya pingsan dan lumpuh. Namun, mungkin saja dia masih hidup!" ucap si jubah hitam memerintah.

"Baik, Bos" jawab pria bertubuh kekar itu, menganggukkan kepalanya. Pria bertubuh kekar itu segera mengambil sebilah pisau bermata tajam dari atas meja. Sepertinya pisau itu memang dibuat khusus untuk membunuh.

Tampak seorang pria tergeletak tak berdaya di hadapan pria bertubuh kekar itu. Darah berlumuran di seluruh tubuhnya. Padahal pria itu masih mengenakan jas dan dasi layaknya pekerja kantoran biasa. Sebilah pisau kini telah siap menusuk, menembus tubuh pria tak berdaya tadi. Tanpa basa-basi, pria bertubuh kekar itu pun segera mengangkat pisaunya dan mengarahkan ke pria tadi. Sekarang, pisau tajam sudah berada tepat di atas kepala pria itu.

Kreekkk!!!

Terdengar suara gagang pintu yang ditarik.

Terpopuler

Comments

Oriest

Oriest

hai

2024-04-26

0

Oriest

Oriest

271 M kali ya?

2024-04-26

0

Oriest

Oriest

2 hektar

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Apa Yang Sebenarnya Terjadi
2 Chapter 2 : Dunia Bagaikan Neraka
3 Chapter 3 : Wanita Mafia Yang Sensitif
4 Chapter 4 : Secuil Rahasia
5 Chapter 5 : Terlahir Kembali
6 Chapter 6 : Kembali Muncul Dengan Sosok Yang Berbeda
7 Chapter 7 : Menuju Dunia Baru
8 Chapter 8 : Membela
9 Chapter 9 : Mengapa Hanya Aku Yang Berbeda
10 Chapter 10 : Penyebab Sikap Anehnya
11 Chapter 11 : Seorang Teman
12 Chapter 12 : Bangsawan Keparat
13 Chapter 13 : Masalah Baru
14 Chapter 14 : Menjebaknya
15 Chapter 15 : Pengkhianat Baik
16 Chapter 16 : Masalah Yang Menimbulkan Masalah
17 Chapter 17 : Pulang Mesra
18 Chapter 18 : Ingatan Yang Membangun Kekuatan
19 Chapter 19 : Sejarah Guild
20 Chapter 20 : Sejarah Guild-2
21 Chapter 21 : Dendam Tak Tersadari
22 Chapter 22 : Dendam Yang Melahirkan Dendam
23 Chapter 23 : Bangsawan Naif
24 Chapter 24 : Alasan Sang Dendam
25 Chapter 25 : Amarah Umat Para Monster
26 Chapter 26 : Persiapan Berat
27 Chapter 27 : Mode Fight Realization
28 Chapter 28 : Dorongan untuk Keberhasilan
29 Chapter 29 : Guild dan Master
30 Chapter 30 : Si Pengintai Cebol
31 Chapter 31 : Gagal Kepung
32 Chapter 32 : Perang Besar Dimulai!
33 Chapter 33 : Sen-Moughen 1
34 Chapter 34 : Sen-Moughen 1_2
35 Chapter 35 : Latihan Keras
36 Chapter 36 : First Kiss Duel
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50 : Janji Kecil
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56 : Mistakes
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65 : Hancur
66 Chapter 66
67 Chapter 67 : Pelampiasan dan Awal yang Baru
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74 : Gadis Cahaya Pelindung Guild
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78: Rahasia Di Balik Semua Keanehan ini
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Episode 85
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Chapter 1: Apa Yang Sebenarnya Terjadi
2
Chapter 2 : Dunia Bagaikan Neraka
3
Chapter 3 : Wanita Mafia Yang Sensitif
4
Chapter 4 : Secuil Rahasia
5
Chapter 5 : Terlahir Kembali
6
Chapter 6 : Kembali Muncul Dengan Sosok Yang Berbeda
7
Chapter 7 : Menuju Dunia Baru
8
Chapter 8 : Membela
9
Chapter 9 : Mengapa Hanya Aku Yang Berbeda
10
Chapter 10 : Penyebab Sikap Anehnya
11
Chapter 11 : Seorang Teman
12
Chapter 12 : Bangsawan Keparat
13
Chapter 13 : Masalah Baru
14
Chapter 14 : Menjebaknya
15
Chapter 15 : Pengkhianat Baik
16
Chapter 16 : Masalah Yang Menimbulkan Masalah
17
Chapter 17 : Pulang Mesra
18
Chapter 18 : Ingatan Yang Membangun Kekuatan
19
Chapter 19 : Sejarah Guild
20
Chapter 20 : Sejarah Guild-2
21
Chapter 21 : Dendam Tak Tersadari
22
Chapter 22 : Dendam Yang Melahirkan Dendam
23
Chapter 23 : Bangsawan Naif
24
Chapter 24 : Alasan Sang Dendam
25
Chapter 25 : Amarah Umat Para Monster
26
Chapter 26 : Persiapan Berat
27
Chapter 27 : Mode Fight Realization
28
Chapter 28 : Dorongan untuk Keberhasilan
29
Chapter 29 : Guild dan Master
30
Chapter 30 : Si Pengintai Cebol
31
Chapter 31 : Gagal Kepung
32
Chapter 32 : Perang Besar Dimulai!
33
Chapter 33 : Sen-Moughen 1
34
Chapter 34 : Sen-Moughen 1_2
35
Chapter 35 : Latihan Keras
36
Chapter 36 : First Kiss Duel
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50 : Janji Kecil
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56 : Mistakes
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65 : Hancur
66
Chapter 66
67
Chapter 67 : Pelampiasan dan Awal yang Baru
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74 : Gadis Cahaya Pelindung Guild
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78: Rahasia Di Balik Semua Keanehan ini
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Episode 85

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!