***
"Mommy, mengagetkan saja." Jawab tuan Devan santai, sedangkan Lona langsung menundukkan wajahnya karena malu.
"Kalau mau mesum pintu kamarnya ditutup dulu." Ketus Nyonya Zeline.
"Lupa, ada apa Mommy?" Tanya tuan Devan mendekat pada Mommy-nya. Yang kini masih betah duduk diaatas kursi roda dengan menggendong baby Varon. Juga ada seorang pelayan yang mendorong kursi rodanya.
"Apa Lona sudah membaik. Apa sudah bisa menyusui Varon. Sepertinya dia sudah kehausan, asi botolnya telah habis." Ucap Nyonya Zeline lalu memberikan baby Varon pada putranya tuan Devan.
"Ah sayang Daddy. Kau pasti lapar ya?" Goda tuan Devan pada baby Varon.
"Yasudah, kalau begitu Mom pergi dulu. Ingat! Pintunya jangan lupa dikunci," ujar nyonya Zeline memberikan peringatan.
"Iya Mom, aku tau," jawab tuan.
"Ini sayang. Putra kita sudah sangat kehausan juga kelaparan," ujar tuan Devan lagi. Lalu memberikan putranya kepada sang istri.
"Hallo sayang, maafin Mommy yang melupakanmu ya sayang," ucap Lona langsung mengambil posisi untuk menyusui putrannya.
"Sayang, bagaimana rasanya?" Tanya tuan Devan membuat Lona bingung.
"Rasa apa kak?" Tanya Lona.
"Rasanya menyusui?" Jawab tuan Devan dengan segala pikiran mesumnya.
"Maksud kakak. Oh, rasanya menyusui," jawab Lona sedikit oleng.
"Rasanya aku sangat bangga, kak. Begitu terasa bahwa sekarang aku adalah seorang ibu," jawab Lona dengan pikiran BENARnya berbeda dengan pikiran suaminya yang lagi oleng.
"Bukan itu maksudku, sayang. Maksudku apa rasanya berbeda jika aku yang menyusu padamu. Kenapa ekspresimu terlihat biasa saja. Berbeda bila aku yang menyusu padamu," ujar taun Devan heran.
"Astaga! Kenapa kakak begitu mesum. Tentu saja rasanya berbeda." Jawab Lona.
"Apa bedanya sayang. Coba kau lihat, aku menghis*p, baby kita juga menghis*p. Aku *******, baby kita pun juga sama. Aku merem*s, memel*ntir, memainkannya. Juga sama, apa bedanya sayang?" Ujar tuan Devan heran sambil memperhatikan gerak garik babynya.
"Jawabannya tetap beda. Sudah, lebih baik kakak keluar saja. Temui sekretaris Chao pasti ada banyak tugas pekerjaan kantor yang harus kakak selesakan," usir Lona.
"Apa yang akan aku kerjakan sayang. Hari ini dan juga untuk seminggu kedepan, aku libur. Tugasku hanya memanjakanmu dikamar." Jawab tuan Devan semakin lama semakin oleng. Lalu ia mendekat pada Lona, dan berbaring disamping istrinya kini masih sedang menyusui baby Varon.
"Hey, sayang Daddy. Berhenti memainkan benda kenyal itu. Itu juga hak Daddy." Ucap taun Devan mengganggu baby Varon yang tengah asik menyantap makan siangnya.
"Berhenti mengganggunya kak," kesal Lona.
"Dia merem*snya sayang. Lihat susunya mubasir."
"Biarkan saja," jawab Lona menyingkirkan tangan nakal suaminya.
"Putra kita akan menjadi sekuat dan juga setangguh aku nantinya." Ujar tuan Devan.
"Tidak, aku akan merawatnya dengan baik. Agar menjadi lelaki yang baik" jawab Lona cepat, tanpa sengaja melukai perasaan tuan Devan.
"Maafkan aku sayang." Jawab tuan Devan melas.
"Bu-bukan begitu maksudku, kak. Aku akan merawatnya menjadi lelaki yang baik, kuat, tangguh seperti yang kakak katakan." Ralat Lona.
"Terima kasih sayang. Terima kasih karena sudah memaafkanku. Kau begitu cepat memaafkanku. Bahkan aku belum memaafkan diriku sendiri." Jawab tuan Devan bersedih.
"Jangan begitu kak. Aku meaafkan kakak. Karena aku tau kakak benar-benar sudah berubah. Terima kasih karena kakak telah mau berubah untukku dan juga baby Varon.
"Aku mencintaimu sayang." Ujar tuan Devan langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Lona.
"Aku juga mencintaimu sayang." Jawab Lona memejamkan matanya kala suaminya akan kembali mencium bibirnya.
"Aawww ...
Bersambung .....
.
.
.
.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nur Lizza
lanjut
2023-03-26
0
SOO🍒
kepergok lagi... 🤦♀️🤦♀️😂😂😂😂
2022-05-31
0
Berdo'a saja
ehemmmmm
2021-11-22
0