Sudah jam 3 sore semua orang sudah bersiap-siap untuk latihan, Ha Eun begitu lelah habis dari kantor istirahat setengah jam lalu pergi latihan, dia seperti orang yang sedang kecurian di buru dengan waktu.
yah setidaknya aku istirahat setengah jam di rumah tadi, lagian di kantor tidak banyak pekerjaan. jadi tidak masalah, di kantor Ha Eun tidak terlalu bergaul sama orang-orang di sana bahkan tidak begitu kenal banyak orang di kantornya.
wajar saja jika dia kurang tau siapa pendiri dan siapa pemilik kantor itu, baginya dia tidak perluh harus tahu. jika pun dia tahu belum tentu sang pemilik perusahaan akan mengenalnya.
flasback
Ha Eun berjalan di kantor yang sangat besar itu, dia bersyukur bisa kerja di tempat itu walau dia hanya jadi kariawan biasa. dia tidak pernah ikut meeting karena pertemuan meeting hanya untuk kariawan-kariawan yang punya bakat tertentu.
tapi tadi di kantor dia seperti mengenal seseorang yang tidak asing baginya, tapi dia tidak tau siapa.
mungkin dia cuman pernah liat pria itu di luar, gumamnya dalam hati dan menguap sejadi-jadinya. Woaahhhh, kali ini aku benar-benar bingung dengan apa yang aku liat, celotehnya dalam hati.
.....
setelah mencuci muka Ha Eun mulai segar kembali, di tempat latihan sudah banyak anak-anak latihan yang datang di kejauhan Ayana berlari-lari kecil menghampiri Ha Eun.
"Ha Eun na" teriak Ayana memanggil Ha Eun. Ha Eun berbalik ketika mendengar ada seseorang yang memanggilnya.
"Ada apa, teriak-teriak" tanya Ha Eun kepada Ayana.
"Pelatih ganteng ituuuu" belum selesai Ayana menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Yeon jin sudah lewat di samping mereka.
Lantas saja membuat Ha Eun langsung salah tingkah dan menutup mulut gadis itu, Ha Eun lalu menyapa pelatih itu.
"Anyeong Haseyo Sabeoumnim," Sapa Ha Eun yang masih menutup mulut Ayana dengan tangannya. Ayana berusaha untuk melepaskan tangan Ha Eun hingga terlepas.
"Ha Eun na, kamu mau membunuhku yah," ketus Ayana dengan kesal.
Pelatih Yeon jin yang melihat tingkah aneh mereka heran dan pura-pura untuk berjalan melalui mereka dengan sangat hati-hati berharap mereka akan mendengar apa yang tadi membuat Ha Eun menutup mulut Ayana ketika dia lewat di sampingnya.
"Suaramu hampir terdengar olehnya, jika dia dengar semuanya kita bisa matii," ketus Ha Eun kepada sahabatnya itu dengan suara berbisik.
"ish apaan, aku kan cuma bilang kalau dia sudah datang," kata Ayana dengan muka yang masih kesal.
Ha Eun hanya menggelang-geleng lalu pergi meninggalkan ayana, melihat tingkah Ayana yang benar-benar tidak memahami situasinya sekarang.
latihan sudah dimulai, dari tadi Ha Eun memerhatikan wajah tampan Yeon jin sambil mengingat dimana mereka pernah ketemu sebelumnya, wajah itu seperti tidak asing lagi baginya.
seperti dia sudah sangat lama mengenal wajah itu, Yeon jin merasa dari tadi ada yang memperhatikannya lalu menoleh ke arah Ha Eun.
Ha Eun tidak fokus dengan latihan itu, Yeon jin yang melihat Ha Eun tidak fokus lalu mendekatinya tanpa disadari oleh Ha Eun bahwa Yeon jin sudah mendekatinya.
"Hmmmm, Ada apa denganmu," Kata Yeon jin mengejutkan gadis itu," Ha Eun tersadar dengan lamunanya langsung terkejut, dia baru sadar kalau Pria itu sudah ada didepannya.
"Ha Eun lalu tersenyum seolah-olah tidak terjadi sesuatu padanya dengan memamerkan lesung pipinya.
"Tidak apa-apa kok sabeum," dia bahkan tidak sadar senyuman gadis itu justru membuat Yeon jin tidak bisa berkutik banyak seolah terhipnotis senyum manis wanita itu.
"Okey latihan lah dengan baik gadis pintar," Kata Yeon jin lalu memukul pundak gadis itu dengan pelan. kali ini dia tidak bisa memarahi gadis itu jantungnya benar-benar berdetak kencang tak karuan, saat Ha Eun memperlihatkan kedua lesung pipinya.
jika Seung jim melihat senyum itu dia pasti akan merebut hati pujaan hatiku, gumamnya dalam hati.
dia lalu tersadar apa yang sudah dia katakan pada hatinya, lalu memegang dadanya oh tuhan jantung ku terus berdetak tidak karuan didepan gadis itu.
dia berlalu pergi meninggalkan Ha Eun, kali ini Ha Eun benat-benar bingung baru kali ini dia di puji sama pelatih itu. dasar manusia aneh sudah marah eh baik lagi, kesal Ha Eun dalam hati.
pemanasan hari ini sungguh membuatku sedikit lelah apalagi pelatih baru itu datang tiba-tiba bikin orang hampir jantungan saja,
celotehnya dalam hati.
.............
latihan hari ini sudah selesai semua anak latihan bergegas untuk pulang, tinggal Ara Ha Eun Ayana dan beberapa pelatih lainnya.
Mereka bertiga memutuskan untuk pulang bersama tapi Ayana di jemput sama kakaknya dengan motor
"Ha Eun na, Ara, aku minta maaf tidak bisa menemani kalian pulang bersama." kata Ayana dengan perasaan bersalah.
"iya tidak masalah itu sudah hal yang biasa terjadi."
Ara dan Ha Eun berjalan keluar parkiran, seorang pria datang menghampiri mereka tidak salah lagi kali ini Ara juga di jemput sama pacarnya.
Tinggal Ha Eun yang berjalan sendirian di luar parkiran, baru beberapa lama kepergian kedua sahabatnya hujan turun membasahi kota seoul. Ha Eun sangat kesal harus hujan-hujan pulang ke apartemen padahal dia berjalan belum terlalu jauh dari parkiran. aku harus bagaiaman sekarang hujan lagi, aku tidak bawah payung kalau aku demam gimana aku bisa kerja di kantor. kesalnya karena tidak membawah payung.
Hujan mulai membasahi sekujur tubuh nya tapi belum ada satu orang pun yang lewat di jalan itu. dengan kehujanan dia berusaha untuk mencari tempat untuk berteduh. setelah lama berlari di tengah kerasnya hujan Akhirnya dia menemukan tempat berteduh.
di halte Ha Eun menunggu hujan redah, tapi bukannya hujan redah malah semakin deras turunnya. Ooh tuhan bagaiaman mungkin aku bisa pulang dengan hujan yang semakin deras.
badannya mulai kedinginan dan mengigil, di jalan setapak seorang pria berjalan menghampirinya dengan membawah payung.
"kamu kenapa hanya tinggal disini dengan baju yang masih basa" kata pria itu dengan marah melihat keadaan Ha Eun sudah mengigil. Ha Eun mengangkat kepalanya dan ingin melihat siapa pria yang sudah memarahinya di tengah hujan deras begini. ketika melihat wajah pria itu betapa terkejutnya dia.
"Aku tadi ingin melanjutkan perjalananku tapi hujan semakin deras jadi aku tunggu sampai hujannya redah. ucapnya dengan nada suara yang terbata-bata
"Lain kali bawahlah payung ke tempat lafihan," ucap pria itu yang tak lain adalah pelatih Yeon jin. dia membantu Ha Eun bangkit dari tempat duduk nya, sudah hampir setengah jam dia di halte menunggu hujan akan redah tapi nyatanya hujan semakin deras. baju yang basa yang masih melekat pada tubuh itu membuat Yeon jin khawatir kalau Ha Eun akan terkena demam. Ha Eun semakin mengigil di dalam mobil.
setelah sampai di apartemen Yeon jin berlaku pergi meninggalkan tempat itu.
...........
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments