seperti biasanya, aku dan Erika selalu kompak, bukan hanya soal style, tapi juga soal pribadi lainnya , semua tentang kami hampir sama, hari ini kami janjian lewat sosmed
"Ting"
bunyi headphone yang kusimpan dalam tasku.
"lahh
lupa matiin data? ya ampun dataku ampir habis dong brarti?
kataku sambil membalikkan tas dan seraya mengambil headphone dalam tas hitamku,
tas yang kupake kala itu memang sangatlah sederhana, udah tua ,dan juga warnanya hampir sedikit berubah ,tas itu dibelikan ibu dikampung pas masihkelas dua SMA dulu,
aku sangat sayang dan menjaga tas itu dengan baik, bukan karena tas itu cantik atau unik, melainkan dtas itu adalah pemberian ibu ,tas yang selalu menjadi bukti perjuanganku selama ini ,baik hujan,panas,badai sekalipun dia selalu hadir di punggungku, dia yang melindungi beberapa buku penting dan alat alat belajar lainnya, bagiku tas itu adlah bagian dari hidup dan kisahku.
aku membuka password headphone ku seraya membersihkan layarnya yg kusam akibat debu dalam tas
" Erika chat nih" ucapku sambil membaca pesan Erika
"icii' aku ada masalah, ketemu dikampus nanti,aku curhat boleh tidak?" tutur erika dalam pesannya lewat WA
"iya beras ,kamu sabar yah masalah memang ada dalam hidup, tapi menyerah bukanlah jalan keluarnya, nanti dikampus, kamu boleh ceritain semuanya ke aku, supaya kamu tenang."
jawabku dengan respon yang kepanjangan seraya menenangkan hati Erika yang sedang kacau, aku memang terbiasa menasehati orang lain ,karena bagiku berbuat baik bukan hanya tentang memberi materi, tetapi dengan ilmu saja itu jauh lebih berharga Dimata dunia.
"iya kamu baik banget icii' maksih yah" jawab erika,lewat pesan WAnya
" iya sama sama,"
tuturku singkat ,
aku yang seperti biasanya menunggu angkot depan rumah, sambil duduk di kursi yang disiapakan oleh Tante yang selama ini aku tinggal dirumah beliau, pagi itu pukul 8.21
matahari cukup panas, apalagi didepan rumah cukup tandus, jadi tidak ada pepohonan yg bisa menyerap panasnya matahari waktu itu,
setelah beberapa menit kemudian angkot yang biasa kutumpangi pun datang,
secara perlahan aku naik keankot, sesampai dikampus, aku menunggu Erika di taman kampus tempat kami biasa berbincang,
" icii'"
terdengar suara dari kejauhan
yang tidak lain orang itu adalah Erika,
" datang juga kamu, aku nunggu kamu udah lama dari tadi"
kataku pada Erika
tang saat itu Erika masih mengatur nafasnya ,
" icii' kata bapakku aku mau di jodohin, tapi aku nggak mau karena aku belum siap untuk itu"
kata Erika dengan wajah sedih dan mata yang memerah karena berusaha menahan air matanya.,
" aku harus gimana icii' aku kan masih anak anak umurku masih 19 tahun ,kuliahku masih semester 2 dan ..dan..aku tidak mengenal pria itu sama sekali ..aku bingung, tapii aku tidak mau menyakiti hati kedua orang tuaku,.."
curhat Erika padaku ,
aku yang saat itu terkejut dengan apa yang Erika katakan juga sontak tidak tau harus berkata apa?, karena bagiku aku tidak pernah mendengar curhat seperti itu sebelumya,
tapi ,saat itu aku terus berusaha menasehati Erika dengan cukup baik, aku sangat mengerti dengan apa yang dia rasakan saat itu, perjodohan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya secara tiba tiba terjadi padanya, apalagi Erika selama 8ni Hanaya fokus dengan kuliahnya.,
" erikaaa kamu jangan putus asa, kamu coba berikan penjelasan kepada umi dan Ani kamu ,
mana tau dia berubah pikiran, Erika terkadang dalam hidup ini kita harus bersabar dengan rintangan yang datang, karena itu adalah takdir yang Allah SWT ciptakan dalam hidup kita, tapi kamu harus tau ujian itu datang ,bukan untuk membuatmu lemah, tetapi untuk membuatmu kuat dan membentuk mentalmu menjadi insan yang lebih hebat, aku yakin, kamu bisa melewati ini semua."
respon aku pada Erika ,aku berusaha membuatnya tenang ,dan alhamdulillh itu berhasil ,hatinya sedikit lega dan mulai menampakkan senyumnya padaku.
"icii' bolehkah aku memelukmu " pinta Erika yang meminta aku peluk, agar hatinya sedikit tenang,
" maafkan aku yah icii' aku udah membuat kamu bingung, dan ikutan sedih sepertiku,tapi jujur aku tidak tau harus berbagi dengan siapa selain pada yang kuasa dan kamu ,yang kuanggap saudaraku sendiri,"
.
jawab erika yang memelukku dengan erat waktu itu ,
perlahan ia pun membaiknda berusaha menghilangkan beban Yang ada dalam pikirannya.
" iya itulah gunanya sahabat, kalau kamu ada masalah, kamu jangan sungkan sungkan untuk berbagi sama aku yah" pintaku pada Erika sambil memeluk Erika waktu itu..
***Download NovelToon to enjoy a better reading experience!***
Comments