Deskripsi cerita dan plot yang terlalu lambat sangat mudah menyebabkan pembaca kehilangan kesabaran dalam membaca novel, sehingga mengakibatkan berkurangnya pembaca. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, pertama-tama kita harus memahami terlebih dahulu: Ciri-ciri deskripsi cerita dan plot yang lambat, serta cara mengatasinya.
Alur plot lambat yang paling jelas adalah satu konflik atau satu hal dapat diceritakan hingga berbab-bab, misalnya menceritakan protagonis sedang makan hingga 10 bab.
Bagaimana menghadapi masalah alur tempo lambat?
Terjadinya alur tempo lambat karena terlalu banyak isi yang tidak penting, disaat inilah kita harus menghapuskan atau menyederhanakan dengan 3 cara :
1.Yang pertama menghapus bagian yang tidak begitu penting.
Untuk menuliskan novel yang jelas dan bagus, kita harus menghapuskan bagian yang tidak begitu penting ya
Contohnya :
A pergi ke restoran untuk makan, di pertengahan makan menemui B, saat berbicara dengan B ketemu lagi C, C bilang kepada A kalau istri A sudah melahirkan
Nah terlalu panjang kan, apakah kita bisa menyederhanakannya?
tentu saja bisa ya , bisa disederhanakan menjadi :
A dan B sedang makan, C datang menginfokan A kalau istri A sudah melahirkan.
Dengan cara menghapuskan bagiannya yang tidak begitu penting, kita bisa juga mendapat info yang lebih jelas dan lebih singkat.
2. Menggabungkan adegan satu sama yang lain.
Ini sangat bermanfaat di mana kita menyederhankan menjadi lebih singkat, tapi kita tetap menyampaikan isi makna yang sebenarnya.
Contoh :
Protagonis pria menderita kanker, dia berbohong kepada protagonis wanita bahwa dia sudah jatuh cinta pada orang lain dan ingin putus dengan protagonis wanita, dia mempercayakan seorang teman untuk merawat protagonis wanita dan pergi sendirian.
Di adegan berikutnya,
protagonis wanita merasa aneh dan dengan panik mencari protagonis pria,
tetapi tidak dapat menemukan protagonis pria, protagonis wanita menangis,
jadi dia pergi mencari keluarga teman protagonis pria untuk mencari tahu kebenarannya.
Di atas ini ada beberapa adegan kita bisa menyederhanakannya jadi :
Protagonis pria pergi sendirian dan meninggalkan surat kepada temannya. protagonis wanita merasa aneh, dan teman protagonis pria menjelaskan kebenarannya kepada protagonis wanita.
Dari contoh ini kita bisa lihat, dengan menggunakan penjelasan yang lebih sederhana tapi mendorongkan plot dengan baik.
3. Menggunakan narasi dari pada deskripsi
Jika anda dapat mengatakan sesuatu dengan jelas dalam satu kalimat, jangan gunakan satu paragraf. Contohnya :
Ketika protagonis pria mengetahui bahwa dirinya menderita kanker, yang dia pikirkan adalah pacar tercintanya. Saat dia mendapatkan lembar diagnosis rumah sakit, tangan protagonis pria gemetar dan tak percaya, dia mondar-mandir di ruangan, ekspresinya penuh rasa sakit. Bagaimana dia memberitahu pacarnya fakta menyakitkan ini?
Disederhanakan jadi :
protagonis pria mendapat diagnosis dari rumah sakit dan itu adalah kanker. Ia merasa tidak sanggup menghadapi kekasihnya yang begitu mencintainya.
Di sini menggunakan kata-kata yang lebih sedikit tapi mengekspresikan plot yang sama dapat merasakan temponya lebih cepat.
Kesimpulan :
Tempo yang ada di dalam novel harus memiliki pasang surut seperti musik, seperti contoh kehidupan kita ini, kita tau kapan harus lambat, kapan harus cepat, perasaan yang tepat akan membuat tulisan lebih lancar dan bertenaga.