Chapter 3 - Istana Raja

Wah! Benar-benar istana yang besar, eh? ada banyak sekali pelayan yang menyambut!

"Selamat datang yang mulia!" Ucap para pelayan

"Yang mulia. Tunggu sebentar. Apakah anda benar-benar yakin akan membawa anak itu masuk? Mohon Pikirkanlah baik-baik yang mulia. Yang mulia putri saja belum pernah menginjakkan kakinya ke istana raja!"

Pinta Robin

"Robin. Bukankah kau sudah aku peringatkan? Jangan sampai kau membuat aku mengulang kata-kata ku."

Ucap Felix dingin

*Robin tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia dan para ksatria istana yang lain akhirnya terus mengikuti langkah Felix ***masuk ke istana raja.

Felix berjalan masuk ke istana sambil terus menggendong Drizella. Walaupun para pelayan dan ksatria menatapnya dengan tatapan penuh keheranan, ia terus membawa Drizella masuk ke istana tanpa menghiraukan pandangan-pandangan yang terus tertuju padanya***.*

Wah! Ya ampun jarak gerbang utama dan gerbang masuk istana ini kan sangat jauh?! Ke... kenapa ia harus repot-repot jalan dari gerbang utama menuju gerbang masuk tanpa menunggangi kuda ya?

"emmm... ya... yang mulia..." Panggil Drizella pelan

"Hmmm. Iya? Ada apa gadis manis?" Tanya Felix lembut

"Yang Mulia... Bo... bolehkah saya bertanya? Ke... kenapa an... anda turun dari kuda saat berada di depan gerbang istana? Anda bisa menurunkan saya juga dari gendongan anda..." Pinta Drizella

"Kenapa? Apa nona manis merasa tidak nyaman?" Tanya Felix lagi sambil tersenyum

"Bu... bukan begitu... sa... saya hanya takut anda merasa kelelahan menggendong saya." Jawab Drizella dengan nada panik.

"Ahahaha... Ya ampun nona manis, benar-benar lucu ya? Saya tidak menyangka anda sangat perhatian pada saya. Terima kasih atas perhatiannya nona manis, tapi saya tidak apa-apa. Saya tidak merasa keberatan dan kelelahan menggendong anda, jadi anda tidak perlu khawatir sama sekali." Balas Felix sambil tertawa kecil.

*Saat Felix tertawa, para pelayan dan ksatria nya sangatlah terkejut. Mereka sama-sama saling bertatapan keheranan. Mereka terkejut karena mereka tidak pernah melihat Felix tertawa sampai selepas itu di depan mereka. Semenjak kepergian mendiang istrinya yaitu Ratu Rosetta.*

"Oh Iya! Nona manis. Apa tadi anda bertanya kenapa saya langsung turun dari kuda saat berada di depan gerbang utama?" Tanya Felix lagi dengan ramah.

"I... iya." Jawab Drizella pelan. Sambil menundukkan kepalanya karena takut.

"Pfffft... Anda tidak perlu takut pada saya. Alasan saya langsung turun dari kuda saat di depan gerbang istana adalah karena tadi saya melihat anda seperti ketakutan saat menunggangi kuda. Wajah anda sangat pucat. Itulah sebabnya saya langsung memberhentikan kudanya di depan gerbang utama istana." Jawab Felix sembari tertawa kecil.

*Setelah beberapa menit berjalan dari gerbang utama istana. Sampailah mereka pada gerbang istana. Saat gerbang istana itu dibuka, tampaklah taman istana yang begitu luas. Terdapat air mancur juga yang dihiasi dengan patung-patung yang indah.

Semua bunga yang ada di istana itu beragam jenis dan warnanya. Keberagaman warna bunga-bunga di taman istana itu benar-benar memanjakan mata bagi siapapun yang melihatnya. Semua tumbuhan di taman istana itu tumbuh dengan sangat subur.

Pintu masuk istana pun dibuka. Ruangan istana itu sangatlah besar. Lantai ruangan itu semuanya dilapisi dengan karpet merah yang digelar untuk menyambut kedatangan yang mulia raja.

Para ksatria selain dua pengawal raja tidak ikut masuk ke ke dalam ruangan istana. Mereka semua kembali ke tempat masing-masing untuk berjaga-jaga dari orang-orang yang hendak masuk ke istana.

Dua orang ksatria sekaligus pengawal yang mulia raja adalah Robin dan George. Mereka berdua adalah ksatria kerajaan yang paling dekat dengan yang mulia raja.

Saat Felix, Drizella, Robin, dan George masuk ke dalam istana raja, semua pelayan langsung berjejer menyambut kedatangan Felix.*

"(Ya ampun, Felix itu benar-benar membingungkan. Ia membawa masuk anak asing ke istana raja, sedangkan putri kandungnya berada di istana putri yang kumuh. Ah! Aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada dipikirannya itu)" Ucap Robin dalam hati

"Yang Mulia Raja Felix Ernest Harrison telah tiba. Hormat kepada Yang Mulia Raja Kerajaan Louvain yang Agung. Selamat datang kembali yang Mulia Raja." Hormat semua pelayan.

Wah! Bagian dalam istana ini sangat besar! Kira-kira ada berapa banyak ruangan yang ada di sini ya?!

Ya ampun... Pelayan di istana raja ini juga sangat banyak! Dari mulai gerbang utama, gerbang istana sampai ruangannya juga!!! Sebenarnya ada berapa banyak pelayan istana yang dipekerjakan di sini ya?!

****Saat Felix dan yang lainnya melewati para pelayan, tiba-tiba pandangan mereka semua tertuju pada anak yang berada di gendongan Felix.

Tatapan yang mereka tujukan pada Drizella bukan tatapan yang sama seperti yang mereka tujukan pada Felix dan dua pengawalnya, melainkan seperti tatapan keheranan, hina, dan penuh kebencian kepada seseorang yang tidak diketahui asal usulnya sama sekali, tapi bisa leluasa masuk ke istana raja, sedangkan putri kandung yang mulia raja saja belum pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke istana raja.

Semua tatapan mengintimidasi yang tertuju pada Drizella sama sekali tidak membuat Drizella nyaman. Drizella yang menyadari tatapan itu langsung meminta Felix untuk menurunkannya***.*

Ya ampun... Perasaan apa ini? Perasaan yang tidak nyaman yang pernah aku rasakan sebelumnya. Ya. Tatapan penuh kebencian dan hina yang pernah aku dapatkan di kehidupan ku yang sebelumnya. Benar-benar tidak membuat ku nyaman. Semakin aku menahannya benar-benar membuat dada ku sesak dan kepalaku menjadi pusing.

"Ya... yang mulia. Maafkan saya, tapi bisakah anda menurunkan saya sekarang? Saya bisa berjalan sendiri." Ucap Drizella dengan nada datar.

"Ada masalah apa nona manis? Apa anda tidak merasa nyaman saat saya gendong? Bukankah kaki anda masih terluka? Biar saya gendong anda sampai ke kamar saya." Ucap Felix ramah

"Ti... tidak bukan begitu Yang Mulia. Saya merasa kaki saya sudah tidak terasa sakit lagi. Jadi saya bisa berjalan sendiri. Hehe." Ucap Drizella sambil tersenyum manis kepada Felix

"Hmmm... Baiklah jika anda memaksa." Ucap Felix sambil menurunkan Drizella pelan-pelan.

****Setelah menurunkan Drizella dari gendongannya, Felix langsung menggandeng tangan Drizella. Perlakuan Felix kepada Drizella membuat tatapan para pelayan semakin sinis pada Drizella dan membuatnya semakin tidak nyaman.

Drizella yang melihat itu tersentak dan tidak sengaja melakukan gerakan reflek dengan cara menepis tangan Felix***.*

*Plak

"Ah! Ma... Maafkan saya yang mulia. Saya tidak bermaksud..." Ucap Drizella panik.

*Felix yang memandang Drizella dengan bingung.*

"Tidak apa-apa. Saya tahu anda tidak sengaja. Maaf jika saya membuat anda terkejut dan tidak nyaman." Ucap Felix lembut

****Felix terus berbicara kepada Drizella dengan nada yang lembut. Hal itu membuat para pelayan makin geram dan makin tidak menyukai keberadaan Drizella.

Tiba-tiba beberapa pelayan yang baru saja dilewati oleh Felix, Drizella, Robin, dan George berbisik dibelakang mereka***.*

"*Psst... psst... Lihat anak yang dibawa yang mulia raja itu. Pakaiannya sangat lusuh dan kotor, bahkan ia tidak beralaskan kaki. Berani-beraninya ia yang tidak ada hubungan darah dengan raja bisa seenaknya masuk ke istana raja."

"Iya itu benar, rambutnya saja tidak ter urus, sangat kusut*." Balas pelayan yang lainnya

"Apa jangan-jangan anak itu adalah anak hasil hubungan gelap yang mulia raja dengan wanita lain?!!!"

"Hush... hahaha jangan keras-keras, nanti anak itu dengar." Balas pelayan yang lain sambil tertawa.

****Felix, Drizella, Robin, dan George yang mendengar pelayan yang sedang berbisik itu itu berbalik.

Felix menatap tajam kepada pelayan yang berbisik dibelakangnya.*

^^^*Bersambung***.....^^^

Terpopuler

Comments

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

ngomongin orang laen, padahal mereka sering digenjot gratis ama ksatria yang sagne.

2024-08-14

0

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

iya, seharusnya mampir dulu ke penginapan terus dimandiin

2024-08-14

0

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

tanda" kena buly ama pelayan... drijela asli yang bar" pasti membalas. sedangkan MC pasrah kena buly

2024-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Apakah Ini adalah Hukuman Untukku?
3 Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella
4 Chapter 3 - Istana Raja
5 Chapter 4 - Pengikut Setia
6 Chapter 5 - Perlakuan Istimewa
7 Chapter 6 - Keinginan Kuat
8 Episode 7 - Kebaikan Hati
9 Episode 8 - Penyelamat Mungil
10 Episode 9 - Perasaan Tidak Nyaman
11 Episode 10 - Kecurigaan
12 Episode 11 - Penyusup Istana
13 Episode 12 - Hal Penting
14 Episode 13 - Dugaan Sementara
15 Episode 14 - Rasa Takut
16 Episode 15 - Petunjuk Mimpi Sang Penyihir Putih
17 Episode 16 - Isi Surat
18 Episode 17 - Perasaan Aneh
19 Episode 18 - Sekilas Memori
20 Episode 19 - Kesamaan Guru dan Murid
21 Episode 20 - Penyihir Kegelapan dan Segel Terlarang
22 Episode 21 - Rahasia Yang Disembunyikan Dari Felix
23 Episode 22 - Rasa Curiga, Rasa Iba atau Rasa Setia. Mana Yang Lebih Penting?
24 Episode 23 - Makan Besar di Istana yang Benar-benar Besar
25 Episode 24 - Rencana Licik Bangsawan Tingkat Rendah
26 Episode 25 - Tibanya Mata-mata Kerajaan Louvain
27 Episode 26 - Raja yang Tidak Memiliki Selir
28 Episode 27 - Persiapan Matang
29 Episode 28 - Tidak Seperti Biasanya
30 Episode 29 - Berita Menggemparkan
31 Episode 30 - Datangnya Para Pengacau
32 Episode 31 - Tamu yang tak diundang
33 Episode 32 - Sihir Pengalih Perhatian
34 Episode 33 Hukuman untuk Para Pengacau
35 Episode 34 - Makan Malam Istimewa
36 Episode 35 - Hukuman cambuk
37 Episode 36 - Jalan-jalan Keluar Istana untuk Pertama kali.
38 Episode 37 - Pertemuan yang Tidak Terduga
39 Episode 38 - Perubahan Karakter Novel (Robin)
40 Episode 39 - Rencana Awal dan Mata Merah Misterius
41 Episode 40 - Momen yang Tidak akan Pernah Terlupakan
42 Episode 41 : Pulang dari Piknik
43 Episode 42 : Perubahan Karakter Novel (Felix)
44 Episode 43 : Tokoh Baru yang Menyebalkan
45 Episode 44 : Kemunculan Sihir Hitam yang Tak Terduga.
46 Episode 45 : Sebuah Pemicu.
47 Episode 46 : Kekejaman Felix yang Kembali Kambuh.
48 Episode 47 - Hampir Saja Lupa.
49 Episode 48 - Sebuah Perintah yang Berbeda.
50 Episode 49 - Menjadi Antagonis Sungguhan
51 Episode 50 - Pengasuh Baru
52 Episode 51 - Sebuah Pernyataan yang Mengejutkan
53 Episode 52 - Tokoh Antagonis yang Dibiarkan Hidup
54 Episode 53 - Tokoh Sampingan yang Muncul Lebih Awal
55 Episode 54 - Orang yang disegani Oleh Robin selain Felix
56 Episode 55 - Munculnya Ide Untuk Rencana Baru
57 Episode 56 - Menunda Rencana Awal
58 Episode 57 - Sebuah Insiden yang Tidak Terduga
59 Episode 58 - Nyawa yang dipertaruhkan
60 Episode 59 : Sebuah Balasan yang Setimpal
61 Episode 60 : Luka yang Menghilang
62 Episode 61 - Hancurnya Hiasan Ulang Tahun
63 Episode 62 - Kembali yang Menyakitkan
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Apakah Ini adalah Hukuman Untukku?
3
Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella
4
Chapter 3 - Istana Raja
5
Chapter 4 - Pengikut Setia
6
Chapter 5 - Perlakuan Istimewa
7
Chapter 6 - Keinginan Kuat
8
Episode 7 - Kebaikan Hati
9
Episode 8 - Penyelamat Mungil
10
Episode 9 - Perasaan Tidak Nyaman
11
Episode 10 - Kecurigaan
12
Episode 11 - Penyusup Istana
13
Episode 12 - Hal Penting
14
Episode 13 - Dugaan Sementara
15
Episode 14 - Rasa Takut
16
Episode 15 - Petunjuk Mimpi Sang Penyihir Putih
17
Episode 16 - Isi Surat
18
Episode 17 - Perasaan Aneh
19
Episode 18 - Sekilas Memori
20
Episode 19 - Kesamaan Guru dan Murid
21
Episode 20 - Penyihir Kegelapan dan Segel Terlarang
22
Episode 21 - Rahasia Yang Disembunyikan Dari Felix
23
Episode 22 - Rasa Curiga, Rasa Iba atau Rasa Setia. Mana Yang Lebih Penting?
24
Episode 23 - Makan Besar di Istana yang Benar-benar Besar
25
Episode 24 - Rencana Licik Bangsawan Tingkat Rendah
26
Episode 25 - Tibanya Mata-mata Kerajaan Louvain
27
Episode 26 - Raja yang Tidak Memiliki Selir
28
Episode 27 - Persiapan Matang
29
Episode 28 - Tidak Seperti Biasanya
30
Episode 29 - Berita Menggemparkan
31
Episode 30 - Datangnya Para Pengacau
32
Episode 31 - Tamu yang tak diundang
33
Episode 32 - Sihir Pengalih Perhatian
34
Episode 33 Hukuman untuk Para Pengacau
35
Episode 34 - Makan Malam Istimewa
36
Episode 35 - Hukuman cambuk
37
Episode 36 - Jalan-jalan Keluar Istana untuk Pertama kali.
38
Episode 37 - Pertemuan yang Tidak Terduga
39
Episode 38 - Perubahan Karakter Novel (Robin)
40
Episode 39 - Rencana Awal dan Mata Merah Misterius
41
Episode 40 - Momen yang Tidak akan Pernah Terlupakan
42
Episode 41 : Pulang dari Piknik
43
Episode 42 : Perubahan Karakter Novel (Felix)
44
Episode 43 : Tokoh Baru yang Menyebalkan
45
Episode 44 : Kemunculan Sihir Hitam yang Tak Terduga.
46
Episode 45 : Sebuah Pemicu.
47
Episode 46 : Kekejaman Felix yang Kembali Kambuh.
48
Episode 47 - Hampir Saja Lupa.
49
Episode 48 - Sebuah Perintah yang Berbeda.
50
Episode 49 - Menjadi Antagonis Sungguhan
51
Episode 50 - Pengasuh Baru
52
Episode 51 - Sebuah Pernyataan yang Mengejutkan
53
Episode 52 - Tokoh Antagonis yang Dibiarkan Hidup
54
Episode 53 - Tokoh Sampingan yang Muncul Lebih Awal
55
Episode 54 - Orang yang disegani Oleh Robin selain Felix
56
Episode 55 - Munculnya Ide Untuk Rencana Baru
57
Episode 56 - Menunda Rencana Awal
58
Episode 57 - Sebuah Insiden yang Tidak Terduga
59
Episode 58 - Nyawa yang dipertaruhkan
60
Episode 59 : Sebuah Balasan yang Setimpal
61
Episode 60 : Luka yang Menghilang
62
Episode 61 - Hancurnya Hiasan Ulang Tahun
63
Episode 62 - Kembali yang Menyakitkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!