"Dewi peri, sekarang kau tinggal di rumahku. Apakah kau senang?" ucap gadis kecil yang sangat terlihat senang bertemu dengan Rumanah.
"Aaaah, dewi peri sangat senang sekali sayang. Ini bukan rumah, tapi istana. He he he." jawab Rumanah sembari nyengenges.
Ya, Sandrina memaksa Andre untuk membawa Rumanah ke kediaman mereka. Awalnya Andre menolak keinginan putri satu-satunya itu. Tapi saat Sandrina mengeluarkan jurus pemikat hati Daddynya yaitu dengan cara menangis, akhirnya Andre pun terpaksa menuruti keinginan putri kecilnya itu.
"Ini rumahku, dewi peri. Mungkin istana milikmu lebih besar dan mewah dari ini." seru Sandrina yang masih polos.
"Hah?? Istana, istana negara maksudmu? Haha, boro-boro indah, aku datang ke kota ini saja untuk mengadu nasib dan berharap bisa membangun rumahku yang seperti kandang ayam itu." cerocos Rumanah dalam hati.
"Dewi peri, kenapa kamu melamun?" tanya Sandrina membuyarkan lamunan Rumanah.
"Ah tidak, dewi peri hanya tertegun melihat kemewahan rumah milik dedek cantik." ucap Rumanah beralasan. Ia tampak terjingkat kaget saat Sandrina membuyarkan lamunannya.
"Oh ya, dewi peri mau bicara penting pada dedek cantik." lanjut Rumanah yang kini tampak mulai serius.
"Dewi peri mau bicara apa?" tanya Sandrina.
"Anu, sebenarnya saya bukan dewi peri utusan para bidadari dari kayangan. Saya hanya manusia biasa seperti dedek cantik ini." ucap Rumanah.
"Aku sudah tahu, tapi aku suka memanggilmu dewi peri. Karena kau lucu dan menggemaskan. Aku senang bertemu denganmu, dewi peri." jawab Sandrina yang tampak sumringah.
"Waaah, benarkah begitu? Jika begitu kenalkan, namaku Rumanah. Aku berasal dari Jawa Barat. Kau tahu? Aku datang ke kota ini untuk mencari pekerjaan." jelas Rumanah.
"Waaah, nama yang sangat cantik, dewi peri." seru Sandrina.
Rumanah mengernyitkan dahinya.
"Caaaantiiik??? Cantik dari Hong dan Kong?? Oh Tuhan, haruskah aku mencatat moment ini? Moment di mana gadis kecil ini adalah orang yang pertama kali mengakui diriku cantik. Haha, tapi aku senang. Hmmm, tunggu-tunggu, mungkin maksud gadis kecil ini cantik itu singkatan dari 'cacar bintik-bintik' haha. Menyebalkan!" batinnya kembali nyerocos.
Sementara itu Sandrina tampak masih menunggu penjelasan dewi perinya.
"Eemh, begini. Sebenarnya dewi peri merasa tidak enak pada Daddy dedek cantik. Mungkin besok pagi dewi peri sudah harus pergi dari rumah ini." ucap Rumanah lembut.
Sandrina mengerucutkan bibirnya.
"Tidak boleh! Dewi peri harus tetap tinggal di sini bersama princess!" rengek Sandrina yang tampak memaksa. Ia tampak mengucek kedua matanya yang sudah berair.
"Eh, jangan nangis dedek. Dewi peri hanya bercanda." ucap Rumanah membujuk Sandrina agar tidak menangis.
"Aku akan berhenti menangis jika dewi peri berjanji untuk tetap di rumah ini." rengek Sandrina.
Rumanah memutar bola matanya dan membuang napasnya kasar. Ia sangat bingung menanggapi gadis kecil yang manja itu.
"Dewi perimu akan tetap di sini, princess. Kau tidak usah menangis." tiba-tiba Andre datang dan membujuk Sandrina.
Sandrina membuka matanya dan memeluk Daddynya penuh cinta.
"Horeeee, Daddy baik sekali. Akhirnya princess punya teman di rumah." sorak Sandrina penuh kebahagiaan.
Rumanah meremas jari-jarinya. Ia tak mengerti dengan ucapan single Daddy di hadapannya itu.
"Haaaah? Apa aku tidak salah dengar? Itu artinya pria ini akan membiarkanku tinggal di rumahnya ini. Dan, apa maksud gadis kecil tadi, teman di rumah? Apakah dia sudah tidak memiliki seorang ibu?" celotehnya dalam hati. Tentu saja ia tampak bertanya-tanya.
"Kau, tetaplah tinggal di sini untuk menemani putri kecilku." ucap Andre pada Rumanah.
Rumanah terhenyak kaget.
"Tapi.." belum sampai Rumanah menyelesaikan protesnya, dengan cepat Andre menyelanya.
"Kau tenang saja, semua kebutuhanmu akan kutanggung. Termasuk gaji perbulanmu akan kau dapatkan. Kau bisa mengirimkan uang setiap bulan pada orang tuamu di desa." sambung Andre yang tampak tak memberi kompromi.
Lagi-lagi Rumanah terhenyak kaget.
"Haaah?? Kenapa dia tahu jika aku berasal dari desa dan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan. Astaga, apakah keluarga ini keturunan peramal?" batin Rumanah kembali berucap.
"Ya, tentu saja aku tahu. Karena wajah-wajah sepertimu mudah ditebak. Kau berasal dari keluarga miskin atau melarat dan hendak mengubah nasib pergi ke kota. Jadi tidak perlu kau jelaskan lagi." cerocos Andre yang tampak tepat sasaran.
Rumanah tampak terhenyak kaget mendengar ucapan Andre. "Haaaah, lihatlah! Dia bahkan mendengar apa yang aku ucapkan di dalam hati. Oke viks, pria ini memang anak dari seorang peramal hebat, oh tidak! Mungkin dia cucunya. Ah tapi, kenapa setelah mendengar ucapannya telingaku begitu terasa pedaaas, padahal aku sedang tidak memakan cabe-cabean. Ups, cabe, oon!" lagi-lagi Rumanah hanya bisa membatin.
**
Like n comentnya, dears..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Nurjani Lambu
astanga rumanah 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-04
0
Nurjani Lambu
mampir
2023-06-04
0
Ibunya Haderra 🤩
mampir, trs pertama baca udah senyum2 sendiri 😁.. anak2 mah udh biasa liat mmhnya kayak gitu , kdg lgsg mewek tergantung yg dibaca 😂😂😂😂
2023-03-25
0