HAII READERKU TERSEYENG
JANGAN LUPA LIKE N KOMMEN NYA YA
KARENA DUKUNGAN KAMU SEMANGAT UNTUKKU
LOPE U FULL
HAPPY READING YA GUYS
LANJUT ^^^
Apakah dirinya bisa berhenti dari kecanduan yang ia alami,seperti nya akan sulit jika pribadi itu sendiri tak mau menghentikannya.
Sudah memasuki makan siang,Lika pun bergegas menuju kekantor Papanya.Ia sebenarnya penasaran dengan siapa gerangan,yang akan bertemu dengan nya.
"Papa mah tega,buat anaknya mati penasaran seperti ini," gumam Lika monolog.
Karena jalanan yang tak terlalu padat,tak berapa lama kemudian Lika pun sampai di tempat yang dimaksud.
Saat bersamaan di lobby kantor Papanya,dirinya bertemu dengan pria yang wajahnya Kaku bahkan tanpa ekspresi sedikitpun.
Jangan lupa dengan sang asisten yang mengekor tuanya layaknya hulubalang,yang hobinya nempel terus kaya parasit.
"Ternyata masih ada ya stok orang seperti itu didunia ," gumam Alika pelan tapi masih bisa didengar oleh Pria tadi.
"Heh Nona,Apa yang kau katakan tadi Hah?" Bentak Pria itu.
"Tuan,kita sedang ditunggu oleh Tuan Dika," ujar Deka yang tak ingin Tuannya berbuat keributan disitu.
"Kau!" geram Dafa sambil mengepalkan tangannya.
"Wlee,emang kamu pikir aku takut apa!" ejek Alika sambil memeletkan lidahnya.
Ketiganya kini sedang berada dalam lift khusus presdir,Dafa mendelik kesal ketika melihat Alika juga ikutan masuk kedalam.
"Kamu mau ngikutin aku!" Sarkas Dafa kasar.
"Astaga kamu pikir aku tidak ada kerjaan apa,selain ngikutin kamu.Yang ada kamu yang ikutin aku kan,ayo ngaku!" Sahut Alika tak mau kalah dengan tatapan memyelidik.
Tring,
Ketiganya keluar dari dalam Lift dengan memancarkan aura permusuhan,antara Dafa dan Alika sedangkan Deka hanyalah penonton setia saja tanpa bisa mengemukakan pendapatnya.
"Jika bisa menghilang,maka sudah kulakukan dari tadi. Sebelum aura disekitar sini makin mencekam ,bagaikan hidupku ditangan perompak ," gumam Deka dalam hati.
Saat masuk kedalam ruangan presdir,perut Alika sudah tak bisa diajak kompromi hingga harus menuju ke toilet dahulu.Hal itu membuat Dafa tersenyum dalam hati karena akhirnya wanita pengacau itu pergi juga.
"Huft,akhirnya udara yang kuhirup menjadi segar kembali tanpa polusi," gumam Dafa senang tapi masih bisa didengar Alika.
Sementara itu Alika tak perduli dengan perkataan Dafa berusan,karena baginya panggilan alam lebih berharga dari pada meladeni pria ember.
Ello asisten Dika yang di tugaskan menyambut Dafa dan Deka,mempersilahkan mereka masuk kedalam ruangan Dika.
"Silahkan masuk Tuan tuan,anda sudah ditunggu oleh Tuan Dika di dalam," ujar Ello.
"Terima kasih." Sahut Deka dan berbeda dengan Dafa yang hanya diam dan tak ingin banyak bicara.
Ceklek
Pintu ruangan Dika terbuka ,yang membuat empunya harus mengalihkan pandangannya dari berkas yang berada ditangan nya.
"Oh Tuan Dafa Adrian,silahkan duduk! Maaf jika sambutanya kurang bagus dan membuat anda tak nyaman," Sapa Dika sambil tersenyum.
" Anda bisa saja,tapi tolong jangan panggil saya Tuan karena terkesan saya sangat tua kelihatannya. Dan satu lagi jangan terlalu sungkan begitu!" Sahut Dafa dengan senyum yang sedikit dipaksakan dan jatuhnya jadi kaku begitu.
Dafa adalah tipe orang yang paling tidak suka melakukan sesuatu yang tak ada keuntungan sama sekali.Lagian untuk apa tersenyum kepada orang lain,jika itu semua di lakukan dengan terpaksa.
"Bisakah menunggu putriku sebentar ,karena untuk proyek ini saya ingin dia yang menghandle semuanya," pinta Dika.
"Tak masalah Tuan,kami juga tidak terburu buru," Deka menimpali perkataan Dika karena ia ragu jika tuannya itu menjawabnya.
"Siang Pah,maaf Lika telat soalnya tadi ada insiden bertemu pria yang mukanya mirip tembok dan sikapnya seperti balok es." Lika menyerocos tanpa sadar jika sepasang mata sedang menatap tajam kearah dirinya.Pria tampan itu serasa ingin sekali menenggelamkan wanita yang dari tadi mengoceh tanpa titik koma.
"Wow,memangnya kalian bertemu dimana?" Tanya Dika penasaran bahkan sempat melupakan tamunya kini.
"Di Lobby sih Pah,Lika berharap tidak akan bertemu denganya lagi.Karena jika sampai hal itu terjadi bisa dipastikan saat itu juga nyawanya bakal melayang," ujar Alika semangat 45.
"Oh Tuan,akhirnya saat itu tiba juga.Dimana ada orang yang mengatai anda secara langsung tepat dihadapan anda," gumam Deka sambil tertawa dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Iin Indria
thor lain kali kalo pilih nama jangan yang terlalu mirip. Jadi bingung Dika, Deka, Lika, Vika
2022-06-14
0
Berdo'a saja
ah ah ah puaslah sang asisten
2022-05-17
1