CINTA CEO Pada DIANA
Lantai teratas gedung yang menjulang tinggi ke langit dan yang merupakan gedung tertinggi di negara X. Terdapat 3 orang Pria yang sedang berbincang sesuatu yang serius, hal itu terliht jelas di wajah mereka.
"Dalmas! dengarkan papa nak, umur kamu itu sudah sewajarnya. Bahkan harus untuk mencari pasangan hidup, jadi segeralah bawa gadis yang kau cintai ke rumah, asalkan jangan wanita kurang ajar Alea itu". Ucap pria yang terlihat sudah sangat berumur itu, dengan wajah penuh penekanan pada putra sulungnya dan satu-satunya Putra di keluarganya.
"Hah sudah kuduga Papa akan datang hanya untuk hal ini, aku heran Pa! apa Papa gak bosan minta aku bawa wanita ke rumah, aku bawa wanita Papa gak setuju, tapi Papa malah nyuruh aku bawa wanita lagi, gimana sih?". Dalmas bingung dengan keinginan papanya, dia sudah membawa wanita bernama Alea di rumahnya, tapi keluarga besar itu bersihkukuh tidak mau menerimanya. Entah apa alasannya, Dalmas tidak tahu.
"Papa gak mau wanita itu, cari wanita lain, kamu pasti punya wanita lain, percuma tampan tapi gak punya gandengan!". Pria tua itu mendelik pada putranya.
"Hmm ya sudah akan aku bawa wanita yang papa minta, beri aku waktu 3 bulan!". Dalmas menawarkan kesepakatan pada papanya.
"3 bulan? Apa itu gak lama,1 bulan!". Papa malah menawar masa waktunya.
"Hey kenapa Papa kurangi?". Dalmas berbicara sedikit berteriak.
"Kalau kamu gak bisa, perusahaan ini akan Papa urus kembali sendiri,dan kamu akan Papa kirim keluar negri bersama tante besarmu". Ancam Papa dengan suara menekan, Dalmas tahu dia tidak pernah bermain-main dengan perkataannya. "Papa akan menutup ATM milikmu, Rico! tutup semua atm nya, sisakan 1 saja untuk biaya bahan bakar mobilnya".
"Eh papa kok gitu, okeoke. Aku akan cari wanita yang Papa inginkan dalam waktu 1 bulan, tapi ancaman papa jangan...". Kalimat Dalmas terpotong oleh papanya.
"Oke, papa akan menunggu, Rico! batalkan apa yang sudah saya katakan tadi!". Papanya kemudian berjalan keluar dari ruangan CEO itu dan berniat segera kembali ke rumahnya.
"Baik Tuan". Jawab Rico sopan.
------------------------------------
keesokan harinya...........
"AAAAAAA......... apa itu ihhh tikus..aaaa". Diana berteriak histeris ketika melihat tikus di dapur kontrakannya. "Aduh, aku harus cepat mandi nih, kalau gak bisa terlambat interview nih!". Diana takut turun dari meja, tapi dia juga harus segera bersiap untuk interviewnya pagi ini, Diana kemudian meraih sapu yang letaknya tidak jauh dari meja yang ia pakai, dia memukuli tikus -tikus itu yang kemudian berlarian hilang dari pandangan Diana.
"Hah rasain! pagi-pagi udah bikin kesel aja, duh Diana cepat, kamu nanti terlambat". Diana berlari ke kamarnya dan segera bersiap untuk interview.
Tidak selang beberapa lama Diana keluar dari kamarnya dan dengan tergesa mengenakan sepatunya, kemudian keluar dengan terburu-buru. "Mang, Dian pergi dulu yah". Diana menyapa Mang Didi sambil berlari ke motonya yang di parkir di sebelah kontrakannya.
"Iya neng hati-hati!". Mang Didi memperhatikan punggung Diana yang berlalu jauh dari pandangannya.
------------------------
pip pip...pip pip pip.............. Bunyi klakson terus berbunyi berulang kali di jalan macet itu.
"Gawat, kalau gini terus aku bisa telat nih, gimana nii". Diana mulai panik.
"Bruk ... prank....". Tiba-tiba spion motor Diana di sambar oleh mobil mewah yang melintas di sebelahnya.
"Haaaaa dasar kurang ajar, mentang-mentang pakai mobil mewah seenaknya memakai jalan, dia pikir ini jalan miliknya apa". Diana mengumpat sambil turun dari motornya menuju ke mobil mewah yang menyambarnya tadi. "Turun..turun, woi turun, denger gak. Turun gak! Kalau gak, aku pecahin nih kaca mobil!". Diana meneriaki orang yang berada di dalam mobil, tapi yang di dalam mobil hanya meliriknya sekilas. "Oh...kamu ngeremehin aku ya!". Diana mencari batu yang berada di pinggir jalan, dia mencari batu yang cukup besar, setelah mendapatkannya dia mendekati mobil itu kembali dengan cepat, setibanya di samping mobil, Diana langsung membenturkan batu yang dia pegang berulang kali, di kaca mobil mewah itu.
Sampai wajah orang yang di dalamnya terlihat. Diana sempat kagum melihat pria yang di dalam mobil itu, sangat tampan, tapi itu tidak berlangsung lama. Diana langsung menarik leher baju Pria itu dengan wajah kesal, dia mengatai pria itu dengan sarkas.Tanpa disadari tangan Diana terluka karena mengenai pecahan kaca mobil yang masih ada di jendela mobil.
"Hey tanganmu terluka". Pria itu spontan merangkul tangan Diana, dengan sigap mengambil kotak P3K di laci mobilnya.
Diana bertambah kesal karna kemarahannya tidak di respon, Diana hendak mengatai Pria itu lagi, tapi dia di sadarkan dengan bunyi klakson mobil dan motor yang ada di belakangnya.
"Hey, maju dong"
"Hey, masalahnya di selesaikan di kantor polisi saja".
"Woi, cepat dong, kita udah mau telat kerja nih".
Teriakan terakhir itu yang di tangkap oleh Diana,kata "Kerja", membuat Diana melupakan masalahnya dengan pria itu, dia langsung berlari ke arah motornya.
"Tidak, tidak, aku tidak boleh terlambat!". Diana berusaha menyalakan mesin motornya, yang entah kenapa susah sekali saat itu.
"Hey kau mau kemana, tangan mu masih terluka". Pria itu dengan tergesa keluar dari dalam mobil dan mengejar Diana.
Saat itu juga, suara klakson mobil dan motor berhenti, begitu pemilik kendaraan-kendaraan tersebut melihat pria yang keluar dari mobil mewah itu, mereka semua ternganga tidak percaya karna bisa melihat pria itu secara langsung.
"Wah dia tuan Dalmas"
"AAAAA dia tuan Dalmas"
Sontak orang-orang histeris melihatnya, semua orang berpikir mimpi apa semalam sehingga bisa melihat orang hebat itu di jalan seperti ini.
"Kau mau kemana? Akan ku obati tanganmu, tapi kau juga harus ganti rugi untuk bagian mobilku yang kau pecahkan". Dalmas menarik tangan Diana.
"Lepaskan aku, kau juga merusak spion motorku!". Diana tak mau kalah, dia mengingatkan kembali soal spion motornya.
"Baik akan aku ganti rugi, tapi kau juga harus ganti rugi soal mobilku, karna itu tidak sebanding dengan kerusakan yang kau alami, gajimu 5 tahun pun tidak akan cukup". Dalmas mulai kesal dengan gadis yang dihadapannya itu. Kemudian Dalmas mengeluarkan cek kosong, dan menulis jumlah uang cukup besar, mata Diana membulat ketika melihat cek itu.
"Ambil ini, perbaiki motormu, banyak orang sepertimu yang sering melakukan ini, mendekatiku dengan sengaja. Aku tahu, kau tadi sengaja menabrakkan motormu ke mobilku kan". Dalmas menuduh Diana.
"Hey, kau bilang apa? Mentang-mentang kau sekaya itu, aku tidak akan sudi mendekatimu, bahkan melihat orang sepertimu pun aku tidak mau, aku tidak butuh ini, ambil kembali uangmu!". Diana merobek cek dari Dalmas dan melemparkannya di wajah Dalmas.
"Dasar wanita rese". Dalmas sangat marah saaat ini.
Setelah perdebatan yang memakan waktu itu, Dalmas mulai menyadari bahwa banyak yang menyaksikan, dia lupa sedang berada di jalan,ada beberapa orang yang merekam kejadian itu, saat itu juga sekretarisnya Rico mulai bosan menahan Dalmas saat beradu mulut dengan Diana.
"Ini nomor telponku, telpon aku nanti, aku akan menunggu. Kita akan menyelesaikan masalah ini, karna aku tidak bisa sekarang, aku harus pergi". Diana memberikan nomor teleponnya pada Dalmas, akan tetapi saat akan mengisi bukunnya di dalam tas, tasnya terjatuh, dan map yang di dalamnya mengeluarkan semua berkas Diana, Dalmas melihat logo ANGGARA WIJAYA GROUP. Dalmas mempunyai rencana setelah melihat berkas milik Diana.
"Baiklah sampai bertemu lagi!". Dalmas berlalu pergi dan masuk ke dalam mobilnya.
"Hah dasar pria gila! cepat Di, kamu nanti telat". Diana pun juga meninggalkan tempat itu, dan segera melajukan motornya ke tempat interview.
bersambung....................
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments