Chapter 2 _Gangguan Dimulai

Tidak ada yang perubahan yang berarti dari tiap-tiap generasi untuk hidup dikota St.

Louise, kehidupan yang monoton menghantui setiap orang yang berumur lebih dari 30 tahun

dan masih tinggal dikota itu, tempat hiburan dikota itu masih bisa dihitung menggunakan jari

tangan, sebutlah Bar Knicks, Cafe La Fertu dan Hills Deck, ketiga tempat itu adalah pusat

hiburan paling mahal yang bisa dikunjungi oleh mereka, masing-masing memiliki suasana yang

sangat berbeda, Bar Knicks biasa diisi oleh pekerja-pekerja kasar yang hendak minum-minum

diwaktu luangnya, Cafe La Fertu adalah tempat anak-anak muda yang hendak bercengkrama

dengan sesama temannya, sementara Hills Deck adalah tempat makan mewah tidak jauh dari

bukit Green Mountain yang baru saja dibuka dua bulan terakhir, tentu saja ketiganya milik

keluarga Bale. Namun walaupun begitu daerah ini terkenal dengan keindahan dan keasrian

alam yang masih natural, danau yang masih memiliki banyak ikan dan bersih, gunung yang

belum jarang dijamah oleh manusia, dan sungai yang dingin dan jernih mengalir kearah laut,

semua itu cukup untuk menggantikan segala hiruk pikuk dikota besar.

‘Nick, apakah persediaan bahan baku kue sudah cukup?’ ucap Bibi Silvia,

‘Tenang saja Silvia, semua bisa diatur, walaupun kau ingin membuat kue untuk memberi makan

satu dunia pun kita bisa’ ucap Paman Nick tersenyum,

Mereka berempat sedang menonton televisi diruang keluarga, rumah yang cukup nyaman

membuat mereka sekeluarga betah bersantai sebelum waktunya tidur,

‘Kehidupan seperti ini sangatlah menyenangkan’ ujar Sam seraya menyaksikan acara televisi,

‘Ya tapi terlalu santaipun tidak baik bagi kita’ jawab Kai,

Malam pun semakin larut, mereka berempat akhirnya kembali kekamar masing-masing dan

segera tidur, namun ada yang tidak biasa hari itu,

Paman Nick tiba-tiba seperti tercekik, ia meronta-ronta hebat, matanya melihat kesekelilingnya

dan mendapati sebuah bayangan hitam tengah mencekik lehernya dengan kuat,

‘Kurang ajar, siapa kau? jerit Paman Nick,

Bayangan itu diam, dan terus mencengkiknya dengan kuat, nafasnya terhenti dan dengan satu

sentakan kuat bayangan itu terhempas jauh dan terpelanting, bayangan itu menghilang

meninggalkan Paman Nick yang terengah-engah, namun tiba-tiba ia tersadar dan mendapati

dirinya kembali ditengah-tengah kamarnya yang sunyi, nafasnya terengah-engah seakan-akan

kejadian tadi sangat nyata,

‘Ada apa ini’ gumamnya,

Pagi ini Paman Nick malas sekali untuk bangun, ia baru saja bisa tertidur kembali menjelang

subuh, dengan langkah berat ia turun dari tempat tidurnya dan menuju kelantai bawah,

sesampainya diruang makan, ia mendapati Sam, Silvia dan Kai tengah makan,

‘Tidur jam berapa kau?’ ucap Sam

‘.. aku mengalami hal aneh semalam’ ucap Nick,

‘Apa kau bermimpi buruk?’ ucap Silvia,

‘Ya, bagaimana kau mengetahuinya?’ ucap Nick terheran seraya mengambil sepotong kue aple

dan membuat secangkir teh hangat

‘Kami baru saja selesai membahasnya, hanya Kai yang tidak mengalaminya’

‘Tunggu… , maksudmu kalian juga mengalami mimpi buruk?’ tanya Nick,

‘Ya, aku bermimpi kalau aku berada ditempat yang dikelilingi api, dan tidak ada jalan keluar

tampaknya dan Silvia bermimpi dihampiri oleh seekor mahluk besar bersayap dan mahluk itu

menyerangnya bertubi-tubi’ ucap Sam,

‘Dan aku bermimpi dicekik oleh bayangan hitam’ jawab Nick,

‘Ini tidak mungkin kebetulan, bagaimana menurutmu?’’ tanya Silvia kepada Kai,

‘Sebenarnya dari awal kita tiba disini, aku sudah merasakan hal itu, dan asalnya dari arah sana’

ucap Kai kepada mereka,

‘Maksudmu dari arah gunung itu?’ tanya Sam

‘Ya, tapi aku pikir biarkan kita mengembalikan tenaga kita masing-masing terlebih dahulu, baru

kita lakukan penyelidikan’ jawab Kai

‘Kami pun merasakan hal yang sama Kai’ jawab Silvia,

‘ya , akupun pernah membicarakan hal ini kepada Silvia dan Nick’ ucap Sam,

‘Aku merasakan banyak energi dari sana, tapi aku blm dapat memastikan apa itu, seperti ada

yang menghalangi’ ucap Kai,

‘Bagaimana keadaan kalian sendiri?’

‘Aku sudah pulih’ jawab Nick

‘Aku pun siap’ jawab Sam,

‘Dari kita semua hanya Kai yang betul-betul terkuras habis ketika itu’

‘Kalian meremehkan aku?’ tanya Kai,

‘Tidak Kai, kau jangan salah paham’ jawab Silvia, ‘kami justru mengkhawatirkanmu’ lanjutnya,

‘Mengkhawatirkanku? Khawatirlah terhadap diri kalian sendiri’ jawab Kai,

‘Ya justru kami mengkhawatirkan diri kami sendiri maka kami khawatir dengan keadaanmu’

jawab Sam,

‘Aku hanya bercanda saja’ jawab Kai sambil tersenyum, ‘jangan begitu tegang’ lanjutnya,

‘Aku pergi sekolah dulu, nanti selepas bibi Silvia membuka gerai kalian cobalah untuk

menyelidiki gunung itu, hari ini gerai kita tutup lebih cepat’ ucap Kai seraya beranjak pergi,

‘Fiuh…’ Sam dan Silvia menghela nafasnya,

‘Bagaimana?’ tanya Nick

‘Ya lakukan saja perintahnya’ ucap Silvia.

Sore itu Kai membantu bibi Silvia menutup gerai lebih cepat, tentu saja pelanggan banyak yang

kecewa karena kue yang dinanti-nantikannya habis begitu cepat,

‘Ya ampun, jam segini kalian sudah tutup? Tidak salah’ ucap seorang pelanggan yang tampak

kecewa,

‘Apakah kuenya sudah habis lagi?’ tanya yang lain,

‘Mohon maaf, hari ini kue kami habis begitu cepat, datanglah esok hari, kami buka dari jam 9

pagi’ ucap bibi Silvia seraya tersenyum,

‘Bagaimana harimu disekolah?’ tanya Bibi SIlvia,

‘Minggu depan ada acara yang harus kuhadiri bersama Steve, jadi aku tidak dapat

membantumu di Gerai’ ucap Kai,

‘Oh ya, acara apa itu?’ tanya Silvia,

‘Sebenarnya aku tidak begitu tertarik dengan acara itu, itu adalah acara anak muda dikota ini,

letaknya di danau Blue Fin Lake, semacam acara api unggun dan bersenang-senang

sepertinya’ jawab Kai,

‘Terserah kau saja Kai, semoga kau bisa bersenang-senang disana’ ucapnya

Sekembalinya kerumah, kedua Pamannya sudah menunggu diruang keluarga, mereka tampak

menunggu kedatangan bibi SIlvia dan Kai,

‘Bagaimana?’ tanya Kai begitu menjejakan kakinya diruang keluarga,

‘Kurasa, ada hal misterius diatas gunung itu Kai’ jawab Nick seraya memandang Kai sambil

sesekali melirik kepada Sam,

‘Maksudmu?’ tanya Kai datar,

‘Sepertinya para manusia ini tidak hidup sendirian…’ jawab Sam

‘Maksudmu cerita legenda yang dipercayai mereka benar?’ tanya Kai,

‘Tidak… tidak seperti itu, ada sebuah desa diatas sana, yang dikelilingi sebuah energi yang

membuatnya tidak terlihat, disana tinggal banyak manusia seperti pada umumnya, tapi mereka

tampak berbeda dengan manusia yang kita temui seperti biasa’ ucap Nick serius,

‘Berbeda bagaimana’ tanya Silvia penasaran,

‘Mereka … hmm seperti agak terbelakang

peradabannya, namun mereka memiliki kekuatan’

jawab Nick,

‘Mereka memiliki kemampuan diatas rata-rata manusia yang kita jumpai disini’

‘Mereka petarung?’ tanya Kai,

‘Ya, seperti itulah kira-kira, tapi tampaknya mereka hidup terpisah dari manusia pada umumnya,

aku tidak yakin mereka menyukai kedatangan kami tadi’ jawab Nick lagi,

‘Kalian bertemu dengan mereka?’ tanya Silvia,

‘Tidak, hanya kami tadi dipergoki oleh penjaga pintu dan mereka dilumpuhkan oleh Sam’

‘Sekuat apa mereka?’ tanya Silvia lagi,

‘Hmm, sepertinya cukup kuat, tapi penjaga tadi hanya mendapatkan satu pukulan ditengkuk

oleh Sam dan mereka terjerembab ketanah’

‘Kau membunuhnya?’ tanya Kai,

‘Tidak, aku hanya memukulnya dengan pelan’ jawab Sam,

‘Tapi mereka masih hidup?’ tanya Kai lagi,

‘Tentu saja, Nick sudah memeriksanya tadi sebelum kami kembali’

‘Kurasa kita harus tau lebih banyak tentang mereka’ ucap Kai.

‘Sejak kami berhasil melumpuhkan penjaga mereka, kurasa mereka akan memperketat

penjagaan selama beberapa waktu kedepan, mungkin kita harus menunggu mereka lengah

kembali’ ucap Nick,

Kai tampak berpikir dengan seksama,

‘Ya sebaiknya, kita tunggu beberapa minggu lagi’ ucap Kai seraya kembali kekamarnya,

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play