Pagi yang cerah menyinari seluruh kamar di mansion Pramana membuat semua orang terbangun untuk mengerjakan tugasnya masing-masing, Farah yang sengaja bangun pagi untuk membuatkan Maudy makanan kesukaannya yang dibantu oleh Bi Rina. Farah yang tengah menyiapkan makanan untuk anak kesayangannya itu Adi yang baru datang dan menyantap makanannya sambil melihat Farah yang sibuk di dapur, begitu pun dengan Dito terheran melihat Farah yang sedang di dapur.
Farah yang telah selesai memasak Bubur ayam menyuruh Bi Rina untuk memanggil Maudy turun sarapan pagi, Bi Rina yang tengah berada di luar kamar Maudy dan mengetuknya
"Tok..tokk" suara ketukan pintu
"Nona Maudy anda sudah bangun atau tidak, Nyonya tengah menunggu anda" ucap Bi Rina sambil mengetuk pintu tetapi Maudy yang belum membukakan pintu untuk Bi Rina
Bi Rina yang makin khawatir Maudy yang belum menjawabnya boro-boro membukakan pintu, Bi Rina berlari untuk memberitahukan kepada Farah
"Astaga Bi Rina, ada apa berlari seperti dikejar setan aja" ucap Farah
"Nyonya Nona Maudy tidak ada dikamar" saya sudah mengetuk pintunya tapi tidak dibukakan
"Aapaa" kejut Farah dan Adi
Mereka pun melihat Maudy didalam kamarnya dan benar setelah membuka pintu dengan kunci cadangan ternyata didalam kamar itu Maudy tidak terlihat sama sekali semua barang hancur didalam kamar itu terlihat sangat berantakan, seketika wajah Farah dan Adi khawatir
"Dit, Tante tolong cari Maudy" ucap Farah yang khawatir
"Baik Tante" jawab Dito menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan cepat
Sedangkan di mansion lagi-lagi Farah bertengkar dengan Adi kalau bukan Laras pasti Maudy tidak akan seperti ini, dia tidak akan melihat berbagai masalah yang membuatnya harus meninggalkan rumah
"Ini semua karena mu kalau kau tidak mengundang wanita itu mungkin semuanya tidak akan terjadi, lihat lah kamar anakmu" teriak Farah sambil menunjuk kamar Maudy yang sangat berantakan disana Bi Rina dan para pelayan sedang sibuk membersihkan kamar Maudy sambil mendengarkan pertengkaran tuan dan nyonyanya itu
Seperti batu yang menghantam begitu yang dirasakan Adi sekarang ia hanya bisa menyalahkan dirinya
"Aku tidak tau kalau akan seperti ini, kamu tenang saja Dito sedang mencarinya" jawab Adi
"Haa, kau bukan lagi ayahnya kau sudah berubah"
"Apa yang kau maksud aku akan terus menyayangi anakku itu, Maudy tidak akan tergantikan"
"Tidak tergantikan, itu kata-kata yang kosong kau ingatlah dengan kata-kata ku pilih salah satunya" ucap Farah sambil meninggalkan Adi dan menuju ruang tamu
Adi yang masih berdiri sambil mengingat perkataan Farah sebab baru kali ini Farah mengancam dirinya, memang sekarang Farah sangat khawatir Maudy yang hilang dipagi hari dan melihat kamar Maudy yang berantakan Adi juga melihat fotonya bersama Maudy pecah dilantai yang membuat Adi semakin frustrasi
Farah yang telah menghubungi Maudy tetapi lagi-lagi Maudy tidak menjawab panggilannya dan hanya mematikan telepon Maudy. Sekarang ini Maudy tengah berada disebuah gunung yang sangat tinggi disekitarnya hanya pepohonan dan jurang dari sana Maudy melihat seluruh isi kota, memang sejak Maudy selalu merasakan kesedihan pasti Maudy ke tempat itu untuk menenangkan pikirannya, ditempat itu ada sebuah tenda dan beberapa bangku yang sudah Maudy susun
"Kenapa hidupku seperti ini, hikss..hiks.hiks" teriak Maudy sambil mengeluarkan air mata Terus menerus
Sedangkan Dito yang masih mencari keberadaan Maudy belum menemukan keberadaan Maudy baru kali ini Dito tidak menemukan Maudy, dari dulu kalau Maudy hilang pasti Dito tau dengan cepat tetapi sekarang beda lagi. "Dimana kau Maudy jangan membuatku khawatir" ucap Dito dalam hatinya
Tanpa berlama-lama Dito menghubungi anak buahnya untuk melacak keberadaan Maudy, dan dengan cepat posisi Maudy ditemukan, Dito hanya terheran kenap Maudy berada di bukit belakang sekolah mereka, Dito langsung menancap gas mobilnya menuju posisi Maudy dengan cepat ia tengah sampai di sebuah bukit disana Dito melihat Maudy sedang duduk sambil memandangi kota dengan tatapan kosong
"Aduhh" Ucap Dito yang membuat Maudy terkejut
"Kauuu, kenapa kau disini" teriak Maudy
"Memangnya kenapa kalau aku kesini, ini kan tempat umum" ucap Dito sambil duduk bersama dengan Maudy
"Ishh, dasar" umpat Maudy yang membuat Dito tersenyum
"Kenapa kau lari kesini" tanya Dito
"Aku cuman bosan dirumah banyak orang yang tidak menyayangiku" ucap Miya
"Bagus juga tempat ini, kau yang menghiasinya" tanya Dito yang mengalihkan percakapannya dengan melihat Maudy yang hampir meneteskan air matanya
"Hmm, kalau bukan aku siapa lagi" ketus Maudy
"Ohh, disini sejuk juga, aku aja tidak mau pulang"
Dito yang ingin berbicara lagi tiba-tiba tertahan mendengar Maudy sedang menangis tersedu-sedu seakan dirinya merasakan tertusuk jarum melihat Maudy yang tersedu-sedu, seketika Dito memeluk Maudy didalam tubuh bidangnya itu sontak membuat Maudy langsung mengeluarkan air matanya di pelukan Dito Maudy merasakan kenyamanan dalam pelukan Dito. Selesai bersedih Maudy kembali duduk sambil memandangi kota
"Makasih" ucap Maudy
"Sama-sama, lain kali jangan pergi seperti ini kau cukup memberitahu ku kalau kau ingin pergi" jelas Dito
"Hmm, baiklah akan ku coba"
"Kita kembali ke mansion semua orang telah mencarimu, Nyonya Farah sedang khawatir"
"Benarkah"
"Iya, kapan aku bohong"
Mereka berdua pun kembali ke mansion memang saat Maudy ke tempat itu Maudy hanya menggunakan taxi, Maudy yang didalam mobil hanya terdiam dan melihat jalan melalui jendela pikirannya kemana-mana hanya perceraian dan Laras yang dia ingat. Tidak cukup lama akhirnya mereka sampai Maudy turun dari mobil diikuti oleh Dito dari belakang
Farah melihat kedatangan Maudy sontak langsung memeluknya,"kau dari mana sayang mamah sangat khawatir" ucap Farah
"Maudy hanya pergi berjalan-jalan mah" jawab Maudy
Adi yang berjalan menuju Maudy tetapi saat Adi mendekat Maudy lebih memilih untuk masuk ke kamarnya.
"Maudy ke kamar dulu mah" ucap Maudy yang meninggalkan ruang tamu, Maudy kembali meneteskan air matanya saat ia mengabaikan ayahnya, Adi hanya bisa diam pasrah melihat anaknya, memang baru kali ini Maudy bersikap seperti itu
"Maafkan Maudy ayah, Maudy belum siap bicara dengan ayah" batin Maudy
"Ayah minta maaf sayang sudah membentak mu kemarin malam, ayah akan berbicara pada waktu yang tepat" batin Adi
"Kau sudah melihatnya" ucap Farah sambil meninggalkan Adi
Adi lagi-lagi seperti dihantam batu saat mendengar perkataan Farah, memang benar itu adalah kesalahannya, Dito yang melihat pamannya itu hanya bisa memberikan semangat
"Paman harus bersabar saat bersama Maudy, karena Maudy itu sangat rapuh paman" ucap Dito
"Pasti nak, oiya paman hampir lupa kau menemukan Maudy dimana" tanya Adi
"Di bukit belakang sekolah" jawab Dito
"Ohh, baguslah terus jaga dan awasi Maudy hanya kau yang ku percaya"
"Baiklah kalau begitu aku pergi ke kantor dulu"
"Kita pergi bersama saja" ucap Adi sambil mengajak Dito untuk ke kantor untuk melupakan sejenak masalah di rumahnya
Didalam kamar Maudy kembali mengeluarkan air matanya sambil melihat fotonya bersama ayahnya yang pecah, dia tidak menyangka kalau keluarganya akan seperti ini. Sangat menyakitkan kalau kita harus melihat orang tua kita yang akan bercerai dan ayah kita memilih kekasih barunya, tanpa tersadar Farah melihat Maudy yang tengah duduk sambil menangis tersedu-sedu.
"Nyonya saranku lebih baik Nona Maudy istirahat dulu"
"Hmm, benar Bi semoga dia bisa mengerti keadaan" jawab Farah sambil meninggalkan kamar Maudy bersama Bi Rina
Maudy yang sudah lama melamun sampai-sampai tertidur dengan nyenyak tanpa ia sadari Bi Rina kembali ke kamar Maudy dan menyelimuti Maudy.
...Aduhhh semakin heboh aja sih Maudy, penasaran aja dengan kelanjutan ceritanya ...
...😁😁...
...Tunggu kelanjutan ceritanya yah dan jangan sampai kelewatan...
...Jangan lupa juga untuk berikan semangat untuk author dengan cara like komen dan vote sebanyak-banyaknya...
...😘😘☺️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments