Hari ini Reyhan terlihat begitu mabuk dan kacau. Dia keluar dari sebuah klub malam dengan sempoyongan dan masuk ke dalam taksi yang sudah sedari tadi menunggunya di depan pintu klub.
"Ke perusahaan Wijaya, cepat!" ucapnya pada supir taksi.
"Baik, Pak." Sopir taksi itu melirik takut ke arah spion, memastikan penumpang yang sedang mabuk berat itu tidak berbahaya.
"Kita sudah sampai, Pak." Reyhan berjalan dengan gontai masuk ke kantornya, menyusuri koridor menuju ruangannya.
Malam ini sangat melelahkan bagi Alin, dia harus lembur mengerjakan laporan akhir bulannya seperti biasa.
"Gila! sudah setengah sembilan baru selesai. Sepi banget lagi, harus cepet pulang ni." Alina berjalan dengan cepat, selain karena sudah malam dia juga takut dibuntuti Mbak Kun atau Mas Cong penunggu gedung.
Langkahnya terhenti saat melihat laki-laki di depannya dengan tampilan yang kacau, betapa terkejutnya dia saat mendapati laki-laki itu adalah bosnya yang sedang menatap tajam kearah Alina.
"Pak Reyhan baik-baik saja?" tanya Alina ragu-ragu.
"Kenapa kamu disini?" Suara datar dan terkesan seperti menghardik itu membuat Alina sedikit terkeju.
"Saya baru saja menyelesaikan laporan bulanan pak, saya permisi dulu, Pak."
Wah ... nggak beres ini kayaknya harus cepet kabur! batin Alin dan segera beranjak pergi.
Tangannya tiba-tiba ditarik Reyhan dengan kuat membuat Alin mundur dan berhadapan dengan bosnya itu dengan sangat dekat, kini ketakutan meliputi pikiran Alin saat melihat tatapan tajam laki-laki dihadapannya itu.
"Pak, tolong lepaskan tangan saya, ini sakit," rintih Alina sambil mencoba memutar tangannya agar terlepas.
Reyhan menyeret Alin dengan kuat, entah apa yang sebenarnya ada dipikirannya saat ini.
"Pak saya mohon lepaskan saya! Apa salah saya pak?"
"Saya mau dibawa kemana pak?"
Alina berusaha meronta agar bisa lepas dari cengkeraman Reyhan tapi tentu sia-sia saja.
ceklek! bruug!
Alina dihempaskan ke ranjang yang ada di ruangan Reyhan di sana ada ruang istirahat khusus Reyhan seperti kamar pada umumnya, air mata sudah membasahi pipinya yang mulus dan ketakutan terlihat dengan jelas di matanya.
Alina begitu ketakutan saat ini. Gadis itu tidak tau kesalahan apa yang telah dia lakukan, semua pekerjaan sudah diselesaikannya dengan baik. Apalagi dia sama sekali tidak pernah berhadapan langsung dengan bos barunya itu, tapi sekarang dia menyeret gadis itu dan instingnya mengatakan ini bahaya, dia harus segera melepaskan diri darinya.
Alina mencoba melawan sekuat tenaga, dia memukul dan bahkan menggigitnya sampai rahang gadis itu sendiri sendiri yang terasa pegal. Namun, jangankan melepaskan Alina, bahkan dia seolah tak merasakan apapun seperti orang yang kesurupan. Matanya terlihat merah, tatapan tajamnya seperti sebuah amarah yang meluap-luap, dan tercium juga bau alkohol dari tubuhnya yang sangat menyengat
Ya, dia sudah pasti sedang mabuk, mabuk berat.
Aku harus segera kabur, tapi bagaimana caranya?
Berteriak, tidak akan ada yang bisa mendengarku di gedung sebesar ini, satpam ada di pos saat ini dan itu juga percuma. HP, hanya itu sekarang penolongku, batin Alina yang masih terus berusaha melepaskan diri dari Reyhan.
Alina sudah kehabisan tenaga untuk melawan, dia hanya bisa mengandalkan hpnya saat ini. Tapi, tatapan tajam pria di hadapannya itu membuatnya begitu ketakutan.
"Tolong lepaskan saya, Pak. Saya mohon ...!" Suaranya bergetar terdengar sangat putus asa, tangannya berusaha mencari HP di dalam tas.
"Ha-ha-ha." Suara tawa yang mengerikan terdengar di telinga Alina.
"Menangislah dan memohonlah, itu sangat menyenangkan." Reyhan berjalan mendekati Alin, dicengkeramnya dagu wanita itu dan ....
Braak!
Alin terkejut hingga menutup mata dan telinganya.
HP Alin sudah hancur menghantam tembok. Ternyata Reyhan tau Alin mencoba melakukan panggilan telepon.
"Apa kau pikir aku sebodoh itu ... Citra." Alina tercengang.
Tentu saja Alin semakin bingung, bagaimana bisa namanya berganti Citra.
"Ma–maaf, Pak. Sa–saya Alina, bukan Ci—mmph ...!" Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Reyhan sudah dengan kasarnya mencium bibir Alina.
"Akhhh ...!" Alina menggigit bibir Reyhan hingga berdarah.
"Sial*n! Kau harus mendapatkan balasan atas perbuatanmu." Reyhan mencekal tangan Alina di atas dan mulai menciumi tubuh Alina.
"Jangan, Pak! tolong jangan lakukan ini saya mohon ... hikss ...." Tangis Alina pecah.
"Pak hentikan! Saya akan melaporkan anda ke polisi jika anda melakukan ini!" teriak Alina mencoba melawan.
Tapi itu semua tidak membuat laki-laki itu sadar, bahkan kini dia sudah berhasil membuka baju bagian atas Alina. Wanita itu tak henti-hentinya meronta dan menangisi keadaannya saat ini.
Malam yang menyedihkan untuk Alina, terlalu menyakitkan, dan malam panjang ini entah kapan akan berakhir. Dia merasakan sakit pada tubuh juga hatinya, setiap erangan dan desahan yang dia dengar hanya terdapat nama Citra disana. Merasa tubuhnya hanya sebuah barang melampiaskan nafsu bosnya itu, membuat hatinya benar-benar hancur saat ini.
Reyhan sudah terkulai lemas disamping Alina, entah sudah berapa kali pelepasan yang dia lakukan malam ini, membuat tubuh kekar itu tidak bertenaga dan langsung tertidur begitu saja. Alina yang sudah mulai merasakan tubuhnya, melihat dengan mata penuh kebencian pada laki-laki yang baru saja memperkosanya itu. Jika saja pembunuhan itu bukan tindakan kriminal, mungkin saja saat ini dia sudah membunuhnya. Air matanya tidak bisa dibendung sama sekali, terus saja mengalir dari mata coklat yang indah dan meneduhkan saat dipandang itu. Dia berusaha bangkit dan mencari semua bajunya yang berserakan untuk dikenakan kembali.
Alina berjalan tertatih, keluar dari ruangan terkutuk itu. Hatinya begitu sakit, sakit yang bahkan tidak bisa diungkapkan. Kakinya terasa lemas tak bertulang, dia terduduk didepan pintu ruangan memeluk kakinya dan menenggelamkan kepalanya diantara dada dan kaki rampingnya. Harus bagaimana dia menghadapi ibunya nanti? jawaban apa yang harus dia berikan saat ibunya bertanya? Hanya itu yang bergelayut di pikiran Alina.
Bersambung ....
*******************
Apa kalian tau? hidup benar-benar tak seindah yang kita bayangkan dan rencanakan. Terkadang saat kita berjalan dengan tenang, seseorang menabrak dan membuat kita tersungkur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Bunda Saputri
Kasihannnn juga yaa
2021-08-05
0
Bunda Saputri
Kasihan
2021-08-05
0
Nietta Harry
baca part ini jd inget nisa...nasibnya sm kaya alin..diperkosa boss yg lg mabok😥
2021-07-21
1