Jika koko nya Renata memiliki fasilitas lux , jauh berbeda dengan Renata, kelahirannya seperti sebuah kutukan bagi keluarga Sanjaya .
Kakek ,nenek nya saja yang sangat menyayanginya lebih, mami Renata memang menyayanginya, tetapi tidak adil , seorang ibu membiarkan perlakuan bagaikan langit dan bumi, yang di alami Renata, bukankah seorang ibu harus melindungi anaknya, melindungi hak - hak anaknya? bukankah seorang anak juga berhak diperhatikan psikologisnya, dari kecil di perlakukan tidak adil .
Adi memandangi Ta, sangat heran menemui kenyataan , dimana Ta bahkan belajar secara otodidak semua, baik dari belajar bahasa Inggris, bahasa Korea dan belajar bahasa Jepang. Renata selalu meminjam buku les bahasa beberapa temannya, sesekali menyusup di kelas les bahasa temannya, dia berjuang dan mengerti, belajar mandiri, di atas perlakuan tidak adil keluarganya .Dia tidak mau menyerah dengan keadaannya. Jika ada seorang anak yang sadar keadaannya tidak di terima keluarganya, Renata cukup sadar diri, dialah orangnya .
" Ta, apa kamu mau belajar bareng aku ?".
" Aku akan ikut bimbingan belajar, berbagai materi, pasti kamu lebih siap buat kelas 3 nanti Ta".
" Ahhh gak usah kak, aku sungkan, lagian aku buat kakak terganggu ".
" Gak terganggu , mau ya ".
" Tetapi jangan bilang siapa - siapa ya kak".
" Hmmmm, kamu malu ketahuan belajar bareng cowok cupu dan kuper Ta ?".
" Hahahahaha , makanya kakak jangan gini dong penampilannya, kalau mata minusnya di laser dan di obati, bebas pakai kaca mata, trus rambut di pangkas ala Korea , pasto berbeda, " ujar Renata menutup dan menahan tawanya .
" Kak , kalau mami kakak keberatan aku belajar bareng gimana ?".
" Gak bakalan, mami malahan pengen punya anak perempuan, bisa dia ajak shopping, bisa bercanda sama dia , dan mami selalu suruh kakak bawa teman, ngumpul di rumah, tahu sendiri Ta, kakak malas dan ribet dengan lawan jenis, palingan yang ke rumah Bram, Anton, Louis, Alberth, itu juga jarang .
" Makasih banyak ya kak, " ujar Renata .
" Setiap pulang sekolah aja ,kita langsung ke rumah kakak, apa mami kamu gak keberatan Ta ?".
" Mana pernah ada yang peduli kak, mau pulang, gak pulang, mau belajar, gak belajar, hanya yang diperdulikan, rumah sudah bersih gak, masakan sudah tersaji gak, kak...., gimana kalau pulang sekolah, tungguin 1 jam aja aku masak dan bersihkan rumah, aku pagi bakal buat sarapan, bersihkan lantai atas, siangnya hanya bersihkan lantai bawah ".
" Gak ada pembantu Ta ?".
" Ada , hanya buat melayani ketika aku sudah masak, belanja ke pasar, dan merawat kebun ."
" Sanjaya bukannya keluarga tajir dan terkenal Ta ?".
" Aku harap kakak jangan memberitahu mami kakak, aku anak keluarga Sanjaya, keluargaku tidak pernah mengenalkan ku pada siapapun ".
" Apaaa?".
" Udah ya, kakak jangan banyak tanya , intinya , mau gak kakak nungguin aku ."
" Mau ".
" Apa gak lapar ?".
" Gak".
Renta tak henti hentinya bersyukur, Tuhan selalu beri jalan buat hidupnya yang ruwet.
Adi mengantar Renata ke rumahnya, Renata turun sedikit jauh dari rumahnya .
" Besok ,kakak tungguin disini aja ya. "
" Gak pakai nanya, "ujar Renta tersenyum.
Adi mengangguk dan menatap langkah Renata jalan sambil menundukkan kepalanya .
Sepatu yang biasa, tas kain yang standart, jauh dari kemegahan kediaman keluarga Sanjaya .
Adi menunggu beberapa saat, dan memperhatikan Renta dari balik sebuah pohon.
Beberapa saat kemudian, Adi melihat Renata sedang menyapu teras, mengepel, kemudian melap perabotan di teras, keringat Renata bercucuran, Adi merasa ,banyak misteri kehidupan Renata yang tidak dia ketahui , dan dia akan menyelidikinya tanpa sepengetahuan Renata .
Adi kembali ke kediaman orang tuanya .
" Baru sampai Di, kenapa agak telat nak ?"
" Tadi makan bareng teman mi, dan antar dia pulang ".
" Perempuan atau laki - laki ."
" Perempuan".
" Serius nak ?".
Adi mengangguk.
" Mi, kalau teman Adi, mau ikutan belajar bareng, apa boleh ?".
" Boleh banget dong nak, selama ini kan mami sering suruh kamu bergaul dan membawa temanmu main di rumah, sangat jarang kan kamu bawa nak."
" Maaksih ya mi ".
Adi memeluk sang mami.
" Kamu tau gak sih?
Nunggu jawaban WA dari kamu tuh degdegan nya mirip kyk lagi nunggu bunyi Klakson motor Kurir COD," ujar Raka .
" Trus kenapa Ka ?" tanya Tata dalam pesan suara nya di Wa.
" Kamu suka yah dengan ketua OSIS, sampai duet gitu ? duet sama ku juga ya Ta ".
" Gak ," ujar Renata tertawa.
Renata sudah mencuci piring, membersihkan meja makan, si mbok sudah mengunci pagar depan dan menutup jendela belakang, dan beberapa jendela di ruang tamu .
" Mbok Siti, apa saya anak yang di ambil, atau apakah saya anak selingkuhan papi, makanya saya dari kecil di perlakukan seperti ini ? " tanya Renata .
Mami Renata mendengarkan obrolan Renata dengan sang mbok Siti, pelayan mereka sudah lama mengabdi pada mereka.
" Gak non, non itu anak asli keluarga ini, tes DNA aja non, hasilnya 100 persen , anak Sanjaya."
" Trus kenapa saya gini banget ya mbok, sakit banget mbok, kadang saya gak kuat menjalani nya."
" Tapi 1 tahun lagi saya akan selesai sekolah mbok, saya akan keluar dari rumah ini, saya akan bekerja. dan mendapatkan beasiswa ."
" Yang sabar ya non."
Renata mengangguk .
" Terkadang mbok bertahan disini karena non, mbok sejak kecil gak bisa melihat non diperlakukan gak adil, jika ulangtahun tuan Sanjaya , atau mami non, semua teman datang, non tidak di perkenankan di lantai bawah . Dari kecil non hanya menangis di kamar. Yang di banggakan den Felix , non harus menahan lapar, jika mbok aksi makanan sama non, ketahuan tuan, tuan marah besar , trus yang harus non terima, hanya makan makanan bekas, terkadang menahan lapar, dalam linangan air mata."
" Andai non mau, mbok bawa sejak kecil kita tinggal di desa, kita lebih bahagia, namun tuan tidak setuju, dia gak mau mbok membawa non.Tetapi non seperti babu di rumah ini ."
Renata menghapus air mata mbok Siti , kemudian memeluk mbok Siti.
" Beban non sangat berat ."
Renata hanya menunduk menangis sesegukan.
🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋
Jangan Lupa
Like
Vote
Koment
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Syanet Lamongi
up thor..kasihan...
2022-09-03
0
Juliana Ahun
sedihhhhh banget
2021-07-04
1
Jeine Sompie
sadis..org tua kayak gitu...woiii papa dan mama..kalu kalian tua renta yg urusin kalian anak perempuan woii..sadar...
2021-07-02
2