Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella

Yah. Inilah dia. Keinginan untuk memasuki dunia novel akhirnya terkabul. Untung saja aku tidak memasuki novel misteri.

Walaupun begitu..... Kenapa harus memasuki tubuh Drizella!

*Tuk tik tak tuk... Tuk tik tak tuk...

Luka di kakiku sudah diobati, aku naik kuda kerajaan bersama dengan Felix. Dia memegangiku dengan sangat erat.

Wah! Jadi inilah rasanya naik kuda!

*Tuk tik tak tuk... tuk tik tak tuk

Aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Ya rasa kehangatan ini, rasa sayang ini, dan rasa perhatian yang sangat tinggi.

Di kehidupan sebelumnya aku hanyalah orang biasa. Aku memang lahir di keluarga yang kaya. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Aku mempunyai adik perempuan yang berselang usia tiga tahun saja. Ya, tiga tahun saja. Itu berarti saat aku berusia 20 tahun, adikku berusia 17 tahun.

Aku memang hidup dengan sangat berkecukupan, tapi hanya sebatas harta saja. Aku tidak pernah mendapatkan rasa sayang yang cukup setelah adikku lahir.

Bagaimana aku bisa tahu itu? Tentu saja dalam album foto yang aku lihat sebelum aku tinggal sendiri. Di dalam album foto itu, hanya ada foto saat aku bayi saja, sedangkan setelah adikku lahir, foto itu menyesuaikan dengan pertumbuhannya.

Aku tinggal sendiri bukan karena kemauanku sendiri. Aku disuruh hidup mandiri secara paksa oleh kedua orang tuaku. Aku mulai tinggal sendiri disaat aku baru berusia 11 tahun.

Aku tidak pernah menyangka, adikku yang saat itu baru berusia 8 tahun bisa-bisanya berpikiran untuk menyingkirkan aku begitu saja!

Semenjak adikku ada di rumah itu, aku dididik dengan didikan yang sangat keras, dengan alasan karena aku adalah anak pertama dalam keluarga ku yang memiliki status keluarga terhormat di kota kelahiran ku itu.

Ditambah saat adikku pertama kali masuk ke Sekolah Dasar yang elit, sedangkan aku hanya ditempatkan di sekolah biasa.

Setelah dia masuk ke sekolah itu sifatnya berubah total. Dia menjadi sombong dan selalu berusaha merebut semua yang aku punya. Bahkan berusaha menyingkirkan ku supaya ia mendapat perhatian yang lebih dari kedua orang tuaku.

Ia tidak segan-segan melakukan hal yang kekanak-kanakan dengan berakting seolah-olah menjadi korban dalam setiap perbuatan yang ia lakukan. Setiap kesalahan yang ia perbuat, selalu ia lemparkan kepadaku.

Bahkan yang terparah adalah ia tidak segan-segan melukai dirinya sendiri dan mengkambing hitamkan aku.

Itulah sebabnya aku dipaksa tinggal sendiri di apartemen yang kumuh. Aku hanya dijaga oleh asisten rumah tangga yang hanya akan datang jika mendapat perintah dari orang tua ku.

Selama aku di apartemen itu, aku memang mendapatkan uang yang cukup, tapi itu semua tidak ada artinya bagiku, yang paling aku butuhkan adalah rasa sayang mereka.

Setelah aku masuk ke Sekolah Menengah Atas, aku menolak semua uang yang dikirimkan oleh orang tuaku padaku.

Aku memutuskan untuk bekerja paruh waktu di sela-sela hari libur sekolah, untuk membayar biaya apartemen dan untuk kebutuhanku sehari-hari.

Aku memutuskan semua komunikasi dari orang tua ku. Setelah aku kelas 11, aku memutuskan untuk pindah ke apartemen yang lebih layak dan tidak memberi kabar apapun pada orang tuaku.

Aku tahu itu sangat berlebihan, apalagi aku melakukan itu semua kepada kedua orang tuaku sendiri. Aku tidak punya pilihan, hatiku sudah terlanjur sakit.

Aku sangat ingat di hari setelah aku dipindahkan ke apartemen yang kumuh itu. Aku memohon-mohon pada kedua orangtuaku untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang bahkan tidak pernah aku lakukan sama sekali.

Sayangnya kedua orangtuaku tidak menghiraukan itu sama sekali, mereka terus membungkam ku dengan mengirimkan ku uang yang begitu banyak. Padahal uang itu sama sekali tidak pernah ada artinya untukku.

Lalu pada usiaku yang ke 20 tahun, mulailah kehidupan ku yang diisi dengan novel-novel. Sebenarnya dari kecil aku sudah menyukai novel, tapi novel itu hanya aku baca untuk menghilangkan rasa sakit hatiku.

Barulah ketika aku mulai tumbuh, aku membaca novel dengan menyerap semua inti ceritanya.

Setelah aku membaca novel itu dengan serius, barulah aku memahami isi cerita itu dan seolah-olah masuk dan merasakan sendiri kejadian yang ada di novel yang kubaca itu.

Itulah alasan kenapa aku sampai terlalu serius menanggapi cerita novel yang kubaca dari internet itu.

Aku sampai berkomentar jahat dan mengutuk karakter novel jahat yang bernama Drizella itu. Padahal dia hanya seorang karakter novel. Ah. Aku benar-benar bodoh! Seharusnya aku tidak mengirim komentar itu!

Apa yang akan dikatakan followers ku nanti??!!!!!

...*****...

*Tuk tik tak tik tuk..... tuk tik tak tik tuk..... Yihiiik hiik (Ringkikan kuda) Sret.....

"Nah! Nona manis, sekarang kita sudah sampai." (Ucap Felix sambil menggendong Drizella kecil turun dari kuda)

***Wah! Apakah ini yang namanya istana raja? Besar sekali. Pantas saja Drizella jadi keras kepala seperti itu.

^^^*Bersambung***.....^^^

Terpopuler

Comments

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

kumpulin, buat sewa pembnh bayaran.

2024-08-14

0

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

bunh aja sekalian. Toh masih kecil, kebal hukum, ada ortu juga dah gak guna selain ngasih uang...

2024-08-14

0

☆White Cygnus☆

☆White Cygnus☆

swara spatu kuda

2024-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Apakah Ini adalah Hukuman Untukku?
3 Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella
4 Chapter 3 - Istana Raja
5 Chapter 4 - Pengikut Setia
6 Chapter 5 - Perlakuan Istimewa
7 Chapter 6 - Keinginan Kuat
8 Episode 7 - Kebaikan Hati
9 Episode 8 - Penyelamat Mungil
10 Episode 9 - Perasaan Tidak Nyaman
11 Episode 10 - Kecurigaan
12 Episode 11 - Penyusup Istana
13 Episode 12 - Hal Penting
14 Episode 13 - Dugaan Sementara
15 Episode 14 - Rasa Takut
16 Episode 15 - Petunjuk Mimpi Sang Penyihir Putih
17 Episode 16 - Isi Surat
18 Episode 17 - Perasaan Aneh
19 Episode 18 - Sekilas Memori
20 Episode 19 - Kesamaan Guru dan Murid
21 Episode 20 - Penyihir Kegelapan dan Segel Terlarang
22 Episode 21 - Rahasia Yang Disembunyikan Dari Felix
23 Episode 22 - Rasa Curiga, Rasa Iba atau Rasa Setia. Mana Yang Lebih Penting?
24 Episode 23 - Makan Besar di Istana yang Benar-benar Besar
25 Episode 24 - Rencana Licik Bangsawan Tingkat Rendah
26 Episode 25 - Tibanya Mata-mata Kerajaan Louvain
27 Episode 26 - Raja yang Tidak Memiliki Selir
28 Episode 27 - Persiapan Matang
29 Episode 28 - Tidak Seperti Biasanya
30 Episode 29 - Berita Menggemparkan
31 Episode 30 - Datangnya Para Pengacau
32 Episode 31 - Tamu yang tak diundang
33 Episode 32 - Sihir Pengalih Perhatian
34 Episode 33 Hukuman untuk Para Pengacau
35 Episode 34 - Makan Malam Istimewa
36 Episode 35 - Hukuman cambuk
37 Episode 36 - Jalan-jalan Keluar Istana untuk Pertama kali.
38 Episode 37 - Pertemuan yang Tidak Terduga
39 Episode 38 - Perubahan Karakter Novel (Robin)
40 Episode 39 - Rencana Awal dan Mata Merah Misterius
41 Episode 40 - Momen yang Tidak akan Pernah Terlupakan
42 Episode 41 : Pulang dari Piknik
43 Episode 42 : Perubahan Karakter Novel (Felix)
44 Episode 43 : Tokoh Baru yang Menyebalkan
45 Episode 44 : Kemunculan Sihir Hitam yang Tak Terduga.
46 Episode 45 : Sebuah Pemicu.
47 Episode 46 : Kekejaman Felix yang Kembali Kambuh.
48 Episode 47 - Hampir Saja Lupa.
49 Episode 48 - Sebuah Perintah yang Berbeda.
50 Episode 49 - Menjadi Antagonis Sungguhan
51 Episode 50 - Pengasuh Baru
52 Episode 51 - Sebuah Pernyataan yang Mengejutkan
53 Episode 52 - Tokoh Antagonis yang Dibiarkan Hidup
54 Episode 53 - Tokoh Sampingan yang Muncul Lebih Awal
55 Episode 54 - Orang yang disegani Oleh Robin selain Felix
56 Episode 55 - Munculnya Ide Untuk Rencana Baru
57 Episode 56 - Menunda Rencana Awal
58 Episode 57 - Sebuah Insiden yang Tidak Terduga
59 Episode 58 - Nyawa yang dipertaruhkan
60 Episode 59 : Sebuah Balasan yang Setimpal
61 Episode 60 : Luka yang Menghilang
62 Episode 61 - Hancurnya Hiasan Ulang Tahun
63 Episode 62 - Kembali yang Menyakitkan
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Apakah Ini adalah Hukuman Untukku?
3
Chapter 2 - Alasan Membenci Drizella
4
Chapter 3 - Istana Raja
5
Chapter 4 - Pengikut Setia
6
Chapter 5 - Perlakuan Istimewa
7
Chapter 6 - Keinginan Kuat
8
Episode 7 - Kebaikan Hati
9
Episode 8 - Penyelamat Mungil
10
Episode 9 - Perasaan Tidak Nyaman
11
Episode 10 - Kecurigaan
12
Episode 11 - Penyusup Istana
13
Episode 12 - Hal Penting
14
Episode 13 - Dugaan Sementara
15
Episode 14 - Rasa Takut
16
Episode 15 - Petunjuk Mimpi Sang Penyihir Putih
17
Episode 16 - Isi Surat
18
Episode 17 - Perasaan Aneh
19
Episode 18 - Sekilas Memori
20
Episode 19 - Kesamaan Guru dan Murid
21
Episode 20 - Penyihir Kegelapan dan Segel Terlarang
22
Episode 21 - Rahasia Yang Disembunyikan Dari Felix
23
Episode 22 - Rasa Curiga, Rasa Iba atau Rasa Setia. Mana Yang Lebih Penting?
24
Episode 23 - Makan Besar di Istana yang Benar-benar Besar
25
Episode 24 - Rencana Licik Bangsawan Tingkat Rendah
26
Episode 25 - Tibanya Mata-mata Kerajaan Louvain
27
Episode 26 - Raja yang Tidak Memiliki Selir
28
Episode 27 - Persiapan Matang
29
Episode 28 - Tidak Seperti Biasanya
30
Episode 29 - Berita Menggemparkan
31
Episode 30 - Datangnya Para Pengacau
32
Episode 31 - Tamu yang tak diundang
33
Episode 32 - Sihir Pengalih Perhatian
34
Episode 33 Hukuman untuk Para Pengacau
35
Episode 34 - Makan Malam Istimewa
36
Episode 35 - Hukuman cambuk
37
Episode 36 - Jalan-jalan Keluar Istana untuk Pertama kali.
38
Episode 37 - Pertemuan yang Tidak Terduga
39
Episode 38 - Perubahan Karakter Novel (Robin)
40
Episode 39 - Rencana Awal dan Mata Merah Misterius
41
Episode 40 - Momen yang Tidak akan Pernah Terlupakan
42
Episode 41 : Pulang dari Piknik
43
Episode 42 : Perubahan Karakter Novel (Felix)
44
Episode 43 : Tokoh Baru yang Menyebalkan
45
Episode 44 : Kemunculan Sihir Hitam yang Tak Terduga.
46
Episode 45 : Sebuah Pemicu.
47
Episode 46 : Kekejaman Felix yang Kembali Kambuh.
48
Episode 47 - Hampir Saja Lupa.
49
Episode 48 - Sebuah Perintah yang Berbeda.
50
Episode 49 - Menjadi Antagonis Sungguhan
51
Episode 50 - Pengasuh Baru
52
Episode 51 - Sebuah Pernyataan yang Mengejutkan
53
Episode 52 - Tokoh Antagonis yang Dibiarkan Hidup
54
Episode 53 - Tokoh Sampingan yang Muncul Lebih Awal
55
Episode 54 - Orang yang disegani Oleh Robin selain Felix
56
Episode 55 - Munculnya Ide Untuk Rencana Baru
57
Episode 56 - Menunda Rencana Awal
58
Episode 57 - Sebuah Insiden yang Tidak Terduga
59
Episode 58 - Nyawa yang dipertaruhkan
60
Episode 59 : Sebuah Balasan yang Setimpal
61
Episode 60 : Luka yang Menghilang
62
Episode 61 - Hancurnya Hiasan Ulang Tahun
63
Episode 62 - Kembali yang Menyakitkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!