Chapter 01. Hidup Kembali

Exio telah meninggal dunia akibat cairan tersebut terlalu membebani otaknya. Ditambah benturan kepalanya ke lantai menyebabkannya Gegar otak.

Tubuhnya tergeletak didalam ruangan tersebut dimana orang tidak mengetahui keberadaannya. Exio tidak mempunyai seseorang untuk menolongnya atau bahkan tetangga yang berbicara kepadanya sebab Exio terus berada dalam Ruang Penelitiannya bertahun-tahun.

Bahkan untuk persediaan makanan, dirinya membelinya secara Online. Untuk menafkahi dirinya ia cukup membuka Jasa Pemograman Online serta beberapa Akun YouTobe.

Tidak ada orang yang curiga atau bahkan memperhatikan bahwa rumah Exio sepi. Lampu semua dalam keadaan mati. Walaupun rumahnya bersampingan dengan rumah tetangga tidak ada yang perduli karena sudah terbiasa bahwa Exio terus berada dalam Rumahnya.

Hingga beberapa saat kemudian, tetangganya merasa curiga dan mengunjungi rumah tersebut tapi tidak menemukan apa-apa. Memikirkan bahwa Pemilik rumah tersebut mungkin pergi keluar Ia pun menyerah dan meninggalkannya.

Kini tubuh Exio Pistost sudah membusuk, dimana tubuhnya membiru dan darah mengering keluar dari mata, hidung dan mulutnya. 3 bulan telah berlalu dan masih belum ada yang menyadari kejadian ini.

Exio yang sudah bersumpah 'Demi Pipa Agung-nya' agar menyelesaikan 'Mahakarya' nya yang belum terselesaikan. Seperti di sebuah cerita yang menceritakan bahwa ‘Orang yang belum menyelesaikan 'sesuatu' sebelumnya tapi sudah meninggal, Jiwanya akan bergentayangan demi menyelesaikan 'sesuatu' yang belum selesai.’

Tiba-tiba tubuh Exio bergetar, asap hitam muncul dari tubuhnya dan menyelubungi tubuhnya. Tubuh Exio yang sudah membusuk itu bergetar hingga menyebabkan beberapa sobekan daging yang terlihat menjijikan. Darah berwarna hitam keluar dari sobekan tersebut.

Bola mata Exio bergerak-gerak tak menentu hingga mata tersebut keluar sendiri. Cairan keruh bercampur darah keluar dari mulut Exio yang membuat Exio terlihat seperti 'Zombie' atau bisa dibilang Mayat Hidup.

Jari-jemari bergerak secara bergantian dan tangan itu mengepal. Tangan tersebut bergetar kuat dan mencoba bangun.

Exio yang masih tenggelam di 'Jurang Maut' itu pun membuka matanya.

"Huh?"

"I-ini?" ucap Exio dengan pelan.

Exio melihat dari pandangan kabur berangsur jernih. Ia melihat pemandangan yang mana hanya bisa dilihat dimalam hari.

Bintang-bintang...

Hitam kelam dan sedikit perpaduan yang samar akan kebiruan dan kuning. Itu luar angkasa!

"Indah sekali...."

Exio memandangi dan tangannya bergerak ingin meraih bintang yang bertebaran disekitarannya.

Exio melihat kebawah dan menyadari bahwa dirinya melayang di udara. Yah, walaupun di luar angkasa tak ada udara.

"Woah... Keren. Aku melayang...."

Exio bersemangat dan mencoba bergerak. Ia mencoba segala bentuk posisi seperti SupremeMan terbang, Gaya Renang, IronMat dan sebagainya.

Exio merasa lelah dan berhenti bergerak. Merasa Ia tak bisa bergerak, dirinya hanya bisa melihat bintang-bintang disekitaran.

Itu cukup lama hanya melihat bintang-bintang. Exio yang tidak mengetahui sekarang waktu apa dan dimana dirinya, Ia menepis semua pikiran tersebut.

Ia memikirkan 'Mahakarya'-nya yang belum selesai. Bagaiman Ia menyelesaikannya. Setelah cukup lama melayang, Ia mengingat sebuah bacaan yaitu 'Novel' di Internet dimana novel tersebut menceritakan seseorang yang 'Terlahir Kembali', 'Transmigrasi Jiwa', dan 'Hidup Kembali'.

Exio berpikir keras dan mencoba mengingat setiap adegan dan skema dalam cerita novel tersebut. Mengingat bahwa dirinya hampir sama dengan skema di novel yang Ia baca. Exio bersemangat.

Ia menantikannya dengan harapan bahwa dirinya di 'Hidupkan Kembali' atau 'Terlahir Kemabali' maupun 'Tramsmigrasi Jiwa'. Exio menunggu cukup lama dengan memegang 'Harapan' tersebut.

Ia masih mengingat ketika sebelum mati, Ia bersumpah demi 'Pipa Agung-nya' bahwa dirinya harus menyelesaikan 'Mahakarya'-nya tersebut.

Exio menoleh kebawah dan melihat tubuhnya yang transparan dan tak memiliki 'Pipa Agung'. Exio menghela nafas dan sedih harus kehilangan 'Tombak Benih Kelahiran'-nya.

Walaupun begitu, Ia masih bingung dengan dimana Ia berada sekarang. Dirinya sudah menunggu cukup lama menantikan skema yang akan datang. Apakah seorang Dewa atau Dewi menjeputnya dan menimbang 'Karma'-nya dan memberikannya sebuah 'Berkah' atau Permintaan.

Atau mungkin Dirinya memiliki kemampuan yang menyerap alam dan bisa 'Hidup Kembali' tanpa bantuan pihak lain. Exio cukup sabar dan menunggu. Ia yakin bahwa kesabarannya yang mana Ia latih bersama dengan kerjanya dalam proses 'Mahakarya'-nya yang selesai dengan cacat sampai kini.

1 tahun...

10 tahun...

100 tahun...

1.000 tahun...

10.000 tahun...

100.000 tahun...

Seratus ribu tahun melayang di angkasa yang tak tahu dimana tempat ini berada. Mata Exio yang berwarna Hitam tersebut tetap terbuka menatap bintang-bintang disekitaran. Dengan segala 'Keyakinan', 'Tekad', 'Harapan', dan 'Kesabaran' serta 'Pipa Agung-nya' Ia menunggu.

Tanpa menghitung waktu dan menyadari bahwa Seratus ribu tahun telah berlalu. Exio menatap sekitar yang Ia sudah pandang lama sekali. Ia menyadari bahwa Posisi, Letak dan Cahaya bitang tersebut tak pernah berubah dan tetap sama.

'Kekecewaan' muncul dalam dirinya. Pupil matanya mengecil dan bergetar. Tangan dikepal erat dan gemersik gigi yang saling bergesekan terdengar.

"He-heh... Hehehe... WAHAHAHAHAHAHA!!!"

Tawa Exio terdengar dan menyebar kesekitar. Itu bergema dan perlahan-lahan mereda. Exio merasa penantian lamanya layak seperti 'Percintaan' yang berujung 'Kekecewaan'. Mental yang sudah terlatih dengan membaca 'Doujin' bergenre 'Netorare', Menonton rekaman Penyiksaan, Pembunuhan maupun Kecelakaan yang 'Berdarah' demi Mental kuat.

Kini Exio benar-benar 'Terkena Mental'. Layaknya seseorang yang bermain 'Game' berakhir kalah dan ter-roasting sebagai 'Beban'. Tiada niat melawan dan menerima fakta kini itu terjadi dengan Exio.

"Sialan!!! Demi 'Pipa Agung-ku' dan semuanya tak kunjung berarti?! Fvcek buat semuanya. Counttall lah!" ucap Exio dengan keras.

Terlihat api kemarahan di matanya, tangan yang mengepal erat kini ditinjukan di udara berniat dan berharap meninju sesuatu.

Exio sangat marah dan kini sudah terkena mental. Ia meninju udara terus menerus dan terus tertawa tanpa henti.

Dengan kegilaannya yang terlahir dibarengi kekecewaan dan kemarahannya, Ia mengutuk semesta ini. Ia berharap dirinya 'Mengendalikan' dan 'Mempermainkan' Alam Semesta dengan sesukan hati sama semperti Alam Semesta memperlakukannya sekarang.

Exio yang tanpa lelah meninju tanpa objek itu makin marah dan malah makin gila dan makin cepat meninju segala arah. Ia berteriak dengan kuat membuat suaranya menyebar kesekitaran luar angkasa.

"WOAAH!!!"

Dam tiba-tiba Exio langsung terdiam. Suaranya menghilang. Tangannya bergerak meraba bibir. Ia tak bisa mengeluarkan suaranya. Setelah mencoba meneriakkan sesuatu. Exio merasakan pandangannya kabur dan tubuhnya mulai menghilang menjadi debu.

'Apa yang terjadi!?' teriak Exio dalam batinnya.

Perlahan tubuh Exio yang mana sebenarnya adalah 'Jiwa-nya' perlahan terkikis menjadi debu dan dilahap oleh Ketiadaan.

......................

Di ruangan putih berisikan kasur dan mesin besar diatas dan belakangnya. Terlihat sebuah tubuh buruk rupa yang merayap dan mencoba berdiri. Itu adalah tubuh Exio yang membusuk. Dagingnya robek dan mengeluarkan asap Hijau Gelap.

"Rrrr...."

Tubuh tersebut yang bergetar kuat tersebut tiba-tiba terdiam dan asap hitam yang menyelubungi tubuhnya itu samar-samar menghilang seperti Opasitas yang dikurangkan.

"Huh!?"

Exio tersentak kaget dan terkejut melihat dirinya yang terbaringa dan tubuh busuk. Lantai putih yang bersih kini ternodai oleh Darah hitam miliknya. Exio merasa lebar penglihatnnya berkurang dan merasa tubuhnya agak berat.

Tangannya bergerak dan meraba mata kanannya. Ia memegang sebuah benda bulat ditangannya. Ia melihat bahea itu matanya yang menggatung.

"Wah!!" teriak Exio kaget.

Exio makin kaget dengan suaranya yang tiba-tiba terasa Berat, Tajam, Serak dan Kuat.

Exio melihat sekitar dan menyadari ini tempat dimana Ia melakukan tes percobaan. Ia masih mengingat semuanya.

Ia mencoba berjalan dan merasakan kakinya sangat berat. Dengan segala usaha Ia menuju ke ruangan dimana Kumputernya berada.

Ia pergi dan menuju dimana sebuah lemari kaca yang bisa memantulkan gambar. Exio melihat seseorang wajah jelek buruk rupa. Wajah yang seperti terkoyak, air liur yang terlihat jorok dan kotor menghiasi bibirnya dan itu menggantung. Mata kana yang kosong dibarengi bola mata yang menggantung.

Exio meraba wajahnya. Ia masih mengingat baju yang Ia pakai sewaktu percobaan. Kemeja putih polos dan celana keper panjang berwarna putih.

Exio merasa terkejut melihat wajah tampannya yang dulu kini menghilang menjadi buruk rupa dan melihat dirinya seperti Zombie.

Berharap dirinya merasakan jantung yang berdetak, kini itu mustahil. Kini Exio menjadi Mayat Hidup dimana Mayat yang berisikan Jiwa yang belum menuntaskan sesuatu yang sebelumnya tuntas.

"A-Aku Bangkit!? A-Aku hidup ke-kembali...."

...----------------...

...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...

...ℹ️ B E R S A M B U N G ℹ️...

...🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲🔲...

...----------------...

Terima Kasih telah membaca novel 'Reliable System'. Jika ada kesalahan dalam cerita baik dari segi Tulisan maupun Bahasa mohon diberikan Saran dan Kritikannya di kolom Komentar.

Jangan lupa untuk memberikan :

Like 👍

Comment 💬

Rate ★★★★★

Share 👥

Gift 🎁

Vote 🎫

Favorite ❤️

Terima Kasih o(〃^▽^〃)o

R'56 🇮🇩 Ψ(≧ω≦)Ψ

...****************...

Terpopuler

Comments

NetizenSokTau

NetizenSokTau

sungguh perkataan kasar yg estetik

2021-07-01

2

W R A T H { KEMARAHAN }

W R A T H { KEMARAHAN }

kek aku, nyoba diggi feed langsung di rank, mytich berbintang, ternyata aku Cuman ngasih makanan tanpa Ambil buff musuh.....

2021-06-30

1

AnonymousKonoOreDa

AnonymousKonoOreDa

lanjut

2021-06-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!