Abian Abraham lelaki berusia dua puluh delapan tahun pemilik perusahaan Abraham group itu menyentuh kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Beberapa hari ini dia selalu pulang Larut malam dan sedikit minum, saat ini sepertinya dia butuh istirahat dirumah atau dia bisa jatuh sakit.
Abian melihat jam di pergelangan tangannya pukul lima lewat dua puluh tujuh menit, di apartemen seharusnya bik kamila sudah pulang dua puluh tujuh menit yang lalu, jadi kalau dia pulang sekarang seharusnya dia tak akan bertemu Art nya itu.
"Sandi, aku pulang kau handle pekerjaanku ya, tidak tau kenapa kepalaku pusing sekali aku mau istrahat dirumah," Abian memberitahu sekertaris pribadinya melalui sambungan telpon.
Dengan di antar supir Abian pulang ke apartemennya, di depan pintu apartemennya Abian berdiri, jarinya menyentuh tombol, memasukkan kombinasi angka guna membuka pintu apartement.
Andai dia sedang tidang pusing berat dia pasti dapat melihat sepasang sepatu sekolah terparkir rapi di depan pintu. tapi pusing di kepalanya membuat perhatiannya tak sedetail itu.
Dengan langkah lemas Abian langsung masuk kekamarnya, meminum dua butir pil dan tidur.
Satu jam kemudian, Abian terbangun dengan kepala yang tidak lagi terasa sakit. Abian menatap jam di pergelangan tangannya jam enam lewat tiga puluh menit, perutnya terasa keroncongan, sebaiknya dia mandi dulu baru pesan makanan melalui gofood.
Dengan kaos oblong putih dipadu celana pendek salur putih dan hitam Abian terlihat lebih santai, Abian pria dua puluh delapan tahun itu memang tampak lebih muda dari usianya. orang yang tak mengenal Abian akan mengira usianya hanya di angka dua puluh, paling mentok juga dua satu.
Mungkin karena wajahnya yang dominan ke korea membuatnya terlihat lebih muda. dengan bentuk wajah yang nyaris sempurna dan memiliki tubuh proporsional tentu saja Abian termasuk salah satu lelaki yang jadi incaran para wanita.
Tapi sayang dua tahun ini berita miring tengah menerpanya, sebuah majalah gosip sempat merilis tentang masalah pribadinya kususnya soal pasangan, dia di duga menyukai sesama je nis. Walau akhirnya berita itu di hapus dan majalah itu terpaksa membuat klarifikasi dan meminta permohonan maaf tertulis, tapi tetap saja berita itu sudah terlanjur beredar.
Abian tak peduli, dia lebih memilih fokus pada bisnisnya ketimbang gosip, dan yang kelimpungan dengan gosip itu tentu saja tuan Abraham dan nyonya Riana, sudah berulang kali menjodohkan Abian dengan gadis dari keluarga terpandang, tapi sayang entah apa yang terjadi mereka mundur teratur, atau ternyata itu bukanlah sebuah gosip...
Abian duduk bersilang kaki dengan gawai di tangannya, mencari resto yang sesui standart seleranya dan punya jasa antar, untuk mengisi perutnya yang keroncongan.
Saat sedang asik me scroll postingan di gawainya Abian di kejutkan sosok perempuan yang keluar dari kamar tamu apartemennya.
Saking kagetnya Abian melompan menaiki sofa yang tadi dia duduki, pupilnya membesar berusaha memastikan bahwa yang tengah berjalan kearahnya itu memang manusia bukan setan.
Rambut panjang awut awutan, baju putih semua dan berjalan gentayangan apa gak pantas di sebut setan.
"Siapa kau!!" bentak Abian panik. Masih dengan posisi bertenger di sofa dengan kedua kaki naik di atasnya.
Setan yang terlihat ngantuk dan ingin menguap itu ikut kaget bukan kepalang.
"Aapakah Anda tuan Abian?" bukannya menjawab pertanyaan Abian dia malah balik nanya.
Abian tampak berpikir sejenak, beberapa detik kemudian dia sudah turun dari sofa dan tengah menatap wanita yang mirip setan itu dengan wajah garang.
"Ooo jadi kau bukan setan, itu artinya kau manusia yang telah dengan lancang menyusup ke apartemen ku!, benar begitu bukan!" bentak Abian seraya berjalan mendekat.
"Katakan siapa kau!!" Hardik Abian geram.
"Ssaya Rara tuan," sahut Rara dengan tubuh gemetar ketakutan, kali ini habislah dia, bagai mana bisa dia ketiduran di kamar tamu si babang ganteng, eh maaf tuan Abian maksudnya...
Abian tak perduli siapa wanita ini, mau Rara kek mau Rere kek dia tidak kenal nama itu, yang jelas wanita ini harus di laporkan ke pihak berwajib karena berani menyusup di kediamannya.
"Aku akan melaporkan mu, tindakan mu ini melanggar hukum, masuk rumah orang tanpa izin," ancam Abian.
" Tuan salah paham aku anak ibu kamila Art tuan, tuan boleh telpon jasa pennyalur pembantu yang mengutus ibu kesini, kalau tuan tidak percaya," jelas Rara dengan perasaan takut luar biasa.
"Anak bik kamila?"
"Iya tuan," sahut Rara tertunduk dalam, saat menyebut nama ibunya terbayang olehnya nasib pekerjaan ibunya, maaf bu ...
"Lalu apa yang kau lakukan di rumahku?!" tanya Abian terdengar tegas.
"Aku gantiin ibuk tuan, ibuk masuk rumah sakit," sahut Rara. dengan sedikit keberanian dia mengankat wajahnya menatap wajah tuannya yang juga tengah menatapnya dalam.
Abian duduk bersilang kaki manik hitamnya memindai wajah cantik yang tengah tertunduk dalam di hadapanya.
"Jadi sudah tiga hari kamu kerja di sini!"
Rara mengangguk, lidahnya rasanya kelu hanya sekedar untuk berkata iya. Sementara Abian menatap intens sosok Rara, Rambut panjang yang hitam legam menutup sebagian wajahnya Ayunya yang tertunduk dalam. Tubuh moleknya di balut kemeja putih transparan di lapis tank top berwarna hitam menambah kesan seksi pada tubuhnya yang memang sangat seksi.
"Apa bik kamila tidak memberitahumu peraturan di rumah ini," tanya Abian dengan ekpresi dingin.
"Sudah tuan," sahut Rara pelan.
"Lalu, yang kau lakukan tadi apa?" Tanya Abian lagi, kali ini dengan suara yang sedikit meninggi, membuat Rara semakin takut.
"Maaf tuan, harusnya saya sudah pulang, tapi malah ketiduran di kamar tamu," jelas Rara terbata rasa takutnya membuatnya kehilangan keahliannya berbicara.
"Tidur diruang tamu?" kening Abian terlihan mengkerut, berani sekali dia tidur dikamar Abian, walau itu kamar tamu.
"Maaf tuan" ucap Rara lirih, dia sungguh sunghuh minta maaf demi pekerjaan ibunya, kalau ibunya sampai di pecat dia juga yang kena imbasnya.
"Kau pulanglah, aku tidak tau aku masih memakaimu kerja atau tidak, besok jasa penyalur pembantu yang akan menghubungimu," jelas Abian dengan ekspresi dingin.
Rara ingin memberi pembelaan, tapi urung dia lakukan, sikap dingin tuan Abian membuatnya tak punya nyali angkat bicara.
"Baik tuan saya permisi dulu." pamit Rara yang tak di tangapi oleh Abian.
Rara meraih tas punggunya yang tergeletak di sudut sofa, lalu beranjak pergi meninggalkan apartemen tuan Abian.
Kesal, marah, kecewa, itulah yang di rasa Rara saat ini, di dalam lift yang sepi air mata Rara tak terbendung lagi, menetes tanpa kompromi mewakili rasa yang tengah memenuhi hatinya.
"Orang kaya gak punya hati!" seru Rara jengkel bercampur marah.
Bersamaan dengan pintu lift yang terbuka lebar, dengan hati gundah dia keluar dari lift apartemen, sampai-sampai dia tak menyadari saat berpapasan dengan Rendra.
Rendra menghentikan langkahnya menatap punggung gadis yang baru saja mengacuhkannya. Dia berniat menyapa Rara atau sekedar berbasa-basi sebelum mengucap maaf pada Rara. Tapi sikap Rara yang acuh membuat Rendra urung melakukannya.
"Ternyata dia masih marah," gumam Rendra dengan hembusan nafas berat dan hanya menatap bayangan Rara yang sudah melangkakah menjauh.
happy reading.
hay yang udah mampir tolong tingalin jejak ya readers 🥰🥰🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
MARAHLH, LO BARU KENAL DGN GK PNY AHKLAK MAIN PELUK2 ANAK GADIS ORG.
2023-02-21
0
Fransiska Siba
hello Rara kenapa kau yg marah, kamu kan sudah tahu aturannya tp kamu melanggar, wajar dong Abian marah kalau seandainya ibu mu tidak kasih tahu atau tidak aturan itu baru kamu marah, ehh malah sebaliknya.
pembantu kok belagu segala
2022-05-23
0
Desrina Tobing
kamuu Ra,, ko k tidurnn udaa aturan yg d ksii ibu,, ada2 aj deh,, kacaau lh
2022-03-27
0