Antara Amel dan Lina
Setiap hari suasana di rumah kita begitu-begitu saja. Canda tawa bersama, kalo bertengkar itu pun tidak serius, namanya juga sahabat baik. Tapi, 'perang dingin' ini menjengkelkan.
Selama ini kami selalu damai dan tenteram jadi berantakan gara-gara dunia maya Amel. Aku sebenarnya memutuskan berhenti menanggapi apa pun update Amel tentang instagram-nya. Meski Ayu tidak, Ayu malah seperti mendapat bahan hiburan baru, menggoda Amel. Sialnya, karena tinggal satu atap,mau tidak mau kami tetap harus bertemu satu sama lain.
Ayu menengahi kalo kita bertengkar, bukan tertawa melihat muka masam kami satu sama lain. Seperti malam itu, Ayu mengajak aku dan Amel makan bareng. Ayu yang mentraktir. Dompetnya lagi tebal, baru dapat kiriman dari orang tua-nya.
"Janji ya, tidak bertengkar dan tidak membahas tentang Gilang, instagram dan lainnya." Ayu membuat peraturan
Aku dan Amel, demi makan malam gratis di salah satu restoran terdekat kontrak kami mengangguk kompak.
Sayangnya, Gilang dan temannya mau masuk juga dan makan bersama teman-temannya ditempat yang sama. Saat aku dan Amel sepakat untuk tidak membahas soal Gilang.
"Eh, kalian mau makan disini juga, ya?" Gilang yang melihat kami saling sikut masuk restoran, justru melambaikan tangan, berdiri, lantas menyapa, "Sini gabung, yuk!" Gilang seperti biasa selalu keren dan ramah,memberikan tawaran.
Aku mengeluh dalam hati. Bakal runyam lah makan malam bersama kami. Benar saja, baru juga melihat sekilas, Amel sudah senyum-senyum, terlihat riang. Ayu, maksudnya, kita bergabung ke meja mereka saja. Aku mendengus, nggak usah, jangan genit. Amel melotot
Ternyata ketidaksengajaan suasana ini memiliki manfaat tersendiri. Apa yang aku bilang selama ini benar, kan?! Lihat tuh, hanya di dunia maya saja Amel merasa ia dan Gilang dekat satu sama lain. Di dunia nyata? Tidak sesekali pun mereka saling bicara meski satu meja. Gilang lebih banyak ngobrol bareng temannya, tetapi Gilang sesekali ngobrol sama Ayu. Kebetulan mereka sama-sama pengurus OSIS.
Saat selesai makan, Gilang tiba-tiba mengajakku bicara, "Ini Lina kan?"
Aku yang habis mencuci tangan, mengangguk. Ada apa?
"Maaf, walaupun sering ketemu kita jarang bicara, ya." Gilang senyum
Tidak masalah Lang.
"Lina punya akun instagram nggak?
Iya aku punya
"Bagi dong nama akunnya. Ntar aku add."
Amel yang melihat suasana ini dan duduk disebelah ku yang tadinya senyum manis langsung diam.
Ayu melihat terpingkal wajah masam Amel sepanjang perjalanan pulang. Terus terang saja, aku senang sekali diajak bicara oleh Gilang barusan. Bahkan, hatiku seperti hendak meletus saat Gilang bertanya akun instagram.
"Ayu, tuh sudah di add." Aku memperlihatkan layar telepon genggam, kami bertiga duduk berderet, "Kira-kira baiknya aku di setujui nggak, sih?" Pura-pura bertanya
Di sebelah Ayu, Amel melotot, tapi tidak bicara.
Ayu berusaha menahan tawa kelakuan mereka berdua. Kasihan Amel yang seperti hendak menangis. Aku santai-santai saja. Makannya, siapa suruh GR? Terbukti, kan? Maka kebenaran itu pasti datang.
Amel yang sejak tadi berusaha menahan jengkel karena digoda terus sepanjang jalan ikut terdiam, menelan ludah. Rasa-rasanya aku mulai kasihan dengan putri. Ia jadi lebih pendiam sekarang. Ia tidak sebal atau hendak menangis seperti waktu dijalan, tapi ia tetap menghindar tidak bicara apa pun soal instagram. Itulah kenapa dulu aku menasehatinya agar tidak GR. Gilang itu memang ramah ke semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
🦁 R14n@
syukur deh aku ga pny IG FB ga jd belajar gw gara2 cowo kyk amel tuh😂😂😂😂
2021-12-16
0
♕FiiStory_
saya mampir Thor, salam kenal dari my Dream High dan Mencintai Tuan kulkas 😊 mampir juga ya Thor di karyaku 😊
2021-07-29
1
Lisnawati
udah biasa berantem merebutkan satu laki2 wkwk
2021-07-13
2