~nyatanya dirimu memang sebuah bencana untukku, kau selalu saja menggangguku meski ragamu tak disini bersamaku~ Marva
**************
sudah sebulan ini Marva disibukan dengan urusan kantor juga mengurus pengobatan Maya
duda muda itu bahkan sering melewatkan makannya karna sesuatu hal yang bernama kesibukan
menghela napas panjang saat tubuhnya memasuki rumahnya, Marva memindai setiap sudutnya
sepi! tak ada suara apapun yang telinga Marva dengar selain helaan napasnya sendiri
bola mata hitam pria yang menampilkan raut lelah itu terhenti di sebuah sofa ruang tamu
"ampun kak, hiks.. "
"argh semua gara gara lo si4lan"
PLAK
tangan kekar itu menampar keras pipi gadis remaja yang terduduk lemah di lantai dengan rambut yang acakan karna sebelum tangan itu berpindah ke pipi si gadis tangan itu menjambak disana, bahkan beberapa helaian rambut hitam si gadis rontok dan terjatuh ke lantai akibat tarikan keras dari tangan besar si pria
Bugh
tendangan bersarang di pundak si gadis remaja hingga membuat tubuh kecilnya terjungkal ke belakang dan mengenai ujung meja kaca
"Argh tender ini sangat bernilai" Ucap pria itu kemudian melangkah pergi menuju lantai 2, meninggalkan istrinya yang tengah kesakitan nan menyedihkan itu
"Aaarrggg!" tubuh Marva terkulai lemas ke lantai, ia memgetatkan rahangnya menahan sesak di dadanya saat tiba tiba bayangan tentang Bila dan perbuatan bejatnya menghantui pikirannya
ini bukan pertama kalinya Marva dihantui masalalu tentang Bila
setiap saat, jika Marva mengunjugi rumahnya
Marva tidak pernah tenang jika berada di rumah ini, karna bayangan penyiksaan yang pernah terjadi di setiap ruangan rumah ini terus terlintas dalam pikirannya. seolah olah kejadian demi kejadian selama 6 bulan hidup satu atap dengan istrinya yang dimana hanya ada kekerasaan dan penganiayaan berputar bagai kaset rusak dalam otaknya
untuk itu, selama sebulan terakhir ini Marva lebih baik tidur di apartemen atau bahkan memilih tidur di kantornya
Marva hanya bisa tenang jika bekerja dan jauh dari rumah mewah itu
namun entah mengapa Marva selalu merasakan rindu rumahnya , entahlah, ia rindu akan rumahnya? atau sesosok mungil yang terakhir ia temui dirumah ini setelah hampir 2 bulan berlalu
Marva berusaha bangkit, ia tak sanggup berada lebih lama di dalam bangunan ini meski hatinya masih ingin tinggal
dengan sempoyongan, putra sulung Phelan itu beranjak dan menuju mobilnya, ia kemudian melajukan menuju apartemennya
sebulan kemudian
rutinitas Marva masih sama seperti sebulan lalu, menyibukan diri di kantor dan memperluas jaringan perusahaannya, juga mengenai hubungannya dengan Maya, ia masih sering menemui Maya yang masih ditahan di rumah sakit jiwa, hanya saja kini kondisinya mulai tahap terapi psikis
kehamilan maya sudah memasuki trimester akhir namun ia belum ada tanda tanda untuk melahirkan anaknya yang sudah berusia lebih 9 bulan. menurut dokter kandungan bayi itu belum bisa lahir karna banyaknya pengaruh obat yang bersarang di tubuh wanita malang itu, memang Maya pernah mengomsumsi berbagai obat penggugur kadungan saat janinnya berusia 5 bulan dan itu berakibat pada bayinya sekarang. jika disesar pun bayi atau ibunya tidak bisa selamat dua duanya. jadi tak ada pilihan lain selain menunggu bayinya siap lahir melihat dunia fana ini.
waktu Marva benar benar terkuras, bahkan ia kini tak memiliki waktu untuk bermain main dengan para wanita bayarannya lagi, jika perasaannya sedang kacau, mantan suami Bila iti cukup kerja dan kerja
"halo ma?" sapa Marva dibalik sambungan telponnya setslah ia menghembuskan napas panjang setelah mengangkat panggilan dari maamanya
'jam 7 malam restoran Mnb, mama tunggu' balas wanita baya di seberang telpon membuat Marva mengurut pelipisnya.
oh iya, mengenai perpisahan Marva dan Bila, kedua orang tua Marva itu sudah tahu karna Marva sendiri yang mengabari mereka dan mengirimkan bukti sebuah foto surat cerai dari Bila
mendapati kabar itu papa dan mama Marva tak percaya, namun setelah beberapa kali menghubungi nomor ponsel Bila dan ternyata sudah tak aktif, mereka akhirnya percaya
papa dan mama Marva sangat kecewa pada menantu yang sudah dianggapnya sebagai putrinya sendiri, namun mereka tak bisa melakukan apa apa. mereka hanya bisa kasihan dengan nasib Marva karna ditinggal oleh istrinya saat Marva mengalami kecelakaan
saking kecewanya, Mama Marva sangat menyesali keputusannya menjodohkan Marva dengan Bila beberapa bulan lalu.
sedang Marva, mengetahui reaksi kekecewaan orang tuanya terhadap Bila setelah memberitahu kabar perginya Bila, diam diam tersenyum menang. Marva sungguh puas rencananya berhasil menghasut kedua orang tuanya ikut membenci Bila.
namun tidak lama kebahagian Marva bertahan, sebab mamanya ternyata kembali mengatur perjodohannya, dengan alasan agar Marva bisa melupakan Bila secepatnya.
*justru Marva malah bahagia Bila pergi* Batin Marva waktu itu
dalam 2 bulan terakhir ini, mama Marva gencar menjodohkan putranya dengan beberapa anak anak kenalannya tapi Marva menolak sebab ia ingin menikahi Maya setelah wanita itu melhirkan dan kewarasannya pulih.
namun, Reni hingga detik ini pun tak pernah memberikan restu pada hubungan mereka, apalagi mengetahui kondisi Maya yang gil4 dan hamil diluar nikah itu. Mama Marva makin tak suka. ia tak rela dan tak sudi putranya dengan seorang jalang!
tak tahu saja si Reni jika putra kebanggaannya itu juga seorang penikmat jalang. meski itu berlaku beberapa bulan lalu
Marva menghembuskan napas panjang mengingat rencana mamanya dan pastilah panggilan mamanya kali ini juga tak lepas dari wanita yang akan di jodohkannya
Marva meraih kunci mobilnya dan meninggalkan kantor meski jam masih menunjukan jam 3 sore
bos Radit itu dengan perasaan berkecamuk memacu mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata
hingga beberapa menit kemudian Marva tiba di rumahnya
kan, lagi Marva harus berada disini padahal tadi dirinya berniat pulang mengistirahatkan tubuhnya di apartement. namun hampir setiap hari Marva selalu ditipu dengan pikiran dan kemauan hatinya
entah kenapa jalanan menuju rumahnya sudah Marva hapal mati, dirinya ingin ke apartemen tapi selalu rumahnya yang ia tuju. jika-pun dari apartemen mau berangkat ke kantor, Marva selalu salah alamat dan malah berakhir disini, ya, kejadian aneh itu dialami oleh pria kejam ini
Marva segera menyalakan kembali mesin mobilnya untuk meninggalkan rumahnya dan hendak menuju apartemen karna tak mungkin Marva singgah jika pikirannya sedang kacau begini bisa jadi ikutan gila Marva seperti Maya.
tapi saat mobil sudah menyala, Marva menatap rumahnya yang tak berpenghuni 2 bulan lamanya itu dengan tatapan penuh arti, mungkin Marva rindu pada rumahnya yang ia biarkan kosong semenjak ia sering di ganggu akan bayangan wanita muda setelah seminggu kepergian wanita itu. Marva hanya singgah beberapa kali dalam seminggu tapi tak sampai Marva tidur karna alasan yang bahkan Marva tak mengerti yang sering menggangu pikirannya
bersambunggg....
########
Salam Mickey Mouse 24
Dari Dunia Halu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
azhari sahlan
gimana kox gax da kabar bila
2023-02-05
0
Marshala
lanjut lagi kak, itu karma kamu marvan yg sudah menyakiti bila lahirbatin
2022-12-27
1
Linahamix
siap² aja balasan nya
2022-12-12
0