Pendorong pengembangan plot——>
1:Aktif: Ekspresi spontan dari isi hati, memuaskan kebutuhan dan keinginan. Memuaskan kebutuhan dan keinginan, juga akan melakukan sesuatu secara spontan dan proaktif. Secara spontan menunjukkan keindahan maupun perilaku yang bucin. Selagi ada yang bisa dilakukan, maka akan ada bahan untuk ditulis, dengan begini plot cerita akan berkembang.
2:Pasif: Mengatasi masalah dan bahaya, kontradiksi konflik.
Setelah Masalah atau bahaya datang kemari, yang perlu diselesaikan atau diatasi, maka dapatlah bahan tulisan.
Perkembangan cerita yang naik turun:Setelah hidup damai terlalu lama, masalah dan bahaya pun akan muncul, mengatasi masalah atau bahaya dan mendapat kembali kehidupan yang damai, maka setelah lewat beberapa waktu, masalah dan bahaya yang baru pun akan muncul kembali. Dalam novel, hujan badai pasti akan melanda setelah matahari terbenam, dan setelah hujan, pasti akan ada pelangi.
Perkembangan segala sesuatunya yang berliku-liku: Meskipun berliku-liku, tapi tetap mengarah ke depan. Jika prosesnya lurus tanpa lika liku, maka cerita akan cepat berakhir. Lika liku dapat memperpanjang dan memperjauh jalan, dengan kata lain dapat menambah isi cerita.
Konflik:
1: Konflik adalah sumber timbulnya suatu masalah, konflik juga merupakan gaya yang mendorong majunya alur cerita, karena adanya konflik, maka diperlukan adanya perdebatan dan solusi sehingga akan ada banyak hal yang harus dilakukan, inilah yang akan menjadi bahan tulisan.
2:Konflik umum: Konflik asmara (misalnya persaingan cinta), konflik keuntungan (perebutan keuntungan), konflik pendapat (perbedaan pendapat), konflik realita dan ekspektasi, konflik keinginan dan hambatan, konflik dalam diri, (misalnya protagonis pria membuat keputusan yang sulit antara protagonis wanita dan wanita kedua).
3:Mempertahankan konflik (merancang hambatan untuk mengulur konflik): Ada sebagian pembaca yang ikut gelisah saat membaca novel karena berharap konflik tersebut dapat terselesaikan secepat mungkin, tapi ada pula novel yang selesai begitu konflik teratasi. Oleh karena itu, konflik harus dipertahankan dan tidak mudah diatasi. Dengan demikian, penulis harus memikirkan solusi penyelesaian konflik dan juga cara mempertahankannya. Pada umumnya, kebanyakan novel menulis di mana segi asmara berjalan lancar, maka cerita tersebut pun tamat. Maka, jangan biarkan garis asmara berjalan lancar, dan harus terdapat hambatan (konflik perdebatan).
4:Menyeimbangkan kedua pihak yang berkonflik:
Dalam persaingan, apabila salah satu pihak menang dari pihak lain, maka tidak ada maknanya persaingan itu terjadi. Oleh karena itu, masing-masing pihak harus memiliki kelebihannya sendiri dan beradu dengan kelebihan masing-masing. Misalnya, protagonis pria mengejar protagonis wanita, dan wanita kedua mengejar protagonis pria. Meskipun wanita kedua kurang beruntung dalam persaingan cinta, tapi wanita kedua lebih aktif dalam mendekati protagonis pria dan pandai menyenangkan hati protagonis pria, selain itu wanita kedua juga memiliki kemampuan yang hebat dan dapat membantu protagonis pria ketika protagonis pria dalam krisis, sehingga wanita kedua mempunyai ruang untuk bersaing dengan protagonis wanita.
Ada pula konflik persaingan yang tidak seimbang: Protagonis wanita menyukai pria kedua, tetapi protagonis pria tidak mengetahuinya. Ketika mengetahuinya, protagonis pria merasa tertekan dan putus asa. Lalu, wanita kedua mengambil kesempatan untuk mendekati protagonis pria, dan ini adalah saat ketika cinta protagonis pria kepada protagonis wanita sedang goyah. Kemudian, sesuatu akan terjadi, sehingga protagonis pria seakan melihat harapan. Misalnya, protagonis wanita mengetahui bahwa pria kedua mencintai gadis lain, dan setelah protagonis pria juga mengetahui hal ini, dia melihat harapan, ia bersikap acuh tak acuh terhadap wanita kedua dan mengejar protagonis wanita. Dalam persaingan yang tidak seimbang ini, protagonis pria sangat pasif, ia sepenuhnya mengandalkan pelepasan tangan dari pria kedua.