Saat aku sedang melamun, indra datang secara tiba-tiba dan mengejutkanku. Aku sangat terkejut!!
"MAR."
Jantungku dag dig dug saking kagetnya.
"Astagfirullah.. Indra.. Kamu kenapa sih ngagetin aku gitu, males banget ih." Ucapku sambil manyun.
Indra merasa bersalah sudah membuat aku kaget dan marah kepadanya, dia meminta maaf.
"Maaf mar. Abisnya dari tadi aku panggil-panggil nggak di jawab. Tuh si Kia kenapa diem aja dari tadi kayak ayam lagi muyung (sakit) nggak kayak biasanya."
"Nggak apa-apa. Udah jangan ganggu dia ya kasian lagi sedih."
Aku menarik lengan Indra menjauhi Kia, karena aku tau dia nggak mau di ganggu oleh teman-temannya. Daripada dia ngamuk entar.
"Mar, kamu nggak apa-apa kan?" Tanya Indra yang melekatkan wajahnya memandangi wajahku yang sedang sedih.
Aku tau Indra pasti merasakan kalau aku sedang sedih. Indra selalu tau apa yang aku rasakan, dia sahabat terbaik yang selalu mengerti bagaimana menghadapi aku yang ababil ini.
"Aku nggak apa-apa kok." Aku menjawab dengan nada lesu, karena emosiku yang tidak bisa aku tahan. Aku ingin sekali menangis.
"Kok kamu nangis? Kenapa?" Indra menyentuh pipiku dengan lembut dan terus menatap mataku yang berkaca-kaca.
"Aku, aku.." Mataku berkaca-kaca.
Baru mau aku jawab pertanyaan indra, Pak Erick sudah ada di depan pintu dan anak-anak bubar jalan. Duduk di tempat masing-masing begitu pun dengan aku dan Indra. Aku langsung menghapus air mataku yang belum sempat terjatuh.
"Hari ini ulangan bab 3 tentang Microsoft powerpoint. Bapak minta kalian tidak membuat gaduh dan mengganggu kelas lain. Kerjakan sendiri dan jangan ada yang mencontek!"
"Baik pak." Jawab teman-teman serempak.
"Bagus. Maria, bagikan kertas ulangannya."
"Iya Pak."
Aku pun sibuk membagikan kertas ulangan kepada teman-teman. Selesai membagikan kertas ulangan, aku kembali ke tempat duduk. Aku melihat Indra memberikan kode agar aku mau menerima jawabannya kalau aku tidak bisa menjawab soal itu.
Aku hanya menggelengkan kepala dan ku lihat dia tersenyum kepadaku. Senyuman Indra yang manis sekali, membuatku merasa baper. Aku membalas senyumannya, dan aku melihat ekspresi Indra yang tampak bahagia melihatku tersenyum.
Alhamdulillah soal demi soal aku kerjakan dengan baik. Tidak ada yang sulit karena semalam aku sudah mempelajarinya dan sudah hafal di luar kepala. Aku lihat Indra pun sudah ke depan pertanda dia sudah selesai mengerjakan tugas ini.
Aku tidak heran karena setiap ulangan TIK pasti dia yang pertama selesai mengerjakannya. Indra memang jagonya pelajaran ini.
Dia memberikan isyarat lewat matanya kepadaku untuk segera keluar ruangan karena dia tau pasti aku sudah selesai mengerjakannya. Aku pun bangkit dan ku lihat teman-temanku seperti sudah menyerah, tidak bisa mencontek kepadaku atau Indra. Aku pun ke depan untuk menyerahkan kertas ulangan dan berlalu keluar.
Indra melambaikan tangannya dan aku menghampiri dia yang sedang menunggu di kantin. Tampak sepi karena kelas yang lain pun sedang ulangan, hanya ada kita berdua dan teteh penjaga kantin aja.
Melihat aku datang, Indra segera beranjak dari tempat duduknya dan memberikan aku sebuah air mineral.
"Nih minum dulu pasti haus kan abis ulangan tadi."
Aku mengambil minuman yang Indra kasih dan duduk di bangku yang tadi dia duduki sedangkan Indra berdiri di hadapanku. Aku pun meminumnya dan mengucapkan terima kasih.
"Makasih ya." Ucapku sambil melihat wajahnya yang tampan.
"Iya sama-sama. Kayak sama siapa aja cuma minuman doang. Mau jajan nggak? Biar aku yang traktir."
Aku hanya menggelengkan kepala dan diam. Indra yang melihat aku seperti itu hendak bertanya tapi sepertinya dia urungkan karena mengerti bahwa emosi ku saat ini sedang kacau.
Aku yang sedang duduk di bangku itu menundukkan kepalaku. Dan Indra yang sedang berdiri di hadapanku mengelus rambutku dengan lembut. Untung aku sudah keramas jadi wangi deh kalau belum keramas bisa tambah malu banget aku.. Udah jelek, rambut bau lagi.!
Tapi kenapa Indra perhatian banget sih sama aku? Baper banget jadinya. Mau nanya perasaannya tapi aku takut dan malu, karena ini pertama kalinya aku dekat dengan laki-laki di sekolah apalagi laki-laki itu idola semua gadis di sekolahku.
Walaupun waktu kelas 7A ada laki-laki yang dekat denganku tapi memang hanya sebatas sahabat dan sekarang dia di kelas 9B, Ari namanya. Aku sangat dekat dengannya dulu tapi entah kenapa dia seolah berubah menjauhiku dan menjaga jarak.
Sudah sangat jarang aku berkomunikasi dengannya karena dia pun sibuk dengan teman-temannya sendiri.
Tapi dengan indra dari kelas 7, 8, dan 9 sekelas terus sama dia. Aku juga tau Indra dari dulu mendekati aku tapi tak pernah aku respon seperti sekarang ini. Aku selalu cuekin dia dan jaga jarak. Aku takut jatuh cinta kepadanya!!
Bukan karena aku sok jual mahal atau sok cantik, tapi lebih ke tidak percaya diri. Indra itu tampan banyak sekali adik kelas dan teman sekelas ku yang menyukainya. Tapi yang aku lihat Indra tidak pernah merespon perasaan mereka dan Indra hanya dekat denganku dan Kia saja.
Aku tidak mau kalau aku hanya baper dan kegeeran saja hanya karena Indra selalu dekat denganku bukan berarti dia jatuh cinta kan? Kita hanya sahabat dan aku mencoba untuk menjaga perasaanku agar aku tidak jatuh cinta kepadanya.
Indra memang selalu mengatakan bahwa dia menyukaiku tapi aku tidak percaya dan merasa bahwa dia hanya bercanda. Dia juga selalu berkata bahwa dia menyayangiku tapi aku menganggap rasa sayangnya itu adalah rasa sayang kepada sahabat.
Memang harus aku akui bahwa Indra selalu ada untukku. Kita bagai sepasang kekasih dimana ada Indra di situ ada Maria, begitupun sebaliknya. Banyak yang bilang bahwa kami pacaran tapi aku selalu mengatakan tidak kepada mereka. Berbeda dengan Indra yang selalu mengiyakan persepsi mereka itu.
Kita bagai perangko yang selalu menempel kemana pun. Kia juga pernah mengatakan bahwa Indra terlihat sangat tulus menyayangiku. Kia merasa bahwa Indra memang benar mencintaiku tapi aku menepis praduga Kia tersebut.
Selama Indra belum mengatakan perasaan yang sebenarnya dengan serius aku tidak akan menganggapnya. Karena aku takut, takut malu karena mengharapkan laki-laki tampan dan baik hati seperti Indra yang di sukai oleh banyak gadis dimana pun karena ketampanannya itu.
Indra terus saja memandangi aku dengan tatapan khawatirnya. Dia memang selalu menatapku seperti itu kalau melihatku sedang sedih. Dia selalu mengkhawatirkan aku yang selalu tidak bisa mengontrol emosiku yang labil ini.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments