Pagi telah menampakkan dirinya semua orang terlah terbangun melakukan semua pekerjaan mereka, Maudy yang sudah merasa membaik dipersilahkan untuk pulang ke mansion didampingi kedua orangtuanya dan tak lupa dengan Dito yang selalu sigap menjaga Maudy atas perintah Farah.
"Bagaimana Dok, keadaan Maudy" tanya Farah
"Maudy sudah boleh pulang, dan terlalu mengerjakan sesuatu yang berat karena kaki Maudy masih bengkak" jawab Dokter
"Baiklah Dok, kami akan menjaga Maudy dengan baik" sambung Adi
Mendengar semua perkataan dokter, Adi dan Farah membawa Maudy kembali ke mansion walaupun kaki Maudy merasa masih sakit tapi tetap saja Maudy ingin pulang, Dito yang memberitahukan ke Bi Rina agar tidak ke rumah sakit sebab Nona mudanya akan segera pulang ke Mansion. Tak lama kemudian mereka bertiga akhirnya sampai di mansion semua pelayan menunggu kedatangan Maudy terutama Bi Rina yang sangat menyayangi Maudy ikut menunggu kedatangan Maudy.
"Mari tuan biar saya yang membawa Maudy" ucap Bi Rina
"Makasih Bi, tolong jaga dia" Jawab Farah
Bi Rina dan Maudy masuk ke mansion sedangkan Adi yang terlihat kecapean memilih kembali ke kamar masing-masing, sedangkan Farah kembali ke apartemennya bersama Dito.
"Dit, tante mohon ya tolong jaga Maudy" ucap Farah
"Pasti Tante" jawab Dito dengan singkat
Dilain tempat Maudy yang sedang duduk dipinggir kasur hanya bisa terdiam dan mengingat semua kejadian kemarin, betapa sakitnya dia rasa saat mengetahui kedua orang tuanya akan berpisah lebih-lebihnya saat mengetahui kalau ayahnya akan menikah lagi dengan gadis seumurannya, Bi Rina membawa makanan dan tidak sengaja melihat Maudy sedang menangis dipinggir kasur.
"Ehh, Nona Maudy kenapa" tanya Bi Rina
"Maudy tidak apa-apa Bi, tadi cuman kelilipan". jawab Maudy dengan bohong
"Yaudah, Nona sekarang makan yah, Bibi membuatkan makanan kesukaan Nona sup buntut" jelas Bi Rina
"Wihh, asik donk, Maudy ingat saat Maudy lagi sakit atau merasa sedih pasti Bi Rina akan menemani Maudy"
"Bibi pasti akan selalu menemani Maudy sayang"
"Udah-udah bicaranya nanti sup buntutnya dingin". ucap Bi Rina
Maudy pun memakan sup buntut buatan Bi Rina sampai habis tidak tersisa, saat asik mengobrol tak sengaja ada sepasang mata melihat tingkah Maudy yang sedang mengobrol dengan Bi Rina.
"Cantik, mudah-mudahan senyuman itu tidak akan hilang" batin Dito
Setelah melihat Maudy Dito kembali ke kamarnya untuk beristirahat sejenak dan kembali ke perusahaan, sedangkan Maudy yang selesai makan kembali berbaring sambil memikirkan rencana apa yang akan dia lakukan untuk membuat orang tuanya kembali bersama.
"Aku harus menyatukan kembali ayah dan ibu" batin Maudy
Adi yang merasa sudah sangat cukup beristirahat ia menemui anak kesayangannya itu dan ingin memberitahukan ke Maudy kalau akan ada pesta di perusahannya malam ini.
"Tok..tok.." suara pintu
"Ayah boleh masuk enggak" Ucap Adi
Mendengar suara ayahnya Maudy pun segera menjawab dan menghapus air matanya. "boleh yah, masuk aja pintunya tidak terkunci" jawab Maudy
Adi pun masuk dan ikut duduk bersama di kasur mewah Sang anak."Bagaimana kesehatanmu nak" basa basi Adi
"Maudy udah baikan, yah" jawab Maudy dengan singkat
"Baguslah, Ayah ingin memberitahukan kalau malam nanti ada pesta jadi ayah mohon Maudy datang yah" ucap Adi
"Pasti Maudy akan datang" jawab Maudy dengan lantang karena Maudy yakin kalau di pesta itu akan ada kekasih Ayahnya disana
"Yaudah, ayahnya keluar dulu yah, ayah mau ke kantor" ucap Adi sambil mencium kening Maudy
"Hmm" Jawab Maudy
Setelah ayahnya keluar dari kamarnya akhirnya Maudy kembali meneteskan air matanya, air mata yang dia bendung tidak bisa lagi ia tahan pikirannya seakan menjadi kacau balau sekarang.
*Kantor Adi Pramana
Dilain tempat Dito yang sedang sibuk mempersiapkan pesta yang akan dilaksanakan pada malam nanti, mulai dari tamu, panggung, sampai makanan Dito yang selesaikan dengan bantuan para karyawan, dan tak lupa wartawan juga ikut dalam pesta itu, memang setiap Adi Pramana melakukan pesta wartawan akan selalu ada meliput acaranya.
"Bagaimana Anton persiapan mejanya" Ucap Dito
"Semuanya sudah beres pak" jawab pak Anton salah satu karyawan kepercayaan Dito di perusahaan Adi Pramana
Tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya para tamu telah berdatangan mulai dari VIP sampai kalangan bisnis Tuan Adi memang begitu banyaknya Tamu yang datang tidak membuat Dito merasa kewalahan sudah beberapa kali ia tangani pesta perusahaannya dan tidak ada sama sekali kesalahan walaupun sedikit saja.
Sedangkan di kediaman Pramana Maudy yang tengah asik bersiap-siap bersama Bi Rina memilih baju yang akan dia pakai, Farah yang tiba-tiba datang membuat Maudy makin bahagia, Maudy dan Farah akan pergi bersama ke pesta perusahaan ayahnya itu. Cukup lama bersiap akhirnya mereka berdua berangkat menuju pesta yang tidak jauh dari kediaman Pramana, pesta itu berada di hotel bintang lima yang cukup megah.
Tidak memakan waktu lama Maudy dan Farah akhirnya sampai di pesta memakai gaun yang begitu cantik dan anggun membuat seluruh wartawan meliput Maudy dan Farah, tanpa sengaja Maudy yang melihat Laras sedang berdiri dan dipotret oleh beberapa wartawan, Maudy mendekati Laras dengan begitu menawan.
"Wihh, ada model kecantikan kita nih" ucap Maudy
"Maudy, kau juga ada disini" jawab Laras dengan panik
"Iya iyalah ini kan pesta ayahku, memangnya ada yang salah denganmu" Ucap Maudy dengan sinisnya
"Tidak apa-apa lah Maudy, bagaimana keadaanmu" Tanya Laras dengan basa-basi
"Tidak usah menghawatirkan ku, kau itu bukan siapa-siapa ku ingat itu, kau hanyalah racun dalam hidupku membuat keluarga berantakan seperti ini" jelas Maudy menyindir Laras
Laras yang mendengar ucapan Maudy terasa sesak didada seandainya Maudy bukan anak Adi mungkin dari dulu ia sudah menampar wajah Maudy, Tak sengaja Dito dan Adi sedang melihat pertengkaran Maudy dan Laras mereka berdua pun berlari menuju arah Maudy dan Laras
"Maudy ini apa-apaan kenapa kau menghinanya" Ucap Adi
Lagi-lagi mendengar ayahnya memilih membela kekasihnya itu membuat Maudy merasa sangat .
"Ayah kenapa, kenapa lebih membela Wanita murahan ini daripada anakmu sendiri, apa ayah tidak menyayangiku lagi" ucap Maudy yang sedari tadi mengeluarkan air matanya
"Sayang bukan begitu maksud ayah, tapi Maudy tidak boleh mengatakan seperti yang tadi" jawab Adi dengan terbata-bata melihat anak kesayangannya sedang menangis tersedu-sedu, sedangkan Farah hanya menyaksikan bagaimana Maudy menumpahkan semua kekesalannya kepada ayahnya.
"Marah lah nak, ibu tau hatimu akan lega kalau kau meluapkannya"batin Farah
"Memangnya dia siapa haa, kenapa ayah selalu membela kekasih murahan mu ini" ucap Maudy
"Maudy, tutup mulutmu itu, dia calon ibu mu" bentak Adi
Maudy yang melihat Ayahnya yang dulu tidak pernah membentaknya walaupun melakukan kesalahan-kesalahan sedikit pun langsung merasa terkejut melihat ayahnya seperti itu, sedangkan Adi merasa sangat bersalah sudah membentak ayahnya
"Astaga tuan anda telah melakukan kesalahan dengan membentak Maudy" batin Dito yang sedari tadi melihat pertengkaran kedua ayah dan anak itu, sedangkan Laras bukannya memperhatikan Adi malah memperhatikan Dito yang sedang berdiri didekatnya.
"Maudy tidak menyangka ayah akan membentak Maudy seperti ini cuman karena perempuan murahan ini" ucap Maudy yang sudah mengeluarkan air matanya
"Maudy, jangan menangis nak, ayah cuman" belum sempat melanjutkan perkataannya dan ingin mengelus pipi anaknya Maudy sudah menepis tangan ayahnya itu.
"Jangan sentuh Maudy lagi, sekarang Maudy tidak punya ayah lagi, Maudy tidak menyangka Maudy yang menyanjung ayah begitu tingginya malah ayah seperti ini" Ucap Maudy
Deg
Seperti petir yang menyambar hatinya begitu yang dirasakan Adi saat Maudy mengatakan kalau dia tidak memiliki ayah lagi perlahan ia mendekati Maudy dan ingin meminta maaf tapi Maudy dengan cepat langsing menepisnya.
"Ingat kau tidak akan mudah memasuki rumahku dan kalau itu terjadi aku tidak akan pernah menganggap dirimu itu adalah kekasih Ayahku, tapi aku menganggap mu sebagai wanita murahan" ucap Maudy membuat semua orang terkejut
"Sayang sudahlah" ucap Farah yang tidak bisa lagi menenangkan pikiran anaknya itu, sedangkan Laras hanya bisa terdiam dengan hinaan Maudy
Tidak bisa menahan bendungan air matanya Maudy berlari menuju mobilnya disusul dengan Farah sedangkan Dito menyuruh semua tamu untuk pulang.
"Lagi-lagi kau membuat anakmu menangis tersedu-sedu hanya karena wanita murahan ini" ucap Farah yang berlari
"Farah tunggu" teriak Adi
"Sayang bagaimana sekarang" sambung Laras
"Lar, kau pulanglah aku mau mengejar anakku dulu" ucap Adi yang meninggalkan Laras
Laras yang melihat Adi meninggalkan dirinya hanya bisa menahan emosinya, sedangkan Maudy yang memasuki mobil dan ingin melajukan mobilnya tanpa sengaja hampir menabrak Ibunya yang tengah berdiri didepan mobilnya.
"Ibu ibu, tidak apa-apa kan" ucap Maudy dengan khawatir melihat ibunya hampir ketabrak olehnya
"Ibu baik-baik saja sayang"
"Maudy sangat jahat, ibu hampir ketabrak gara-gara Maudy" ucap Maudy yang sedang terisak-isak menangis
"Tidak apa-apa sayang ibu baik-baik saja"jawab Farah sambil memeluk anaknya
Dito yang sedang ada didekatnya membuat Farah menyuruh Dito untuk mengantar Farah dan Maudy kembali ke mansion sedangkan Adi mengikuti mobil Farah dari belakang.
Sesampainya di mansion Farah menyuruh Bi Rina untuk membawa Maudy ke kamarnya sedangkan Dito disuruh untuk membersihkan keributan tadi di media sosial, Adi yang telah sampai juga ingin langsung ke kamar Maudy tetapi Farah mencegah langkahnya.
"Kenapa Adi yang terhormat, kenapa anda ingin menemui anak kesayangannya anda" Ucap Farah
"Far, biarkan aku menemui anakku" Jawab Adi
"Haa, anakmu kau bilang anakmu, saat dipesta kau membentaknya hanya karena wanita murahan itu"
"Apa yang salah kalau aku memarahinya dia sedang menghina Laras"
"Kamu bilang salah, kau lihat dirimu perhatikan dulu Maudy seperti ini karena dirimu, karena ulahmu yang ingin menikahi wanita seumurannya dan ingin menyatukan mereka berdua, anak itu hanya ingin mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya" jelas Farah
Rasanya sangat perih mendengar perkataan Farah yang sangat benar, karena dirinya lah Maudy seperti ini tapi mau diapa lagi Adi sudah memutuskan untuk menikahi Laras.
"Satu lagi aku akan tinggal disini sampai anakku benar-benar bahagia dan satu lagi kau harus memilih Antara Maudy anak kesayanganmu atau Laras kekasihmu itu" ucap Farah
Lagi-lagi Adi seperti dihantam batu besar ia sangat terkejut dengan perkataan Farah yang membuatnya begitu sedih, memang Maudy tidak akan melakukan hal apapun kalau itu bukan salah, Farah yang meninggalkan Adi hanya bisa terdiam mengingat anak kesayangan sekarang tengah merasakan kesedihan yang mendalam sebab mereka berdua.
"*Maaf kan ibu nak, kalau bukan kesalahan ibu pasti semuanya tidak akan begini" batin Farah
"Ayah minta maaf sayang karena ayah Maudy sampai melihat kejadian yang tidak pernah Maudy lihat"batin Adi*
Hanya kegaduhan yang ada didalam rumah itu, sedangkan Laras di apartemennya hanya bisa menggerutuki sifat Maudy yang sudah menghinanya di depan banyak media, sambil memeras jeruk semua kemarahannya diluapkan di buah jeruk itu.
..."Astaga makin penasaran aja sih sama ceritanya"...
...Kalau makin penasaran nantikan kelanjutan ceritanya dan jangan sampai terlewat kan...
...😁😁...
...Jangan lupa juga like, Vote dan Komen sebab komen kalian adalah semangat author walaupun banyak kritik tidak masalah semua itu masukan bagi author...
...😘😘😘❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments