latihan ronde kedua akan dimulai lagi, dan semua akan bersiap-siap untuk latihan. Ha Eun merasa sekarang mulai baikan, dia mengambil beberapa pelindung badan dan alat spring lainnya tapi ada tangan yang memegang lengannya ketika dia mulai memasang beberapa kaus tangan dan pelindung kaki.
"Apa yang kamu lakukan ha Eun kamu istirahatla jangan ikutsparing ini berbahaya buat kesehatan mu." Kata Ara dan berusaha melepas kembali perlengkapan untuk sparing yang digunakan Ha Eun. Ha Eun hanya bisa terdiam melihat Ara memarahinya karena tidak mau mendengar perkataan nya tadi.
Yeon jin yang melihat kejadian itu dari kejauhan, memberi tahu beberapa pelatih bahwa keadaan Ha Eun saat ini lagi tidak baik.
parah pelatih mengerti dan menyerahkan semuanya kepada Yeon jin untuk membujuk Ha Eun.
Yeon jin memanggil Ha Eun untuk mengecek kondisinya.
" Ha Eun, kemarilah aku mau bicara denganmu," Teriak Yeon jin diselah-selah latihan sparing dimulai. Ha Eun menghampiri Pelatih Yeon jin.
" iya saboemnim, ada apa memanggilku," kata Ha Eun seolah tidak terjadi sesuatu padahal tubuhnya sudah mulai keringat dingin.
"Saya akan mengantarmu pulang, bersiap-siaplah." kata Yeon jin dengan suara lembut.
"Ha Eun hanya bisa menurut dia takut akan membangun kan singa yang tidur jika dia masih keras kepala sedangkan perkataan pelatih itu untuk kebaikan dia juga.
dari kejauhan para gadis-gadis yang sedang latihan begitu iri melihat Ha Eun berjalan keluar dengan Yeon jin. berbeda dengan kedua sahabatnya yang begitu senang dan sangat bersyukur melihat Yeon jin mengerti dengan kode mereka tadi, kedua sahabat itu lalu TOS tanda menang mengalahkan kekerasan kepala Ha Eun tadi.
"Jika Ha Eun tidak mau mendengar kita, setidaknya dia mau mendengar Pelatih Yeon jin. Kata Ayana
" Aku akan menghubunginya setelah selesai latihan, apakah dia selamat sampai di apartemen nya."
"Ara aku yakin Ha Eun pasti akan baik-baik saja," Ucapnya memastikan
"Menurut aku yah, kalau Ha Eun dirawat di rumah Pelatih itu rasanya lebih aman."
"Iya juga kalau dia di apartemen sebagai sahabat yang baik kita lah yang harus merawatnya," bisik Ara kepada sahabatnya itu.
"Aku setuju dengan pikiran cerdas kamu, tapi kalau misalnya dia beneran ada rumah Yeon jin aku yakin Ha Eun pasti layaknya seorang putri kerajaan. di sana dia akan di rawat oleh ibu mertua dan ayah mertuanya dan aku yakin Ha Eun tidak akan kurus kalau tinggal di rumah Pelatih Yeon jin."
"Maybe No Maybe Yes tapi kalau misalnya pelatih Yeon jin tinggal sendirian pasti dia kewalahan dong mengurus calonnya itu." kata Ara menambah cerita.
(anak-anak latihan itu mulai fokus mendengar mereka cerita sekali-kali mereka tertawa.)
(Hahahahahhaaha) tawa mereka bersahutan.
"Tenang-tenang sang pangeran akan datang berkata kepada tuan putri, Ha Eun sayangku kemarilah aku akan merawat mu penuh dengan kasih dan sayangku serta menjagamu hingga akhir hayat ku." Ucap Ayana dengan mengikuti kisah di dalam dongeng itu.
"seorang pangeran datang membawah cincin lamaran dan keesokan harinya mereka akan menikah." ucap Ara
"Setelah itu mereka akan hidup bahagia dan tenang tanpa ada yang menghalangi cinta mereka berdua, seakan takdir tak bisa memisahkan mereka kecuali maut." lanjut Ayana seperti sedang membaca dongeng dan melanjutkan cerita Ara
"Yah seperti itulah kisah mereka berdua, kamu yakin Ha Eun bisa menaklukkan hati pelatih itu."
" iya dong atau justru Yeon jin lah yang akan menaklukkan hati Ha Eun, oooh tuhan betapa romantisnya kisah ini." lanjut Ayana
mereka tidak menyadari kalau semua mata sedang tertuju padanya di tempat latihan itu, mereka berdua bahkan tidak menyadari kalau teman latihan mereka dari tadi menertawai kekonyolan yang mereka buat.
"Ehhhhmmm Ayana, Ara, Apakah dongengnya sudah selesai atau masih mau di lanjut." kata salah satu pelatih yang sudah berkeluarga itu.
mereka berdua saling bertatapan bingung harus bagaimana takut akan kena marah dan menahan malu, tapi yang terjadi malah sebaliknya para pelatih bertepuk tangan di sambut oleh teman-teman lainnya.
seorang pelatih menghampiri mereka dan berkata "Kayaknya kalian cocok aku bawah pulang untuk membacakan dongeng anakku. Ayana dan Ara saling bertatapan dan tersenyum.
"kalau aku mau jadi pembaca dongeng buat anak bapak tapi dapat bonus," Ucap Ayana dengan tersenyum kepada Pelatih itu. Ara hanya bisa ikutan tersenyum melihat kekonyolan anak ini.
"Pastilah dapat bonus," kata pelatih itu.
"Tapi kira-kira bonus yang kamu minta bonus kayak bagaimana?" Tanya Ara seakan dia tidak tahu bonus yang di maksud Ayana.
"pasti pikiran kamu aneh-aneh kan bonus yang aku maksud itu uang tambahan saku ku." Kata Ayana menyakinkan Ara dan yang lainnya.
"Aku hanya bercanda, jangan terbawah suasana."
para teman yang lain justru sangat terhibur dengan tingkah kekonyolan kadua Sahabat itu. salah satu teman latihan mereka menghampiri Ayana dan Ara.
" Waktu kalian tadi bercerita kami semua ingin tahu apa yang kalian ceritakan dan kalian tidak menyadari kalau suara kalian yang awalnya berbisik-bisik malah kedengaran dengan kami jadi kami tetap melanjutkan sparing tapi para pelatih melaramg kami menegur kalian." ucap salah satu anak latihan itu.
"Aku tidak menyangka kalian berdua ratu dongeng," kata pelatih idola Ayana. Ayana tidak menyangka dapat pujian dari sang idola.
mereka sangag malu atas kejadian yang baru mereka buat tapi siapa sangka itu malah jadi hiburan bagi yang lain.
Para pelatih Dan anak latihan bergegas untuk pulang, di perjalanan pulang Ayana dan Ha Eun sempat membahas kejadian yang baru tadi terjadi.
" Apakah kamu menyadari kalau mereka dari tadi menertawai kita," Tanya Ayana.
"Aku tidak menyadari kalau suara kita sampe terdengar oleh yang lainnya, aku pikir mereka menertawai orang yang sedang latihan sparing." Jawab Ara keheranan
"Iya aku pikir mereka menertawai orang yang lagi sparing jadi aku tetap berdongeng dengan senang hati di tempat latihan saat orang lagi sparing," curhat Ayana dengan muka sedikit malu jika mengingat kejadian tadi.
"Aku hanya berharap kejadian memalukan itu tidak akan terjadi lagi, jika pun terjadi setidaknya kita tidak kena marah sama pelatih lain."
"jika kita kena marah maka itu tandanya kita akan siap untuk menanggung malu karena terlalu sering tidak memperhatikan orang yang lagi sparing."
quote:
Terkadang dalam hidup kita selalu melakukan kesalahan yang bisa saja membuat orang terhibur dan bisa juga membuat orang lain tidak menyukai kita. walau bagaimana pun setiap orang pasti pernah berbuat kesalah dalam hidup nya entah di sengaja atau tidak sengaja.
Saboemnim: Panggilan pelatih senior
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments