Devi Pov
Sudah seminggu berlalu, hubunganku dengan Arnold semakin dekat. Kami berdua semakin sering bertemu, entah karena Arnold mengantar atau menjemputku bekerja, juga karena Arnold sering memintaku untuk makan siang atau makan malam bersama.
Ia juga semakin sering ke rumahku, dan semua orang di rumahku sudah mengenalnya. Nanny Grace juga sepertinya berusaha agar aku dan arnold makin dekat.
Hari ini adalah hari minggu dan juga hari liburku. Aku tidak ada jadwal untuk praktek dan jadwal operasi hari ini.
Matahari sudah tidak malu-malu lagi menampakkan sinarnya, tapi Aku masih dengan santainya merbahkan tubuhku di ranjang sambil berselancar di dunia maya dengan ponselku. Sungguh Aku sangat lelah hari ini , karena kemarin aku memiliki 3 jadwal operasi .
Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan kulihat kepala Mama muncul dari celah pintu, " Dev.... Dev.... kamu udah bangun ? Tuhh... ada Arnold di depan "
"Hahh.... " , aku hanya bengong karena terkejut mendengar bahwa sepagi ini dan di hari libur pula Arnold malah datang menemuiku.
" Buruan ih bagun .... ! Anak gadis kok jam segini masih rebahan aja, cepetan temuin si ganteng jangan sampe nunggunya kelamaan " , mama menyadarkanku dari lamunanku.
Dengan sigap dan sedikit berlari aku menuju ke cermin yang ada di meja riasku. Ku pastikan kembali tidak ada hal-hal yang aneh dari wajah dan penampilanku.
Sebenarnya aku sudah bangun sedari tadi dan juga sudah mandi pagi, hanya karena rasa malas dan lelah menguasaiku sehingga aku memilih untuk kembali rebahan di ranjang ku.
' Ccuussstt...cuussstttt '
tak lupa aku menyemprotkan parfum beraroma rose di tubuhku sebelum berlari keluar kamar untuk menemui Arnold.
" Arnold mana ma? Mama ngerjain aku yah ? " aku bertanya ke mama karena di ruang tamu atau di ruang keluargapun aku tak menemukan sosok Arnold.
" Ngapain mama ngerjain kamu, tuhh sono Arnold lagi pdkt sama calon papa mertuanya " jawab mama sambil tersenyum jahil kearahku.
" huussttt , mama jangan berisik deh... kan malu kalau sampai kedengaran sama Arnold. Dikiranya aku suka lagi sama dia " kataku seraya berjalan menuju pintu depan .
Kulihat dari pintu, Arnold dan Papa sedang asik mengobrol. Sementara papa sesekali mengelap mobil kesayangannya.
Itu memang kebiasaan papaku di hari liburnya, Ia pasti akan bangun pagi-pagi untuk mengecek dan mengelap mobil-mobil yang ada dirumah.
" Arnold...." aku sedikit menaikkan nada suaraku untuk memanggilnya duduk diteras.
Mendengarku memanggil namanya, Arnold segera berjalan menghampiriku untuk duduk di kursi teras bersamaku.
" Kamu ngobrolin apa sama Papa, seru amat " tanyaku padanya.
Ku lirik di meja teras sudah ada gelas minum yang masih penuh dan sepiring kue coklat buatan mama semalam.
Kupikir mama yang menyiapkan itu semua untuk Arnold.
" Hanya ngobrol soal mobil. Sepertinya papa juga suka otomotif, aku ada janji sama papa untuk liatin design interior mobil yang lagi booming untuk di modifikasi di mobilnya " jawab Arnold sambil mengambil posisi duduk di kursi teras tepat di sampingku.
" Whattt... PAPA ? Sejak kapan Arnold mengubah panggilannya dari Om menjad Papa ? Minta diangkat anak kali yahh si Arnold sama papa , hehehehehe " gumamku dalam hati.
" Kamu jangan ikutin maunya Papa deh, takutnya ngerepotin kamu " bantahku. Tapi makhluk ganteng di sampingku ini cuma senyum senyum aja.
" Kamu ngapain pagi-pagi udah kesini?" Tanyaku.
" Aku hubungin kamu dari tadi, aku telpon, aku kirimin WA tapi kamu ga ada respon. Makanya aku langsung kesini aja" jawab Arnlod.
Aku memang sedari tadi lagi sibuk membaca novel di salah satu aplikasi novel online kesukaanku, makanya semua pesan dan telpon aku abaikan. Hehehehehe
" Aku mau mengajakmu ke puncak. Nanny kan baru aja pulang dari rumah sakit, katanya dia kangen sama anak cucunya makanya dia buat pesta kecil-kecilan di puncak untuk ngumpulin mereka. Nah... Nanny minta aku untuk mengajakmu. Papa dan Mama ku juga ingin berterimakasih karena kamu udah ngerawat Nanny di rumah sakit selama mereka ada di Italy. " Arnold menjelaskan alasannya kerumah saat itu
Aku berpikir sejenak ,
" Ohh... kalau soal merawat itu memang udah tugasku kok. Tapi aku gak usah ikut aja deh, itu kan acara keluarga kamu, nanti aku malah gangguin lagi " aku memberikan alasan penolakanku.
" Ga ada yang merasa terganggu, permintaan Nanny juga supaya aku ajakin kamu " bantahnya tegas.
" Buruan kamu ganti baju dan siap-siap. Aku tungguin disini. Aku mau lanjutin ngobrol ama Papa " perintahnya.
Walaupun berat hati, aku tetap saja beranjak menuju kamarku untuk ganti baju dan siap-siap. Setelah siap, kami berdua berpamitan kepada Mama dan Papa. Ku dengar Arnold juga menjelaskan kemana tujuan kami pergi,
" Ohhhh gentle kali kamu bang ..... " ucapku dalam hati sambil cekikikan.
Di mobil sesekali kami mengobrol beberapa hal tetang kegiatan kami akhir-akhir ini. Hari ini hari libur, tentu saja jalanan sangat padat. Setelah menghabiskan waktu selama 2 Jam 30 Menit untuk perjalanan, akhirnya kami sampai di tujuan kami.
Arnold membunyikan klakson mobilnya, kulihat seorang pria sekitaran umur 35 tahunan berlari dari arah pos kecil untuk membuka gerbang yang lumayan tinggi agar mobil kami bisa masuk.
Mobil melaju memasuki pekarangan sebuah villa mewah.
Kulihat Arnold membuka kaca mobil disampingnya dan berterimakasih kepada pria tersebut. Dari kejauhan aku melihat beberapa mobil sudah terparkir rapih di halaman villa itu yang sangat luas.
" Sepertinya ramai yah.... udah banyak mobil tuh. Emangnya ini acara apaan sih? " aku kembali bertanya ke Arnold.
Arnold sedang memarkirkan mobilnya di tempat yang masih tersedia. Setelah mobil berhenti sempurna barulah Ia menjawabku,
" Akukan udah bilang, Nanny adain acara kumpul kumpul biasa aja bareng anak cucu nya "
" Iya.. tapikan aku bukan anak cucu nya " balasku dengan wajah cemberut. Aku sedikit insecure sih, aku kan bukan siapa siapa kenapa harus ikut di acara kumpul keluarga mereka.
" Bentar lagi juga jadi siapa-siapa " jawabnya ambigu sambil turun dari mobil.
Tak ada acara membukakan pintu mobil untukku. Ingatkan pertama kali Ia menjemputku di rumah sakit, Ia juga tidak membukakan pintu mobil untukku.
Aku segeta turun dari mobil dan sedikit berlari untuk menyamakan langkahku dengannya, kemudian mengikuti Arnold masuk ke dalam villa menuju ke bagian belakang villa.
Ku lihat ada beberapa orang pelayan yang menyapa kami, Arnold tidak memedulikan mereka sedang aku hanya mengangguk sambil tersenyum kepada pelayan tersebut.
Sampai ku lihat ada sebuah saung besar tak jauh dari kolam renang, di sana berkumpul beberapa orang yang sedang mengobrol. Dari beberapa orang itu yang aku kenali hanya Nanny Grace dan Thomas saja.
" Nanny.... ini aku bawakan pesananmu. Masih aman, belum kurang sedikit pun " Arnold berkata kepada Nanny, kemudian menyapa orang-orang yang ada di sana.
" Dokter Devi.... ayo sini Nak, Nanny kangen sama kamu " jawab Nanny Grace menghampiriku dan menarik lembut pergelangan tanganku.
Nanny Grace mengajakku untuk lebih dekat ke saung, perhatian semua orang disana saat ini tertuju kepadaku,
" Kenalin ini dokter Devi, dokter yang merawatku selama aku di rumah sakit kemarin ". Nanny Grace menjelaskan siapa aku.
Lalu seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik, kupikir usianya lebih muda dari Nanny Grace berjalan menghampiriku kemudian langsung memelukku " Hai Sayang, Aku Sofi . Mommynya Arnold " ucapnya masih tetap dengan posisi memelukku.
" Iya tante, nama saya Devi. Saya dokternya Nanny Grace " , balasku.
" Jangan panggil tante dong, panggil mommy aja yah " pintanya padaku sambil melepaskan pelukannya.
" Baik mommy " jawabku.
Akupun dipersilahkan duduk oleh mereka. Kami semua duduk lesehan di saung itu . Aku sendiri duduk tepat di samping Arnold yang kulihat sedari tadi masih sibuk dengan ponselnya.
Aku berkenalan dengan orang-orang yang ada disana, ada ayah dari Arnold namanya Daddy Prayoga, ada beberapa tante, om dan sepupu Arnold. Aku telah mengenal salah satu sepupu Arnold , namanya Thomas. Tapi selama ini yang ku tau Thomas adalah asisten dan juga sahabat Arnold.
Kami semua mengobrol banyak hal, sesekali mereka juga menggodaku dengan Arnold. Mereka semua sangat ramah dan hangat. Aku jadi melupakan rasa insecure ku sebelum tadi bertemu mereka.
Setelah cukup lama mengobrol di saung, kami semua beranjak masuk kedalam villa menuju meja makan untuk makan siang.
Setelah selesai makan siang, aku diminta untuk istirahat sebentar disalah satu kamar di villa itu.
Karena memang lelah, akupun merebahkan badanku di ranjang. Belum sempat aku menutup mataku, kudengar suara pintu di ketuk.
Aku segera bangkit ingin membukanya namun sebelum aku berhasil, Arnold sudah berjalan masuk ke kamar.
Aku segera bangun memposisikan diriku untuk duduk di ranjang.
Ku pikir Arnold akan duduk di sofa yang ada di kamar itu, namun Arnold malah memilih duduk di tepi tempat tidur sehingga posisinya kini berhadapan denganku.
Merasa jarak kami terlalu dekat aku tiba tiba saja menjadi gugup, " a..aa.. ada apa?" Tanyaku.
" Kamu capek yah ? " Arnold malah bertanya balik.
" Iya, lumayan sih. Tapi aku senang keluarga mu semua sangat baik dan hangat padaku " jawabku.
" Istirahat lah kalau begitu. Malam nanti akan ada pesta barbeque di taman belakang villa untuk makan malam. Kamu jangan lupa siap-siap yah " perintahnya.
Kemudian Ia berdiri karena ingin keluar dari kamar. Namun sebelum berbalik pergi Ia mengusap kepalaku lembut.
Aku yang terkejut atas perlakuannya hanya bisa terdiam dan tersadar saat mendengar suara pintu ditutup tanda Arnold telah keluar dari kamar.
Aku merebahkan kembali tubuhku dengan perasaan jantungku seperti sedang melompat-lompat.
" Ada apa denganku... apa hanya karena tadi Arnold membelai rambutku aku jadi kena penyakit jantung ? " gumamku lirih.
Malampun tiba, kami semua berkumpul di halaman bagian belakang rumah untuk pesta barbeque.
Suasana sangat hangat karena keramahan dan keakraban keluarga Arnold terhadapku.
Sangat berbanding dengan cuaca puncak yg makin dingin di malam hari.
Kami saling mengobrol, bercanda, dan tetap seperti pagi tadi mereka terus saja menggodaku dengan Arnold.
Selesai makan malam, Arnold mengajakku berjalan-jalan disekitar villa. Arnold mengajakku ke sisi samping villa yang ternyata adalah taman bunga. Walaupun malam hari , taman tersebut makin indah karena terkena sorotan dari cahaya lampu yang memang sengaja di nyalakan untuk memperindah taman tersebut.
Kami duduk bersisian di bangku yang terbuat dari batang pohon, tak ada yang membuka percakapan, suasana hening sampai Arnold melepaskan jaket rajut yang di kenakannya dan memakaikannya padaku.
" Pakailah, disini sangat dingin. Aku gak mau dimarahin pasien pasien mu karena membuat dokter kesayangan mereka sakit " ucapnya.
Aku berterimakasih sambil terkekeh mendengar alasannya.
Kami mengobrol banyak hal. Arnold juga menceritakan kenangan yang Ia miliki di villa ini.
Sampai tanpa ku sadari ternyata Arnold sudah merangkulkan satu tangannya di pundakku dan kepalaku sudah bersandar di bahunya.
Menyadari hal itu kami berdua kembali terdiam namun sepertinya baik Aku atapun Arnold tidak ada yang berniat merubah posisi.
Suasana seketika hening hanya suara jangkrik yang terdengar. Entah kami berdua sedang sibuk berpikir atas apa yang terjadi, atau kami berdua sedang menikmati keadaan ini. Yang pasti hal itu berhasil mengalahkan dinginnya cuaca malam itu, aku merasa hangat, merasa hangat saat berada disisinya.
" hhmm .... sangat nyaman ", itulah ucapan Arnold yang masih bisa terdengar olehku, walaupun Ia berbicara dengan suara seperti sedang berbisik.
.to be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
🎤K_Fris🎧
Arnold gercep banget sih🤣🤣🤣
2022-07-20
0
🐧ig.@ρтуᴄᴀʟᴀᴍ🔥✔️
sukses terus thor, baru baca dari awal, maaf ya🙏🏼.
2022-07-20
0
𝐌𝐫.𝐊𝐞𝐧𝐭 🥃
Udah dapat restu dari kedua belah pihak, tinggal nunggu naik ke jenjang selanjutnya 😁
2022-07-20
0