chapter 3 _Kalian berani menggangu kami?

Belakangan ini Paman Nick, Paman Sam dan Bibi Silvia tengah gusar, hampir setiap

malam mereka bermimpi buruk, mimpi itu bermacam-macam, mereka seperti didatangi

seseorang dan menarik mereka menuju dunia yang gelap, ataupun menyiksa mereka dengan

api yang terbakar hebat, terkadang sekedar mimpi buruk bahwa rumah yang mereka tempati

terbakar, ataupun mahluk seram yang menghantui rumah mereka, hal itu cukup mengganggu

membuat keduanya jadi kurang tidur, tentu saja asal energi itu selalu dari atas gunung Green

Mountain,

Suatu malam, seminggu semenjak kunjungan Sam dan Nick keatas gunung Green Mountain,

mereka sekeluarga sedang asik bercakap-cakap membahas mimpi mereka yang semakin

intens, namun belum saja sampai pada cerita Sam sepertinya tanpa mereka sadari ada yang

sedang memperhatikan mereka dari kejauhan, beberapa pasang mata menatap tajam

menembus kaca jendela rumah mereka, mereka tengah terkepung.

BRAAAAKK!!!! DRAAARRRRR gudang samping tempat produksi kue tiba-tiba terbakar dan

hancur berkeping-keping, hal itu membuat mereka sekeluarga tersentak dan segera keluar dari

rumah untuk memeriksa apa yang terjadi,

‘Siapa kalian?’ ucap Sam ketika baru saja menjejakan kakinya dihalaman luar, mereka

berempat cukup kaget ternyata ada beberapa orang menggunakan jubah panjang berwarna

hitam dengan wajah tidak tampak jelas mengepung kediaman mereka, tampaknya mereka yang

tengah merusak gudang pembuatan kue milik keluarga Kai,

‘Dari Ordo mana kalian berasal?’ ucap salah seorang misterius itu,

‘Apa maksud kalian? Kami tidak mengerti’ jawab Sam

‘Kami sudah lama mengintai kalian disini’ ucap suara misterius itu,

‘Tun...tunggu kalian mau apa?’ ucap Nick,

Tiba-tiba pria misterius itu mengayunkan sebuah tongkat ditangannya dan tiba-tiba

mengeluarkan aliran listrik yang langsung menyerang mereka berempat,

Kai sertai paman dan bibi Silvia segera menghindari serangan tersebut,

‘Apa mereka para penduduk Green Mountain yang kalian maksudkan?’’ tanya Bibi Silvia, belum

sempat ada yang menjawab pertanyaan tersebut tiba-tiba bongkahan batu-batu sebesar buah

aple dan berapi menghampiri mereka dari arah kanan, mereka berempat pun menghindar dan

menunduk,

‘Benar dugaan kami, kalian bukanlah manusia biasa’ ucap salah seorang dari pria misterius itu,

Paman Nick dan Sam hendak melawan mereka, namun Kai dengan sigap melarang mereka,

‘Stop, kita jangan terlalu terpancing’ ucap Kai, membuat kedua pamannya mengurungkan niat

mereka,

‘Tunggu dulu,’ ucap Kai maju selangkah mendekat dengan pria misterius itu

‘Apa kau pemimpin mereka?’ tanya pria Misterius itu

‘Siapa kalian?’ tanya Kai,

‘Kami tidak perlu menjawab kalian, mencederai penjaga pintu kami adalah hal yang sungguh

kurang ajar’ ucap pria misterius itu,

‘Apa kalian yakin hendak melawanku?’ tanya Kai dengan tatapan tajam, perlahan terdapat

banyak bintik-bintik merah yang bergerak cepat dari pinggiran bola matanya dan segera

berputar-putar dengan cepat dan mengisi seluruh matanya, seakan-akan seluruh matanya

menjadi berwarna merah menyala dan sangat mengerikan,

‘Si...siapa kau…’ ucap pria misterius itu bergetar,

‘Dari Ordo mana kalian berasal? Atau kalian dari bangsa Vampir atau Druids?’ tanya pria

misterius itu,

‘Cih, apa kalian percaya akan dongeng itu?’ ucap Kai,

‘Vampire dan Druids bukanlah sekedar dongeng, kami cukup mengenal mereka,

perhatikanlah dengan seksama, kedua bangsa itu hidup didunia manusia, dan hendak merebut

kekuasaan kami’ ucap pria misterius itu,

‘Mereka berbaur dengan manusia dan sering melakukan serangan tiba-tiba, mereka bahkan

sering melanggar peraturan antara 3 kerajaan, untuk tidak melibatkan manusia dalam

peperangan ini’ ucap pria misterius itu,

Kai tertawa kecil ‘kalau ada Vampire dan Druids, lantas kalian itu apa?’ tanya Kai

‘Kami adalah bangsa penyihir, dari Ordo Black Mamba’ ucap pria misterius itu,

‘Dari mana kau? Kami belum pernah melihat penyihir seperti kalian’ ucap pria misterius itu lagi,

‘Apa kalian yang membuat ketiga temanku bermimpi buruk hampir setiap malam?’ tanya Kai

menyeringai,

‘Ya, kami tidak ingin ada manusia yang tinggal terlalu dekat dengan Green Mountain, kami

berharap kalian dan manusia-manusia lain pindah dan menjauh dari sini’ lanjutnya,

‘Hentikan serangan kalian, maka aku akan mengampunimu’ ucap Kai , ‘ kita bisa hidup

berdampingan dan tidak saling menyakiti, dan kami akan merahasiakan hal ini’ lanjutnya,

‘Kurang ajar kau berani mengatur ketua gugus barat Ordo Black Mamba’ ucap pria misterius dari

sisi kanan seraya melayang hendak menyerang Kai,

‘Tunggu dulu… ‘ ucap pria misterius dihadapan Kai, namun terlambat penyihir itu sudah merapal

mantera dan dan mengibaskannya kearah Kai,

sesosok tangan hitam panjang keluar dari

tongkat tersebut dan langsung menghujam tubuh Kai mengakibatkan dentuman yang cukup

dahsyat dan menghasilkan lubang sedalam satu meter, namun Kai sudah tidak ada disitu lagi,

Tiba-tiba penyihir yang menyerang Kai itu terjatuh tidak sadarkan diri,

‘HEIIII… kurang ajar kalian’ ucap Sam dan Nick seraya maju kedepan Kai seakan mereka tidak

ingin Kai berurusan dengan hal remeh seperti ini, kedua mata mereka pun mulai bercahaya,

Nick berwarna kuning dan Sam berwarna biru, sementara Silvia berwarna hijau, namun Silvia

masih berdiri dibelakang tidak bergerak, mereka berempat dalam kondisi siap bertempur,

‘Tunggu… tunggu…’ ucap pria misterius dihadapan mereka,

‘Tidak ada yang memulai penyerangan lagi, stop’ ucapnya lagi,

‘Kami tidak mengetahui siapa yang kami hadapi ini dan dari Ordo mana kalian berasal’ tapi aku

yakin bahwa kalian bukanlah bangsa vampire ataupun Druids, karena mereka tidak bertarung

dengan cara seperti ini, tapi jika kalian dari bangsa penyihir harap saudara dapat menyebutkan

dari Ordo mana kalian berasal’ ucap pria misterius itu,

‘Kami tidak ingin mencari musuh disini’ ucap Sam, mohon maaf jika aku harus melukai anak

buahmu, tapi tolong hentikan gangguan kalian kepada kami, atau kami tidak akan segan

membuat perhitungan dengan kalian’ lanjutnya,

Seorang penyihir lagi dari sisi kiri mulai merapal mantera, dan hendak mengayunkan

tongkatnya, namun baru saja tangannya terangkat tiba-tiba ia terjatuh tak berdaya, pria

misterius dihadapan mereka pun terkejut melihat kejadian ini,

‘Kalian pasti bukan penyihir biasa…, begitu mudahnya menjatuhkan anggota gugus barat dari

Ordo Black Mamba, baik.. Kami akan berhenti menggangu kalian, tapi tolong sebutkan siapa

kalian dan dari Ordo mana kalian berasal’

‘Kami adalah pasukan ketiga belas dari Ordo Zorn, dan siap menghadapi kalian jika kalian tidak

mau mundur malam ini’

‘Ordo Zorn?’ tanya pria misterius itu,

‘Aku adalah Seth, ketua gugus barat Ordo Black Mamba, mohon maaf sebelumnya saudaraku,

tapi aku belum pernah mendengar Ordo Zorn, dari pecahan manakah Ordo itu berasal?’ tanya

ketua Seth,

‘Apakah dari Ordo Red Phoenix yang diutara, White Lion dari selatan, atau Green Dragon dari

Timur?’ tanya ketua itu lagi seperti penasaran,

‘Kami bukan bagian dari mereka ketua Seth’ ucap Kai, ‘hanya saja kami disini bukanlah untuk

menyakiti kalian, kami hanya ingin hidup damai dan tentram, angkat pasukanmu dan segera

menyingkir dari sini, dan jangan ganggu kami lagi, maka kami akan akan merahasiakan

kejadian hari ini’ lanjutnya,

‘Baik.. kalau begitu saudara, boleh tau siapa namamu?’ ucapnya,

‘Aku Kai dan ini kedua paman dan bibiku, Sam, Nick dan Silvia’ ucap Kai mulai tenang,

perlahan kedua matanya berangsur-angsur normal, begitupun dengan ketiga Paman dan

Bibinya,

‘Baiklah kalau begitu, kuharap kalian berhati-hati, jangan sampai para Vampire dan para Druids

mengetahui bahwa kalian hidup didunia manusia, saat ini kondisinya sangat berbahaya, kita

sedang diambang peperangan dengan mereka, siapapun kalian atau dari Ordo manapun kalian, sebagai sesama bangsa penyihir kita akan saling membantu, jika kalian ada kesulitan

kalian bisa menghubungi kami’ ucap ketua Seth,

Kai mengangguk, dan kemudian ketua Seth dan pasukannya mundur dan menghilang ditengah

gelapnya malam,

Kejadian hari ini awal dari terkuaknya semua kehidupan lain yang ada dibumi ini, bahwa

ternyata selain manusia yang selama ini mereka kenal, masih ada bangsa vampire, Druids

dan penyihir yang hidup secara berdampingan, walaupun ketiga bangsa lainnya itu berperang,

sepertinya mereka tidak ingin melibatkan bangsa manusia dalam peperangan itu,

‘Kalian tidak apa-apa?’ tanya Kai seraya kembali masuk kedalam rumah,

‘Ya.. hanya saja besok kita tidak bisa membuka gerai jika begini’ ucap Sam,

‘Apa menurutmu ia akan menepati janjinya?’ tanya Silvia,

‘Jika malam ini kalian masih mengalaminya lagi, besok kita kunjungi desa mereka’ ucap Kai serius.

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play