Prolog

Fiqa menatap cakrawala yang memerah, menyaksikan matahari tenggelam dengan warna-warni yang mengagumkan. Di tengah kegemparan kota besar, dia selalu menemukan ketenangan di taman kecil yang tersembunyi di sudut kota. Hari itu, seperti biasa, Fiqa berpikir tidak akan ada yang berbeda.

Tetapi, takdir memiliki rencana lain.

Setelah mengatur napasnya dari sesi lari sore, Fiqa mengambil ponselnya dan membuka aplikasi musik favoritnya. Saat lagu energik dari NCT Dream mengalun melalui earphone-nya, sebuah senyum kecil menghiasi wajahnya. Musik mereka selalu berhasil mengangkat semangatnya dan memberikan warna pada hari-harinya yang monoton.

Tiba-tiba, gemuruh dari kejauhan memecah kesunyian. Beberapa orang terlihat berlarian menuju keributan itu, dan terdorong rasa ingin tahu, Fiqa mengikuti arus orang-orang. Di tengah kerumunan yang hiruk pikuk, dia melihat seorang pria yang dikelilingi penggemar yang histeris. Wajahnya yang tampan tampak khawatir, matanya mencari jalan keluar dari keramaian yang kacau.

Itulah saat tatapan mereka saling bertemu.

Lelaki itu adalah Jaemin, salah satu anggota NCT Dream. Tanpa ragu, Fiqa mendekat dan menawarkan bantuan saat kepanikan melanda.

"Ikuti aku!" serunya, sambil menarik tangan Jaemin untuk keluar dari kerumunan.

Mereka berlari, menyusup di antara lorong-lorong sempit hingga akhirnya menemukan tempat perlindungan di balik sebuah gedung tua. Jaemin mengatur napasnya, menatap Fiqa dengan penuh terima kasih.

"Terima kasih. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang," ucap Jaemin, suaranya penuh lega.

Fiqa hanya tersenyum, mencoba memproses kenyataan bahwa dia baru saja menyelamatkan idolanya. Dalam sekejap, takdir telah menghubungkan hidupnya dengan kehidupan NCT Dream, membuka pintu petualangan yang tak terduga di depannya.

Di bawah angin malam yang berdesir, detak jantung Fiqa berdegup cepat, bukan hanya karena lari, tetapi juga karena perasaan bahwa hidupnya akan segera berubah. Tanpa disadarinya, melodi takdir mulai terdengar, mengiringi cerita baru yang dipenuhi dengan warna-warni dan keajaiban.

Keesokan harinya, Fiqa kembali menjalani rutinitasnya. Namun, bayangan pertemuannya dengan Jaemin terus menghantui pikirannya. Ia mencoba fokus pada pekerjaannya di kafe tempatnya bekerja, namun ingatan akan tatapan penuh terima kasih dari Jaemin membuatnya tersenyum tanpa henti.

Di tengah-tengah kesibukannya, Fiqa menerima panggilan dari nomor yang tidak dikenal. Awalnya ragu untuk menjawab, namun rasa penasaran mengalahkan keraguannya.

"Hallo?" katanya, suaranya sedikit gugup.

"Hallo, ini Fiqa, kan?" Suara di ujung sana terdengar akrab. "Ini Jaemin. Aku ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi atas bantuanmu kemarin."

Fiqa hampir tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Jaemin? Bagaimana kamu bisa mendapatkan nomorku?"

"Ah, itu... Aku punya cara sendiri," jawab Jaemin dengan nada canda. "Sebenarnya, aku ingin bertemu denganmu lagi. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Apakah kamu punya waktu sore ini?"

Fiqa merasa jantungnya berdegup lebih kencang. "Tentu saja. Di mana kita bisa bertemu?"

Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah kafe kecil yang tenang. Ketika Fiqa tiba, Jaemin sudah menunggunya di sana, mengenakan topi dan kacamata hitam untuk menyamarkan dirinya. Mereka duduk di sudut yang sepi, memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka.

"Fiqa, aku tidak hanya ingin berterima kasih," Jaemin memulai dengan serius. "Kejadian kemarin membuatku berpikir. Terkadang, berada dalam sorotan itu sangat melelahkan. Aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi seseorang yang biasa, meski hanya untuk sesaat. Dan aku merasa kamu bisa membantuku dengan itu."

Fiqa mendengarkan dengan penuh perhatian. "Apa maksudmu, Jaemin?"

"Aku ingin kamu menjadi pemanduku di sini, menunjukkan bagaimana rasanya hidup tanpa tekanan sebagai seorang idola. Aku ingin merasakan kebebasan itu, walaupun hanya sebentar," Jaemin menjelaskan.

Fiqa terdiam sejenak, merenungkan permintaan Jaemin. "Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukan itu, tapi aku akan mencoba."

Jaemin tersenyum lega. "Terima kasih, Fiqa. Ini berarti banyak bagiku."

Dan dengan itu, petualangan baru mereka pun dimulai. Hari-hari berikutnya dihabiskan dengan Jaemin yang mencoba menikmati kehidupan biasa. Mereka mengunjungi tempat-tempat yang sederhana namun penuh makna bagi Fiqa: warung makan kecil yang menyajikan makanan lezat, taman kota yang tenang, dan pasar tradisional yang ramai.

Selama waktu itu, Fiqa dan Jaemin semakin dekat. Mereka berbagi cerita tentang mimpi, ketakutan, dan harapan mereka. Jaemin mulai melihat dunia dari perspektif yang berbeda, sementara Fiqa menemukan bahwa di balik gemerlap dunia hiburan, ada seseorang yang sama rapuh dan manusiawi seperti dirinya.

Namun, semakin mereka terlibat dalam kehidupan satu sama lain, semakin besar pula risiko yang mereka hadapi. Penggemar dan media selalu mengintai, dan hubungan mereka tidak bisa terus disembunyikan selamanya.

Suatu hari, ketika mereka sedang menikmati sore di taman, Fiqa merasakan ketegangan dalam diri Jaemin. "Apa yang terjadi?" tanya Fiqa dengan lembut.

Jaemin menghela napas panjang. "Aku takut, Fiqa. Takut bahwa ini semua akan berakhir. Takut bahwa aku akan kehilangan momen-momen ini dan dirimu."

Fiqa meraih tangan Jaemin, menggenggamnya erat. "Kita akan menghadapi semua ini bersama. Apapun yang terjadi, aku akan selalu ada di sampingmu."

Di bawah langit yang mulai gelap, mereka berdua saling berjanji untuk tetap kuat dan menghadapi segala rintangan yang mungkin datang. Karena mereka tahu, melodi takdir yang telah menyatukan mereka adalah sesuatu yang tidak akan mudah dipisahkan.

Saat Fiqa dan Jaemin semakin dekat, mereka menghadapi berbagai tantangan dari dunia luar yang tidak bisa mereka hindari. Paparan media dan gosip yang berkembang tentang kedekatan mereka membuat situasi semakin rumit. Berita tentang hubungan mereka tersebar luas, menarik perhatian dari penggemar, media, dan manajemen agensi NCT Dream.

Suatu pagi, Fiqa membuka ponselnya dan menemukan berbagai pemberitaan dan komentar dari penggemar. Beberapa mendukung hubungan mereka, tetapi banyak juga yang mencemooh dan menuduh Fiqa hanya mencari perhatian. Merasa tertekan, Fiqa menceritakan kebimbangannya kepada Jaemin saat mereka bertemu.

"Aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi semua ini, Jaemin. Aku merasa seperti berada di bawah mikroskop," keluh Fiqa, menatap Jaemin dengan cemas.

Jaemin mengerti betapa beratnya situasi itu. "Aku minta maaf karena membuatmu terjebak dalam masalah ini. Tapi kita harus tetap kuat. Aku tidak ingin kamu merasa sendirian dalam ini."

Mereka memutuskan untuk menghadapi masalah ini bersama. Jaemin, dengan dukungan Fiqa, berusaha untuk menjaga citra positif NCT Dream dan menenangkan penggemar dengan pernyataan resmi. Fiqa, meskipun merasa cemas, berusaha untuk tetap tenang dan mendukung Jaemin dari belakang.

Di tengah semua keributan ini, mereka juga harus menghadapi tantangan personal. Jaemin mulai merasa terbagi antara tanggung jawabnya sebagai idola dan perasaannya terhadap Fiqa. Sementara itu, Fiqa merasa semakin terlibat dalam kehidupan Jaemin dan grup, namun harus menemukan keseimbangan antara hidupnya sendiri dan kehidupan baru yang tiba-tiba berubah.

Suatu hari, ketika tekanan semakin tinggi, Jaemin dan Fiqa memutuskan untuk berbicara secara terbuka di depan publik. Mereka mengatur konferensi pers di mana mereka menjelaskan hubungan mereka dengan jujur dan berbicara tentang bagaimana mereka saling mendukung dalam menghadapi situasi sulit ini.

"Ini adalah keputusan yang sulit, tapi kami merasa bahwa kejujuran adalah cara terbaik untuk mengatasi semua ini," kata Jaemin dalam konferensi pers. "Fiqa telah menjadi bagian penting dalam hidupku, dan aku ingin kami terus menjalani kehidupan ini bersama, meskipun tantangan yang ada."

Fiqa berdiri di samping Jaemin, mendukung pernyataannya. "Kami tahu bahwa ini bukanlah situasi yang mudah, tetapi kami berharap bahwa orang-orang bisa memahami bahwa hubungan kami nyata dan penting bagi kami."

Reaksi publik beragam, tetapi banyak yang memberikan dukungan positif. Penggemar yang awalnya skeptis mulai menerima hubungan mereka, melihat betapa tulusnya perasaan Jaemin dan Fiqa. Media juga mulai meliput cerita mereka dengan nada yang lebih simpatik.

Setelah konferensi pers, Fiqa dan Jaemin merasa sedikit lega, meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi. Mereka menyadari bahwa meskipun dunia luar bisa menjadi keras dan penuh tekanan, dukungan dan cinta mereka satu sama lain adalah kekuatan terbesar mereka.

Dengan keteguhan hati dan dukungan dari satu sama lain, mereka melanjutkan perjalanan mereka bersama. NCT Dream melanjutkan kegiatan mereka dengan semangat baru, dan Fiqa terus berperan sebagai bagian penting dari kehidupan mereka, membantu mereka menghadapi tantangan yang datang.

Akhirnya, Fiqa dan Jaemin menemukan keseimbangan yang mereka cari. Mereka belajar bahwa, meskipun hidup tidak selalu mudah, menghadapi segala sesuatu bersama membuat segalanya lebih berarti. Dengan cinta yang terus berkembang dan persahabatan yang kuat, mereka siap menghadapi masa depan yang penuh dengan kemungkinan dan keajaiban.

Setelah konferensi pers yang penuh tantangan, Fiqa dan Jaemin mencoba menavigasi kehidupan baru mereka dengan lebih baik. Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional mereka semakin stabil, meskipun tidak tanpa rintangan.

Satu hari, NCT Dream mengumumkan rencana mereka untuk melakukan tur dunia baru, yang akan membawa mereka ke berbagai negara dan kota. Fiqa diundang untuk bergabung dalam tur sebagai bagian dari tim kreatif. Ini adalah kesempatan besar, namun juga menambah beban kerja dan tuntutan yang harus dihadapinya.

Saat tur dimulai, Fiqa dan Jaemin menghadapi tantangan yang baru. Mereka harus menangani jadwal padat, pertunjukan yang memerlukan persiapan matang, dan terus berusaha menjaga hubungan mereka di tengah sorotan publik yang terus menerus. Fiqa, dengan bantuan Jaemin dan anggota NCT Dream lainnya, belajar bagaimana menangani tekanan dari tur dan tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Selama tur, Fiqa dan Jaemin menghadapi momen-momen indah dan juga kesulitan. Mereka menjelajahi berbagai tempat yang menakjubkan, menghadapi tantangan dari cuaca yang ekstrem, dan menghadapi kerumunan penggemar yang bersemangat. Namun, mereka juga mengalami momen-momen tenang dan intim di balik layar, di mana mereka bisa bersantai dan berbicara tentang masa depan mereka.

Di tengah-tengah perjalanan tur, sebuah insiden besar terjadi. Selama konser di kota besar, salah satu anggota NCT Dream mengalami masalah kesehatan yang serius, memaksa mereka untuk membatalkan beberapa pertunjukan. Kejadian ini menyebabkan kekacauan, dan Fiqa serta Jaemin harus mengatasi dampak emosional dan logistik yang ditinggalkan.

Fiqa, dengan dukungan Jaemin, membantu anggota yang sakit untuk mendapatkan perawatan terbaik dan memastikan bahwa grup tetap berfokus pada pemulihan. Selama masa pemulihan ini, mereka menghadapi stres dan ketidakpastian, tetapi juga menemukan kekuatan dalam dukungan mereka satu sama lain dan dalam persahabatan mereka dengan anggota NCT Dream.

Ketika anggota yang sakit akhirnya pulih dan tur dilanjutkan, Fiqa dan Jaemin merasa semakin terikat. Mereka menyadari betapa pentingnya satu sama lain dalam menghadapi segala rintangan. Keberhasilan tur dan pemulihan anggota grup menguatkan hubungan mereka dan menegaskan kembali komitmen mereka satu sama lain.

Tur dunia akhirnya mencapai klimaks yang luar biasa dengan konser penutup yang megah. Di tengah gemerlap panggung dan sorakan ribuan penggemar, Fiqa dan Jaemin merayakan pencapaian mereka bersama, merasakan kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam.

Di malam terakhir tur, Fiqa dan Jaemin duduk bersama di balkon hotel mereka, menatap bintang-bintang di langit malam. Mereka berbicara tentang masa depan mereka, membagikan impian dan harapan mereka, dan merencanakan langkah berikutnya dalam kehidupan mereka.

"Aku tidak pernah membayangkan hidupku akan berubah seperti ini," kata Fiqa dengan lembut. "Tapi aku bersyukur karena aku bisa mengalami semua ini bersamamu."

Jaemin menggenggam tangan Fiqa dengan erat. "Aku juga. Terima kasih telah selalu ada di sampingku, melalui segala suka dan duka. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku yakin kita bisa menghadapi apapun yang akan datang."

Setelah tur dunia yang sukses, Fiqa dan Jaemin kembali ke kehidupan mereka di Seoul dengan hati yang penuh kebahagiaan dan semangat baru. Mereka berusaha untuk menyelaraskan kehidupan mereka antara kesibukan pekerjaan dan waktu pribadi yang berkualitas.

Namun, perubahan besar datang ketika agensi NCT Dream mengumumkan bahwa mereka akan memulai proyek besar berikutnya—a sebuah reality show yang akan menunjukkan kehidupan sehari-hari mereka, dengan Fiqa sebagai salah satu peserta utama. Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk berbagi cerita mereka dengan penggemar, tetapi juga berarti bahwa kehidupan pribadi mereka akan kembali menjadi sorotan.

Fiqa merasa campur aduk. Di satu sisi, dia senang bisa berpartisipasi dalam proyek yang akan mendekatkan mereka dengan penggemar. Di sisi lain, dia khawatir tentang bagaimana hal ini akan mempengaruhi hubungannya dengan Jaemin dan anggota NCT Dream. Jaemin, yang selalu mendukung keputusan Fiqa, meyakinkannya bahwa mereka akan menghadapi tantangan ini bersama.

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai merekam episode pertama dari reality show tersebut. Fiqa, Jaemin, dan anggota NCT Dream menjalani berbagai aktivitas, mulai dari latihan, perjalanan ke tempat-tempat menarik, hingga momen-momen pribadi di rumah mereka. Proses tersebut memberi mereka kesempatan untuk lebih dekat satu sama lain dan menjalin hubungan yang lebih dalam.

Namun, menjadi pusat perhatian publik tidak selalu mudah. Mereka harus menghadapi konflik dan perbedaan pendapat di depan kamera, serta menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional dan pribadi mereka. Ada saat-saat ketegangan dan pertengkaran yang harus dihadapi, tetapi mereka belajar untuk mengatasi perbedaan dengan komunikasi dan saling pengertian.

Selama proses pembuatan reality show, Fiqa juga menghadapi tantangan dalam menjalani hubungan publiknya dengan Jaemin. Mereka harus menemukan cara untuk menjaga privasi mereka di tengah sorotan kamera dan berita. Meskipun tantangan ini terkadang membuat mereka merasa tertekan, mereka terus berusaha untuk saling mendukung dan memperkuat ikatan mereka.

Kepopuleran reality show semakin meningkat, dan penggemar menunjukkan antusiasme mereka yang besar. Fiqa dan Jaemin menerima banyak dukungan positif, dan mereka merasa semakin dihargai dan dicintai oleh penggemar mereka. Mereka juga menyadari betapa pentingnya dukungan satu sama lain dalam menghadapi segala sesuatu.

Pada akhir musim reality show, Fiqa dan Jaemin merasa bangga dengan pencapaian mereka. Mereka telah berhasil menghadapi berbagai tantangan dan menjalin hubungan yang lebih dalam dengan penggemar dan satu sama lain. Meskipun mereka merasa lelah, mereka juga merasa terinspirasi untuk terus maju dan menghadapi apa pun yang akan datang.

Di malam terakhir pembuatan reality show, Fiqa dan Jaemin duduk bersama di balkon apartemen mereka, menikmati pemandangan kota yang bersinar di bawah. Mereka berbicara tentang perjalanan mereka dan merencanakan masa depan mereka.

"Aku tidak tahu apa yang akan datang, tapi aku tahu satu hal," kata Fiqa dengan penuh keyakinan. "Kita akan terus melangkah bersama, menghadapi segala sesuatu sebagai tim."

Jaemin tersenyum, menggenggam tangan Fiqa dengan lembut. "Aku setuju. Apa pun yang terjadi, kita akan selalu memiliki satu sama lain."

Dengan akhir musim reality show, Fiqa dan Jaemin memutuskan untuk mengambil waktu istirahat dari kesibukan yang intens. Mereka merasa perlu untuk menjernihkan pikiran dan menikmati waktu berkualitas bersama tanpa tekanan publik yang terus-menerus. Jadi, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan ke sebuah tempat yang tenang dan terpencil—sebuah vila di pinggir pantai yang jauh dari keramaian kota.

Selama liburan mereka, Fiqa dan Jaemin dapat merasakan kebebasan yang telah lama mereka rindukan. Mereka menikmati waktu di pantai, berenang di laut, dan menjelajahi lingkungan sekitar. Malam hari dihabiskan dengan berbicara di bawah bintang-bintang, membagikan harapan dan impian mereka untuk masa depan.

Salah satu malam, setelah makan malam romantis di tepi pantai, Fiqa dan Jaemin duduk di pasir sambil menatap ombak yang memecah di pantai. Jaemin menatap Fiqa dengan penuh perasaan, seolah ingin mengungkapkan sesuatu yang penting.

"Fiqa," kata Jaemin, suaranya lembut dan penuh makna, "selama kita bersama, aku menyadari betapa berharganya kamu bagi hidupku. Kamu telah memberiku kekuatan untuk menghadapi segala tantangan, dan aku merasa sangat beruntung memiliki kamu di sampingku."

Fiqa tersenyum, matanya berkilauan di bawah cahaya bulan. "Aku juga merasa sama. Selama ini, kamu telah menunjukkan kepadaku apa artinya cinta sejati dan dukungan yang tulus. Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu."

Jaemin menggenggam tangan Fiqa dengan erat. "Aku ingin membuat komitmen yang lebih dalam untuk kita. Aku ingin kita membangun masa depan bersama, berbagi setiap momen, dan terus mendukung satu sama lain. Apakah kamu mau?"

Fiqa merasakan jantungnya berdegup kencang. Dengan penuh perasaan, dia mengangguk. "Ya, aku mau. Aku ingin kita terus bersama, menghadapi segala sesuatu sebagai tim."

Dengan itu, mereka saling berjanji untuk terus saling mendukung dan mencintai satu sama lain, apapun yang terjadi. Mereka merasa bahwa hubungan mereka telah melalui banyak ujian dan tantangan, dan ini adalah momen untuk merayakan cinta dan komitmen mereka.

Kembali ke Seoul setelah liburan, Fiqa dan Jaemin menghadapi dunia dengan semangat baru. Mereka merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang, baik dalam karier mereka maupun dalam hubungan pribadi mereka. NCT Dream melanjutkan kegiatan mereka dengan energi baru, dan Fiqa tetap menjadi bagian penting dari kehidupan mereka, memberikan dukungan dan inspirasi.

Fiqa dan Jaemin merencanakan langkah-langkah berikutnya dalam karier mereka dan hubungan mereka. Mereka mulai membicarakan rencana jangka panjang, seperti proyek masa depan dan kemungkinan membangun keluarga. Meskipun mereka tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, mereka percaya bahwa dengan cinta dan dukungan yang mereka miliki, mereka dapat mengatasi segala sesuatu.

Dengan kembali ke kehidupan sehari-hari di Seoul, Fiqa dan Jaemin memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat dan tekad yang baru. Mereka menyadari bahwa hubungan mereka telah tumbuh lebih dalam dan kuat melalui semua pengalaman yang mereka lalui bersama, dari tur dunia hingga tantangan publik.

NCT Dream melanjutkan karier mereka dengan sukses, terus mendapatkan pujian dari penggemar di seluruh dunia. Fiqa, yang kini lebih terlibat dalam berbagai proyek dengan grup, merasa bangga dengan kemajuan yang telah dicapai dan bersemangat untuk terus mendukung mereka.

Suatu hari, saat mereka merayakan ulang tahun ke-10 NCT Dream dengan konser spesial, Fiqa dan Jaemin mengenang perjalanan mereka yang luar biasa. Di tengah suasana meriah, mereka berbagi momen pribadi di belakang panggung, merayakan pencapaian mereka dan mengingat bagaimana semua ini dimulai.

"Tak terasa sudah begitu lama kita bersama," kata Jaemin dengan senyuman. "Dari saat pertama kali kita bertemu hingga saat ini, semuanya terasa seperti mimpi."

Fiqa menggenggam tangan Jaemin dengan lembut. "Dan aku sangat bersyukur karena kita melalui semuanya bersama. Semua tantangan dan kebahagiaan ini telah membuat kita lebih kuat."

Di malam konser, Fiqa dan Jaemin duduk bersama di bangku VIP, menyaksikan penampilan luar biasa dari NCT Dream. Dengan setiap lagu yang dinyanyikan dan sorakan penggemar yang menggema, mereka merasakan kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam. Momen ini menjadi simbol dari semua usaha dan cinta yang telah mereka berikan untuk mencapai tempat ini.

Setelah konser selesai, Fiqa dan Jaemin memutuskan untuk merayakan pencapaian ini dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Mereka mengadakan makan malam intim di restoran favorit mereka, berbicara tentang masa depan dan merencanakan langkah-langkah berikutnya dalam hidup mereka.

"Meskipun kita telah melalui banyak hal," kata Fiqa, "aku percaya bahwa yang terpenting adalah kita selalu ada satu sama lain."

Jaemin menatap Fiqa dengan penuh cinta. "Ya, dengan kamu di sampingku, aku merasa siap menghadapi apapun yang akan datang. Kita memiliki masa depan yang cerah di depan kita, dan aku tidak sabar untuk menjalani setiap momen bersamamu."

Kisah Fiqa dan Jaemin, serta perjalanan NCT Dream, menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa meskipun hidup penuh dengan tantangan, cinta, persahabatan, dan dukungan yang tulus dapat membuat perjalanan itu lebih berarti dan penuh warna.

Download

Like this story? Download the app to keep your reading history.
Download

Bonus

New users downloading the APP can read 10 episodes for free

Receive
NovelToon
Step Into A Different WORLD!
Download MangaToon APP on App Store and Google Play