NovelToon NovelToon
Panduan Menulis Novel Super System

Cara Mendeskripsikan Konflik Cerita?

Jumlah peserta 117

Satu kalimat untuk mendeskripsikan prinsip terpenting dalam novel adalah “Jika tidak ada konflik maka tidak akan ada cerita.” Motif dari karakter sangat penting, apa yang diinginkan dan apa yang diperlukan oleh karakter sangat penting. Sebenarnya bisa dibilang jika konflik adalah wujud dari motif karakter dalam cerita.


Dasar novel terletak pada konflik. Jika karakter utama tidak memiliki konflik, tidak ada peperangan, jika tidak ada cinta yang rumit, jika para alien hanya berdiam di planetnya, maka cerita seperti apa lagi yang bisa kita tulis? Jika dari awal Elizabeth dan Mr. Darcy dari awal sudah cocok, mana ada lagi kecerdikan dan emosi yang terpendam dalam cerita <Pride & Prejudice>? Jika Selatan dan Utara bisa berdamai, maka Scarlett O’hara dalam <Gone With the Wind> tidak perlu lari ke Atlanta. Jika penduduk Mars bisa menjalani hidupnya saja, apakah radio di <War of the Worlds> akan membuat jutaan orang ketakutan?


Kita sudah berbicara banyak mengenai keuntungan konflik, lalu bagaimana cara menulisnya? Sebenarnya konflik merupakan salah satu bagian yang paling mudah (juga yang paling menarik) dalam pembuatan cerita. Sebagai manusia, di dalam hidup kita pasti ada konflik yang pernah kita lihat di dalam kehidupan sehari-hari, bukanlah suatu hal yang sulit jika dimasukkan ke dalam tulisan, namun jika kamu mengalami kesulitan, berikut ada beberapa saran.


1.Ciptakan konflik dari sifat

Terkadang terjadinya konflik dikarenakan perbedaan sifat antar karakter.

Interaksi karakter selalu menjadi inti dari setiap cerita, dan konflik merupakan bukti luar dari interaksi tersebut. Yang artinya, tidak ada gunanya jika dua karakter yang tidak cocok sifatnya hanya berantem dalam hati, mereka harus saling memengaruhi, baik dalam psikologis maupun fisik, maka konflik akan terbentuk.


Perlu diingat, kuncinya adalah, mereka harus memiliki alasan nyata untuk terjadinya konflik. Akan sulit dijelaskan jika misalnya di bab awal cerita dua karakter tersebut sangat baik, namun tanpa alasan tiba-tiba mereka bertengkar, atau misalnya teman dari kecil yang selalu lengket bersama tiba-tiba memutuskan pertemanan. Kamu harus coba membuat karakter yang secara alami dapat mendorong satu sama lainnya.


2. Menempatkan karakter di situasi yang tak terduga

Seluruh premis dari banyak cerita didasarkan pada ini, dan yang perlu kamu lakukan hanyalah memaksa karakter keluar dari zona nyamannya dan membiarkan hal yang tidak terduga terjadi.


Jika protagonis wanita takut untuk berbicara di depan orang lain, mengapa tidak membiarkan ketua OSIS yang dia taksir mengundangnya ke kontes pidato? Jika bukan menyerah karena tekanan, maka dia akan menerima tantangan. Pembaca akan tertarik apapun cara yang dipakai.


3. Meningkatkan Chip

Tempelkan notes di laptopmu, tuliskan: “Pikirkan 10 hal terparah yang terjadi pada karakter.” Para penulis semuanya sadis, jangan kamu jangan malu-malu. Pembaca tidak tertarik dengan karakter yang hidupnya lancar dan baik-baik saja. Hancurkan karaktermu, biarkan mereka menjadi sial, eksplorasi lah topik di bawah tekanan. Semakin tinggi chip akan semakin baik. Situasi yang kemungkinan terjadi tidak ada yang terburuk, yang ada hanya paling buruk.


Tentu saja, bukan artinya ingin kamu menyiksa karaktermu tanpa arti dan tanpa batas. Kamu harus mempresentasikan karaktermu melalui kemalangan, tunjukkan isi hatinya melalui pilihannya, untuk menunjukkan sisi idealnya kepada pembaca, sehingga pembaca tersentuh oleh karaktermu.


4. Gabungkan perjuangan internal dan eksternal

Setiap segmen dalam sebuah cerita harus mencapai dua tujuan: memajukan cerita (plot) dan mengembangkan karakter menjadi orang yang nyata, mandiri, kompleks, dan tak mudah dilupakan.


Dengan kata lain, konflik harus terjadi tidak hanya pada skala besar dunia cerita, tetapi juga pada teater kecil dunia batin karakter. Setiap adegan harus mencakup perjuangan eksternal (respon fisik terhadap konflik) dan perjuangan internal (respon psikologis dan emosional terhadap peristiwa), tidak boleh ada satu pun yang tertinggal.


5. Bangun Klimaks

Tentu saja penting bahwa setiap adegan mengandung beberapa tingkat konflik, tetapi Anda ingin memperluas aliran konflik secara keseluruhan. Konon, konflik itu besar dan kecil, dan Anda harus memulai cerita dengan konflik yang cukup untuk menarik perhatian pembaca, dan kemudian membangunnya, membiarkan konflik tumbuh, berkembang, dan rumit. Gunakan bayangan untuk terus membangun klimaks dari konflik di klimaks.


6. Menjaga keseimbangan

Cerita harus seimbang. Cerita akan menjadi sangat membosankan jika tidak ada konflik. Namun, cerita yang membuat karakternya sangat sibuk hingga tak bisa berhenti juga tidak akan disenangi oleh pembaca. Kamu perlu memperhatikan ketegangan dan relaksasi dalam konflik, karakter tidak bisa hanya bunuh-bunuhan sepanjang cerita, dia harus memiliki kesempatan untuk berhenti, merenungkan dan mengevaluasi hasil dari konflik.

NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!