🌴🌴
Ye-Jun menatap tajam putra pertamanya itu. sedangkan Dzaka, tampak tengah menunduk didepan meja kerja Babanya. Ye-Jun beralih menatap anak buahnya, menggerakkan bola matanya ke arah pintu sebagai kode untuk mereka agar segera meninggalkan Ayah dan anak ini. seakan mengerti, mereka keluar dari ruangan itu.
"Baba sudah bilang tinggalkan kebiasaanmu itu, Dzaka! kita bukan orang-orang yang seperti mereka, hidup bebas, pergaulan bebas dan menyimpang yang tak punya etika dalam beradab. kamu tau kan, dalam agama kita sangat di larang keras untuk mendzalimi orang apalagi sampai menyimpang untuk berhubungan yang tak pantas. asal kamu tau tante Aena saja pernah Baba marahin perihal selalu membawa pria di masa mudanya. seka--
"Baba! Dzaka tidak begitu! Dzaka tidak pernah menyentuh mereka sekalipun. Dzaka tau batasannya kok, Ba. tak perlu diingatkan"
"Tapi merayu wanita sama saja kamu menzalimi mereka dan dirimu sendiri. kamu kan tau, terkadang wanita akan berbunga saat kamu nyatakan suka"
"Anak jaman sekarang bukan selugu jaman dulu, Ba. mereka tau mana yang tulus mana yang cuma bermain"
"Ya ya Baba tau. sebaiknya kamu akhiri saja perbuatan mu itu. sangat tidak baik untukmu juga, Dzak"
"Apa bedanya sama Baba, dulu juga suka menggoda wanita"
"Kau ini! tapi aku tak separah dirimu! ujungnya Umma, Baba nikahkan"
"Hhh ..."
"Atau perlu kau kami jodohkan dengan anak madrasah, hm" ancam Ye-Jun.
Sontak mata Dzaka terbelalak kaget,
"Tidak! tidak! oke baik, Dzaka gak ngulang lagi" ucapnya, pasrah.
Sungguh, Dzaka tidak ingin yang namanya perjodohan. baginya itu suatu yang memalukan di jaman millenial begini harus dijodohkan oleh orang tua. Sungguh, percitraannya akan hancur lebur oleh rencana Babanya.
"Sekali lagi kamu lakukan, Baba tak segan-segan menjodohkanmu pada mereka!" ancam Ye-Jun
Dzaka hanya diam, memutar bola matanya jengah.
"Pergilah!!" usir Ye-Jun
Dzaka tak berkutik, masih terdiam di tempatnya.
"Ada apa lagi?"
"Baba, bisa bantu Dzaka dan teman-teman untuk mengerjakan skripsi? Dzaka janji tidak melakukan lagi" pinta bocah itu memohon, suaranya merendah.
"Hhh ..." Ye-Jun menghembus nafas dengan kasar.
"Tidak bisa! usaha sendiri" tegas Ye-Jun
"Baba!!"
"Lebih baik fokus skripsi daripada urus wanita!" tegasnya lagi.
"Ba!!"
"Hei kalian!!" teriak Ye-Jun memanggil anak buahnya. sontak saja mereka langsung menampakkan diri
"Baba, ya ya ya! plis!!" Dzaka memohon, mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Namun Ye-Jun tak mengindahkan permohonan itu.
"Bawa dia pergi!" titah Ye-Jun. tampaknya semakin tua semakin galak ya pria ini. hehe
"Baik, Tuan" sahutnya, kembali memegang bahu Dzaka dan menyeretnya keluar
"Ba,"
"Lepaskan!" berontak Dzaka
"Baba masih banyak pekerjaan. pulang dan belajarlah" titah Ye-Jun. Dzaka pun berdesah frustasi, menginjak kaki pengawalnya lalu segera pergi meninggalkan tempat itu.
Kini Dzaka telah tiba di depan gerbang yang menjulang tinggi, begitu luas mengelilingi komplek perumahannya. Dzaka baru saja turun dari taksi, berjalan dengan angkuhnya menuju gerbang yang pintunya ditutup sembari menunjukkan kartu akses pemilik pada security. mereka segera membuka gerbang tersebut.
"Hei, bisa antar aku sampai ke rumah? kebetulan itu ada motor" pinta Dzaka
"Baik, Tuan" salah seorang security menurut, mengambil motor miliknya dan mengantarkan pria tampan itu hingga kediamannya.
Beberapa menit kemudian, Dzaka pun telah tiba di kediamannya. Ia pun menuruni motor tersebut dan memberikan sedikit uang padanya.
"Ambillah" Dzaka menyodorkan beberapa lembar uang padanya
"Tidak perlu, Tuan" tolaknya
"Anggap ini tips atas mengamankan tempat ini dengan baik" ujar Dzaka, memaksa. dengan berat hati security itu pun menerimanya.
"Terimakasih, Tuan"
"Sama-sama"
Dzaka melangkahkan kaki memasuki kediamannya yang sangat luas itu. menatap mobilnya yang sudah ditaruh pada tempatnya oleh Yun Hee. Dzaka pun menoleh sekilas menatap rumah di depan kediamannya, kemudian langkah kaki itu menginjak teras dan membunyikan bell rumah tersebut.
Dengan sigap, Bibi yang mendengar langsung membukakan pintu.
Ceklek,
"Tuan, sudah pulang?"
"Sudah, Bi. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, Tuan. ohya, ini kunci mobil dari Nona Yun Hee" Bibi menyodorkan kunci mobil pada majikannya itu
"Ah terimakasih, Bi" sambutnya
"Sama-sama, Tuan"
Dzaka pun menyelonong masuk meninggalkan Bibi yang tengah menutup pintu. menaiki tangga, menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar orangtuanya. kamar itu adalah kamar saat dirinya masih sangat kecil hingga sedewasa ini.
"Hah! sungguh Baba gak asyik! macam gak pernah muda aja" keluh bocah itu, menjatuhkan tubuhnya diatas ranjang yang berukuran king size, berseprai biru muda bermotif lambang boyband miliknya.
"Sebenarnya, aku menyukai seseorang. tapi sayang sekali dia ada di Kairo" gumamnya menatap figura foto yang menampilkan gadis remaja, dirinya dan juga Jasmin.
"Oh, gadisku, aku tidak tau apakah kamu memiliki perasaan seperti yang ku alami ini atau tidak"
🌿🌿
Siapa ya kira-kira gadis itu??
Like, Koment dan poinnya ya kakak-kakak 😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Leli Noer Octavia
hanya menunggu karangan kakak author
2021-08-23
0
SaLoe Naballe
sku makin penasaran
2021-08-06
0
@ᵃˢʳʏ ᵛᵃʳᴍᴇʟʟᴏᴡ🐬
waaaw Kairo ga tanggung" selera dzaka mah😍
2021-07-09
0