Mereka sama kayak gue...

Jangan lupa like, coment, dan masukkan ke daftar favorit yaaa

...****************...

Setelah cukup lama di perjalanan, mereka akhirnya sampai di Cafe Cerita. Nada pun langsung turun dan meminta salah satu pegawai untuk mengangkut bawaan yang udah disiapin Abangnya.

"Lo yakin Ghib, ini gak papa?" tanya Nada. "Udah tenang aja, sampai ujung dunia pun bakal gue anterin lo." jawab Gibran dengan sok-nya.

"Tapi lama...." kata Nada masih ngerasa gak enak. "Dan lagi lo kan masih sakit.."

"Kata siapa?? Gue udah sehat kok. Lo tenang aja, gue juga lagi gak ada acara kok. Daripada suntuk di rumah mending gue nganterin lo." ucap Gibran panjang kali lebar.

Barang barang bawaan nya pun dimasukkan ke kursi belakang mobil nya. Gibran yang ngelihat bawaan sebanyak itu merasa heran, gimana gak heran coba?? Yang dibawa Nada itu banyak banget, mulai dari snack, sembako, bahkan sampai ada 3 kardus mie instan.

"Lo yakin bawaannya segini? Ini banyak banget. Lo mau jualan di kantin ya?" tanya Gibran yang tumben tumbenan jadi cowok cerewet buat mastiin.

"Iya emang segini" jawab Nada.

"Oh iya, bentar ya, gue ke dalem dulu." kata Nada. Dan ternyata dia masuk ke dalam untuk shalat zuhur dulu.

Dan setelah selesai Nada pun keluar. Nada yang langsung mau masuk ke dalam mobil tiba tiba dihentikan oleh salah satu pegawai Cafe. "Non Nada...."

"Ya Kak, Kenapa?" tanya nada yang ngelihat pegawai Cafe itu mendekatinya.

"Ini non kata Mas Rey, amplop ini udah Mas Rey siapin untuk orang yang non tuju. Tadi pagi Mas Rey titip ke saya. Katanya suruh dikasih ke non," kata pegawai itu sambil menyodorkan sebuah amplop coklat di tangannya.

"Oh iya kak. Makasih ya, nanti saya sampein." kata Nada lalu masuk ke mobil.

Setelah itu, mobil Lamborghini itu pun melaju meninggalkan kafe. Dan Nada juga udah ngasih alamat yang mereka tuju ke Ghibran. Di perjalanan mereka saling diam karena gak tahu harus ngobrol apa, ditambah mereka sama sama tipe yang nggak suka basa basi. Nada akhirnya memilih menge chat abangnya.

Nada :Kak Rey, ini Nada lagi OTW ke tempat Bunda.

Abang kece :ya Dek hati-hati di jalan. Maaf ya Kakak gak bisa nemenin kamu chat lama lama. Sekarang kakak mau meeting dulu, klien udah nungguin. kamu baik baik di sana. Awas ada anak yang jatuh lagi gara gara ngejar kamu. Udah dulu ya. Bye Dek..

Nada :Bye bye, Kak..

Salahin Kak Rey tentang nama abang kece itu. Ya kan soalnya dia yang ngetik begitu dulu. Dan Nada sendiri males buat mengganti tulisannya.

Sehabis itu dia pun menge chat Mita dan Adan. mereka berdua udah ada di rumah Mita, dan ternyata Adan itu di minta tolong oleh ayah Mita buat ganti oli mobil nya. Karena Adan kan emang jago masalah begituan. Soalnya Adan itu punya cita-cita pengen jadi montir terkenal dan profesional, katanya. Bahkan Mita sampai mengirim foto Adan yang lagi blepotan oli dan muka yang cemong cemong. Hal itu bikin Nada sedikit tersenyum tipis, dan ternyata senyum nya itu disadari oleh si Gibran. Otomatis bikin dia ikut tersenyum juga.

Nggak lama setelah dia chat-an dengan Mita, Nada pun ketiduran, dan karena posisi sebelumnya yang nggak stabil, bikin kepalanya oleng ke kiri oleng ke kanan. Gibran yang ngeliat itu rasanya pengen ketawa. Karena Coba kalian bayangin, gimana muka seorang cewek yang terkenal datar dan tanpa ekspresi yang ketika tidur itu kelihatan begitu polos. Apalagi pas kepalanya oleng, pasti kalian juga bakal ketawa ya... Wkwkwkwk.

Tapi lama kelamaan, karena gak tega dan Gibran juga takut leher Nada nanti sakit. Dia pun ngeberhentiin dulu mobilnya di pinggir jalan, setelah itu dia ngebenerin posisi kepala Nada dan mengganjal belakangnya dengan bantal. Dan......

Gibran yang lagi nyentuh kepala nada langsung diem kayak batu, begitu wajah mereka saling berhadapan. Tapi cuma sebentar sih, cuma beberapa saat. Karena setelah itu dia langsung pindah posisi dan kembali ngejalanin mobil lagi. Tanpa dia sadari, wajahnya udah merah kayak kepiting rebus.

......................

Dan ketika sampai di tempat tujuan, Gibran merasa heran. Kenap?? Karena tempat yang mereka maksud itu, ternyata adalah sebuah halaman yang luas mirip mirip lapangan begitulah..

Karena Gibran takut salah, dia akhirnya mengecek lagi alamat yang tadi dikasih oleh Nada. Dia juga mengecek bahkan lewat Google Maps nya. Tapi ternyata tempat yang mereka tuju itu emang bener di situ.

Akhirnya dia memilih buat ngebangunin Nada. Dan Nada pun bangun.

"Sorry gue ketiduran." katanya sambil mengucek ucek matanya.

"Nggak apa-apa, kok. BTW, yang lo maksud tempat ini?" tanya Gibran.

Nada melihat sekeliling "Iya bener. Lo terus aja jalanin mobil sampai ujung halaman ini."

Gibran nurut. Dan setelah sampai di ujung dari halaman luas itu, ada sebuah rumah yang cukup besar tapi sederhana. Dan di depannya terdapat sebuah plang nama dari tempat itu..

Panti Asuhan kasih bunda

" Jadi ini tempat yang lo maksud?? "tanya Gibran keheranan.

Karena dia berpikir buat apa seorang cewek berwajah datar kayak Nada mau maunya datang ke tempat bernama panti asuhan. Gak tau aja gimana Nada...

Nada cuma mengangguk. Apa yang salah sih.... batinnya.

Kemudian mereka berdua pun turun dari mobil, tapi Panti itu kelihatannya cukup sepi. Mungkin anak anaknya ada di dalam. Nada menoleh ke arah bawaannya. Dia kemudian bingung sendiri.. Gimana cara bawa barang sebanyak ini mereka ke mana sih... katanya dalam hati

"Kenapa? Salah tempat?" tanya Gibran yang nge lihat nada kebingungan.

"Enggak.. Cuma ini barang banyak banget. Gimana bawanya.." Jawab Nada.

Tapi mungkin keberuntungan buat Nada. Karena setelah itu datang seorang bapak bapak menghampiri mereka. Yang bapak itu tentunya sudah dikenal oleh Nada

"Eh Neng Nada.. kenapa belum masuk? Masuk atuh.. Aa nya kemana?" kata bapak itu dengan logat sunda.

"Assalamualaikum Mang Latif. Kakak gak bisa ke sini. Soalnya lagi ada urusan"

"Waalaikumsalam, ayo atuh Neng masuk. Ari Ujang ini teh saha?" tanya Bapak yang dipanggil Mang Latif itu, ketika ngeliat Gibran.

"Ini temen Nada, Mang." jawab Nada. "Mang Latif, Nada susah bawa ini.." kata Nada merujuk pada barang-barang bawaannya.

"Gampil atuh eta mah, Neng." kata Mang Latif. "Sakedap nya, Mamang panggil anak anak dulu" ucap Mang Latif lagi sambil masuk dan manggil anak-anak.

Gak lama kemudian muncul banyak anak kecil sekitar usia 8 sampai 10 tahun.

"Kak Nadaaaaaa....." teriak beberapa anak di antara mereka.

Nada ngelihat anak anak itu berlari tersenyum tipis. Mereka langsung saja memeluk Nada, sementara Nada sendiri mengusap rambut mereka. Gibran sendiri cuma merhatiin interaksi mereka. Dalam hati dia kagum ama Nada yang bisa dekat dengan anak anak sekecil itu.

"Anak anak bantuin Kak Nada bawa barang barang, nya.." Kata Mang Latif.

"Iya Mang.." jawab mereka kompak.

Nada pun mengeluarkan bungkusan bungkusan yang sejak tadi ada di kursi belakang mobil Gibran itu, yang kemudian dibawa masuk oleh mereka. Sementara itu, sembako yang mereka bawa diambil alih oleh Mang Latif. Nada sendiri membawa sekardus mie dan yang dua kardus diserahkan untuk dibawa oleh Gibran

"Nih lo bawa" kata Nada.

"Iya iya, gue bawain." jawab Gibran.

Setelah itu mereka pun masuk ke dalam Panti, di dalam udah ada seorang ibu berkacamata dan memakai kerudung yang menunggu mereka.

"Assalamualaikum Bunda, Bunda sehat?" tanya nada

"Waalaikumsalam. Bunda sehat geulis. Kamu sendiri gimana?"

"Nada sehat, Bun." lalu Nada merogoh kantong bajunya. "Oh iya Bun, ini ada titipan dari Kak Rey. Tolong diterima ya." Kata Nada sambil menyerahkan amplop coklat itu.

"Ya ampun, Neng... Setiap kesini pasti ngasih ini. Apa kalian nggak keberatan selalu begini? Kami nggak bisa ngebales apapun."

"Bunda.... Nada sama Kak Rey nggak apa-apa kok. Bunda tenang aja ya. Ya udah tolong diterima ya." kata Nada menenangkan.

Setelah itu Nada bermain-main dengan anak yang ada di sana. Apalagi mereka itu cukup dekat ama Nada. Karena Nada yang emang udah sering main ke panti itu.

Gibran yang mulanya cukup canggung akhirnya ikut bermain sama mereka. Dia juga tadi sempet di kenalin oleh Nada pada Bunda Tyas.

Gibran makin kagum ama cewek tanpa ekspresi itu.

Udah mah pinternya kebangetan, baik, dan dia juga akrab sama anak kecil. Meskipun wajah lo dingin, tapi kenapa ya gue nyaman sama lo. Padahal kita baru kenal... batin Gibran.

Cukup lama mereka ada di Panti itu, sampai sampai Gibran juga deket dengan salah satu anak cowok pendiam, yang namanya Adam.

Sampai akhirnya waktu Ashar pun tiba, dan mereka salat berjamaah. Tapi berhubung Gibran yang emang kurang didikan agama nya, jadi dia gak ikut salat berjamaah. Padahal Nada udah maksa.

Setelah salat ashar, Nada dan Gibran pamit pulang. Dan mereka pun langsung pergi dari Panti, karena waktu yang emang udah sore itu.

Di jalan, Gibran bertanya karena penasaran.

"Lo kok bisa sih, kenal sama Panti itu??"

Nada menjelaskan bahwa dulu waktu dia masih belajar naik sepeda, dia masih sekitar usia 10 tahun, dia sempet menyerempet salah satu anak kecil yang usianya lebih muda 5 tahun dari dia. Dan anak kecil itu tinggal di Panti Asuhan Kasih Bunda.

Mulai dari nada yang akhirnya nganterin anak kecilitu, yang ternyata Adam. Akhirnya dia jadi sering main ke sana, dan lama-kelamaan dia dan kakaknya ikut ngebantu untuk mereka. Meskipun itu juga gak seberapa, tapi seenggaknya nya cukup bisa ngebantu kok.

"Lo bisa bisanya sih mau deket sama anak anak sekecil itu,?" tanya Gibran "sedangkan biasanya remaja seusia kita itu jarang yang bisa dekat dengan anak kecil."

Nada tersenyum tipis mendengarnya.

"Lo mau tahu, kenapa??"

Gibran cuma bisa mengangguk karena dia memang penasaran

"Karena mereka itu sama kayak gue...."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hai dear readers.... Karena dua hari kemarin itu author gak up, hari ini author up lebih dari biasa. Kalo biasanya cuma 1000 kata, sekarang author lebihin jadi 1500.

Semoga kalian selalu suka ya...

Jangan lupa tinggalkan jejak 👣👣👣

Love you....

Terpopuler

Comments

Muti

Muti

mkin seru ceritanya lnjuttt

2021-08-25

2

N4U5Y4

N4U5Y4

aduh Deli Del alin ga tau dah

2021-06-07

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Gibran Alvaska
3 Terganggu
4 Basket
5 Mogok
6 Murid pindahan
7 Penasaran
8 Suara hati Nada
9 Namanya Putra Reygan
10 UKS
11 Suara lo bikin adem
12 Hallo
13 Jadi itu elo?
14 Mereka sama kayak gue...
15 Awas lo ya.....
16 Semoga selalu seperti ini....
17 Tragedi lempar buku
18 Keributan Adan.
19 Perdebatan
20 Pengganggu
21 Bayang masa lalu.
22 Teka teki tentang Bagas
23 Tugas
24 Rasa trauma
25 Rindu diri yang dulu
26 Tantangan
27 Nantang balik
28 Pemenang nya
29 Ke pantai (di minimarket)
30 Ke pantai (sampai)
31 Pulang
32 Sebuah kejadian yang terungkap
33 Masih banyak yang sayang
34 Harus kah membuka hati untuk nya?
35 Pembicaraan tertunda
36 Izin dari kak Rey.
37 Kebingungan Ghibran
38 Saran dari Papa.
39 Iya atau engga??
40 Ajakan Ghibran
41 Hmmmm.....
42 Ajakan selanjutnya
43 Bintang tersenyum?
44 Bintang pertama
45 Sebuah pukulan
46 Tujuan ke dua dan sebuah nasihat
47 Flashback
48 Masih flashback....
49 Unek unek Ghibran...
50 Permohonan
51 Masalah ulat-bulu
52 Jogging
53 Kevin dan...... Abby??
54 Ketemu Ghibran
55 Kenal?
56 Nasihat Nada...
57 Author up lagi...
58 Kucing
59 Raffaello
60 Semangat dari kak Rey.
61 Penting
62 Holla gengs... Author come back...
63 Raffaello and Ghibran
64 Lu yg dikejar gue yg kena...
65 Makanya sarapan dulu...
66 Ghibran cemburu
67 Ecie... Ngeblush nih...
68 Gagal deh.....
69 Skip aja gk masalah...
70 Hi
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Gibran Alvaska
3
Terganggu
4
Basket
5
Mogok
6
Murid pindahan
7
Penasaran
8
Suara hati Nada
9
Namanya Putra Reygan
10
UKS
11
Suara lo bikin adem
12
Hallo
13
Jadi itu elo?
14
Mereka sama kayak gue...
15
Awas lo ya.....
16
Semoga selalu seperti ini....
17
Tragedi lempar buku
18
Keributan Adan.
19
Perdebatan
20
Pengganggu
21
Bayang masa lalu.
22
Teka teki tentang Bagas
23
Tugas
24
Rasa trauma
25
Rindu diri yang dulu
26
Tantangan
27
Nantang balik
28
Pemenang nya
29
Ke pantai (di minimarket)
30
Ke pantai (sampai)
31
Pulang
32
Sebuah kejadian yang terungkap
33
Masih banyak yang sayang
34
Harus kah membuka hati untuk nya?
35
Pembicaraan tertunda
36
Izin dari kak Rey.
37
Kebingungan Ghibran
38
Saran dari Papa.
39
Iya atau engga??
40
Ajakan Ghibran
41
Hmmmm.....
42
Ajakan selanjutnya
43
Bintang tersenyum?
44
Bintang pertama
45
Sebuah pukulan
46
Tujuan ke dua dan sebuah nasihat
47
Flashback
48
Masih flashback....
49
Unek unek Ghibran...
50
Permohonan
51
Masalah ulat-bulu
52
Jogging
53
Kevin dan...... Abby??
54
Ketemu Ghibran
55
Kenal?
56
Nasihat Nada...
57
Author up lagi...
58
Kucing
59
Raffaello
60
Semangat dari kak Rey.
61
Penting
62
Holla gengs... Author come back...
63
Raffaello and Ghibran
64
Lu yg dikejar gue yg kena...
65
Makanya sarapan dulu...
66
Ghibran cemburu
67
Ecie... Ngeblush nih...
68
Gagal deh.....
69
Skip aja gk masalah...
70
Hi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!