MEMILIH GURU PRIVAT

Tok... tok... tok...

"Pak, ini Nana" kata Nana.

Nana dengan hati-hati mengetuk pintu ruangan Hessel.

"Masuk, pintu tidak dikunci." sahut Hessel dari dalam.

Nana berjalan secara perlahan untuk menghadap Hessel yang terduduk di kursi putarnya.

"Ada apa ya pak, bapak manggil saya lagi?" tanya Nana gugup sambil menundukkan kepalanya.

Hessel bangkit dari duduknya dan sekarang berdiri di depan Nana sambil memegang surat cinta Nana.

"Kamu ingat ini apa?"

"Su-surat saya pak."

"Gara-gara ini saya ikut-ikutan dibully."

"Maafkan saya pak, saya tidak bermaksud membuat bapak malu, tapi jujur pak saya tidak pernah berniat untuk menyerahkan surat itu Jessi datang merampasnya dari saya."

"Jangan membuat alasan dengan menyalahkan orang lain."

"Iya pak, saya hanya berusaha mengatakan yang sebenarnya."

"Nana, saya sangat menghargai perasaanmu kamu, tapi maaf Nana sepertinya kamu salah sudah jatuh cinta pada saya, saya bukan orang yang tepat buat kamu, kamu masih muda Nana perjalanan kamu masih panjang, kamu tidak mau masa depanmu cerah dan bisa membahagiakan orang tuamu? saran saya Nana kamu jangan jatuh cinta dulu fokus saja dengan kuliahmu dan perbaiki nilai-nilaimu." ucap Hessel secara halus.

"Iya pak, saya mengerti."

"Bagus kalau mengerti, saya kembalikan surat ini, dan lupakan saja kamu pernah menyukai saya, saya juga akan melupakan kejadian ini."

"Baik pak, saya tidak akan mengulanginya lagi."

Di Sisi Lain

Kepala Rektor dan Wakil Rektor berniat untuk membantu meningkatkan nilai Nana mengingat IP Nana yang selalu anjlok. Mereka sangat mengkhawatirkan kelulusan Nana apalagi sekarang Nana sudah masuk semester 7 tidak akan lama lagi wisuda, mereka tidak mau Nana sampai tidak lulus nanti karna Nana anak dari keluarga kelas menengah tentunya orang tua Nana sudah susah payah membiayai kuliahnya.

"Pak, bagaimana jika kita mencarikan mentor atau guru privat atau semacamnya untuk Nana?" Ucap Wakil Rektor.

"Saya sangat setuju pak, Nana memang memerlukan guru pembimbing, tapi siapa ya?"

"Pak Hessel pak, dia sangat tepat menjadi mentornya Nana."

"Benar sekali... Tolong panggilkan mereka."

Wakil Rektor pun pergi ke ruangan Hessel.

"Permisi pak Hessel." Ucap Wakil Rektor juga melihat Nana.

"Silakan masuk pak." Ujar Hessel.

"Ah... sangat kebetulan ada Nana disini, pak Rektor memanggil kalian keruangannya."

"Ada apa ya pak?" tanya Hessel heran tiba-tiba saja mereka di panggil.

"Mari pak, Nana, kalian sudah ditunggu." kata wakil rektor.

Mereka pun pergi menghadap pak Rektor. Hessel dan Nana tegang khawatir pak Rektor akan membahas kasus Nana yang sudah menggegerkan seisi kampus.

"Nana, bapak sangat kecewa dengan nilai IP mu yang selalu turun bagaimana kamu bisa lulus dengan nilai 1,5? sekarang kamu sudah memasuki semester akhir tidak akan lama lagi ada ujian setelah itu wisuda."

"Maaf pak, Nana usahakan lagi belajar yang giat agar Nana bisa lulus." jawab Nana.

"Itu harus, bapak tidak bisa meluluskan nilai terendah seperti itu." kata pak rektor.

"Dan pak Hessel, bapak seharusnya memperhatikan lagi nilai Nana, jika Nana dinyatakan tidak lulus maka itu juga salah bapak karna tidak peduli dengan nilai-nilai muridnya." lanjut pak rektor.

"Iya pak, saya akan memperbaikinya lagi, saya akan membantu dan membimbing Nana dalam proses belajar mengajar." jawab Hessel.

"Itu yang saya maksud, saya mau bapak menjadi guru privat untuk Nana, dan Nana kamu akan mengikuti les tambahan dengan pak Hessel." dengan mudahnya pak rektor memerintah, tapi sulit untuk Hessel dam Nana menerimanya.

"Apa pak, saya jadi guru privatnya dia? pasti becanda ya pak?" Hessel kaget.

"Saya serius, saya mau pak Hessel jadi guru privat Nana."

"Pak Rektor, maaf jika saya menolak, saya tidak perlu guru les, saya yakin saya bisa lulus dengan kerja keras saya sendiri." ucap Nana menimpal, dia tau pak Hessel masih kesal padanya lalu bagaimana jika harus menjadi guru privatnya pasti masalah mereka semakin ribet.

"Kami tidak ingin kamu bekerja keras sendirian Nana, semua mahasiswa adalah tanggung jawab kami termasuk kamu, kami pikir kamu lebih memerlukan seorang mentor makanya kami ingin pak Hessel yang membantumu."

"Ya tapi kenapa harus saya pak? dosen-dosen yang lain kan banyak yang lebih hebat dari saya." bantah Hessel.

"Kami lihat bapak dan Nana sangat dekat, sehingga kalian tidak perlu beradaptasi lagi, jika Nana diajar oleh dosen yang lain maka dia harus beradaptasi dulu dan saya tidak mau seperti itu."

"Tapi pak kasus Nana itu....." belum selesai Hessel bicara pak Rektor melanjutkannya.

"Kasus itu hanya kasus kecil pak Hessel jangan terbebani, jika memang pak Hessel tidak suka sama Nana seharusnya bapak tidak perlu sampai mengintrogasi Nana, apalagi kemarin saya lihat bapak memberi Nana hukuman, bapak harus profesional itu hanya masalah surat tidak perlu dibesar-besarkan."

"Baiklah pak, saya akan jadi mentornya, tapi saya tidak janji saya bisa membuat nilai Nana meningkat semua itu tergantung Nana." kata Hessel pasrah.

"Nana, bapak tidak mau mendengar IPmu anjlok lagi, tahun ini kamu harus lulus." Ujar kepala Rektor menepuk pundak Nana.

Nana hanya diam dan mengangguk sedangkan Hessel terus saja sinis menatapnya.

"Teman-teman sini." Ucap Jessi memanggil teman-temannya ternyata Jessi sedari tadi mengintip ruangan pak Rektor.

"Ada apa Jes?" tanya temannya.

"Pak Rektor gak adil masa Nana sendiri yang diberi les tambahan, udah gitu pak Hessel yang jadi mentornya kan gak adil sedangkan kita gak diajak." ucap Jessi kesal.

"Wah benar, aku gak rela dosen tampan kita dekat-dekat dengan si stupid itu." ujar teman Jessi juga kesal.

.

.

.

Author sangat berterima kasih atas like dan komentar yang diberikan😉😊😊😊

Terpopuler

Comments

C2nunik987

C2nunik987

Jessi biang keributan riweuhhh mang rugi klo Hessel jd mentor Nana 😡😡😡

2024-11-18

0

D.R.S

D.R.S

pas bngt yach?! emng dipas in ama author,,wkwkwk

2021-03-21

0

D.R.S

D.R.S

789

2021-03-21

0

lihat semua
Episodes
1 SURAT CINTA NANA
2 GOSIP YANG MENGGEGERKAN DI KAMPUS
3 MEMILIH GURU PRIVAT
4 PERJODOHAN
5 PERNIKAHAN
6 MALAM SETELAH PERNIKAHAN
7 WAKTU SUBUH
8 CELANA DALAM
9 ANDREAN TRIANSYAH
10 TAKUT PETIR
11 BERKUNJUNG
12 LARAS KEMBALI
13 HONEYMOON GAGAL
14 AIR MATA
15 MENUNGGU SUAMI PULANG
16 SEMAKIN DEKAT
17 HUKUMAN
18 DIAM-DIAM MENGAWASIMU
19 MENGINTIP
20 DINNER
21 UNGKAPAN HATI JESSI
22 JANGAN GEGABAH HESSEL
23 KEINGINAN NANA
24 TIBA-TIBA ADA SUARA
25 MENGUNJUNGI NENEK
26 GARA-GARA HUJAN
27 BERHATI MALAIKAT
28 MIMPI BURUK
29 MENGERJAI LARAS
30 MASIH SAJA KERAS KEPALA
31 DI KACANGIN ISTRI
32 KEHANGATAN YANG ANEH
33 SI RATU PIPIS
34 DI DALAM KELAS JUGA
35 JANGAN GANGGU ISTRIKU
36 JANGAN MENANGIS
37 HEBOH
38 KUNTILANAK LAKI-LAKI
39 PEMBERANI
40 UMPET-UMPETAN
41 KARNA HUJAN
42 TENTANG CINTA
43 PENDAPAT ISTRI
44 JANGAN SEPERTI BUNGLON
45 DIBALIK KECURIGAAN
46 HAMPIR AJA
47 KABAR YANG BELUM PASTI
48 AKANKAH TERUNGKAP?
49 KETAHUAN JUGA KAN
50 HANYA ILUSI
51 DIBALIK RASA CEMAS
52 TIDAK AKAN KU BIARKAN
53 RASA SAYANG
54 MANJA
55 KEDEKATAN YANG TERGANGGU
56 DICULIK
57 SIAPA PENCULIKNYA
58 MENCARI
59 BERTEMU KEMBALI
60 RUMAH SAKIT
61 PENYESALAN DEVAN
62 RENCANA LIBURAN
63 KABAR BAHAGIA UNTUK NENEK
64 POHON MANGGA BIKIN GEGER
65 PAGI YANG HANGAT
66 MENGHADIRI PESTA
67 DIGANGGU
68 PERTEMUAN
69 MAKAN BARENG
70 TEROR
71 HILANGNYA DEVAN DAN NURI
72 PULANG BARENG
73 MENJAGA AMANAH
74 KE KANTOR
75 MIMPI BURUK 2
76 SCANDAL
77 MENGGUNCANG EMOSI
78 HANYA MEMENDAM RASA
79 TERPAKSA MENIKAH
80 GELISAH
81 MAKHLUK KECIL
82 TETAP MESRA
83 ZUMBA DI PESTA
84 TERJADI PENCULIKKAN
85 DISEKAP DI KAMAR
86 TERNYATA DIA
87 Izin Promosi
Episodes

Updated 87 Episodes

1
SURAT CINTA NANA
2
GOSIP YANG MENGGEGERKAN DI KAMPUS
3
MEMILIH GURU PRIVAT
4
PERJODOHAN
5
PERNIKAHAN
6
MALAM SETELAH PERNIKAHAN
7
WAKTU SUBUH
8
CELANA DALAM
9
ANDREAN TRIANSYAH
10
TAKUT PETIR
11
BERKUNJUNG
12
LARAS KEMBALI
13
HONEYMOON GAGAL
14
AIR MATA
15
MENUNGGU SUAMI PULANG
16
SEMAKIN DEKAT
17
HUKUMAN
18
DIAM-DIAM MENGAWASIMU
19
MENGINTIP
20
DINNER
21
UNGKAPAN HATI JESSI
22
JANGAN GEGABAH HESSEL
23
KEINGINAN NANA
24
TIBA-TIBA ADA SUARA
25
MENGUNJUNGI NENEK
26
GARA-GARA HUJAN
27
BERHATI MALAIKAT
28
MIMPI BURUK
29
MENGERJAI LARAS
30
MASIH SAJA KERAS KEPALA
31
DI KACANGIN ISTRI
32
KEHANGATAN YANG ANEH
33
SI RATU PIPIS
34
DI DALAM KELAS JUGA
35
JANGAN GANGGU ISTRIKU
36
JANGAN MENANGIS
37
HEBOH
38
KUNTILANAK LAKI-LAKI
39
PEMBERANI
40
UMPET-UMPETAN
41
KARNA HUJAN
42
TENTANG CINTA
43
PENDAPAT ISTRI
44
JANGAN SEPERTI BUNGLON
45
DIBALIK KECURIGAAN
46
HAMPIR AJA
47
KABAR YANG BELUM PASTI
48
AKANKAH TERUNGKAP?
49
KETAHUAN JUGA KAN
50
HANYA ILUSI
51
DIBALIK RASA CEMAS
52
TIDAK AKAN KU BIARKAN
53
RASA SAYANG
54
MANJA
55
KEDEKATAN YANG TERGANGGU
56
DICULIK
57
SIAPA PENCULIKNYA
58
MENCARI
59
BERTEMU KEMBALI
60
RUMAH SAKIT
61
PENYESALAN DEVAN
62
RENCANA LIBURAN
63
KABAR BAHAGIA UNTUK NENEK
64
POHON MANGGA BIKIN GEGER
65
PAGI YANG HANGAT
66
MENGHADIRI PESTA
67
DIGANGGU
68
PERTEMUAN
69
MAKAN BARENG
70
TEROR
71
HILANGNYA DEVAN DAN NURI
72
PULANG BARENG
73
MENJAGA AMANAH
74
KE KANTOR
75
MIMPI BURUK 2
76
SCANDAL
77
MENGGUNCANG EMOSI
78
HANYA MEMENDAM RASA
79
TERPAKSA MENIKAH
80
GELISAH
81
MAKHLUK KECIL
82
TETAP MESRA
83
ZUMBA DI PESTA
84
TERJADI PENCULIKKAN
85
DISEKAP DI KAMAR
86
TERNYATA DIA
87
Izin Promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!