NovelToon NovelToon
Trapped In Revenge

Trapped In Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: GraceAnastasia

Rocella gadis berusia 24 tahun, yang dijual oleh ayahnya sendiri pada seorang mafia berpengaruh di dataran Amerika dan Eropa. Kehadiran orang ketiga dalam keharmonisan keluarga menghancurkan semuanya, hidupnya hancur seketika kala ayahnya berselingkuh. Ibunya meninggal dunia karena syok dan kakak laki-laki yang tiba-tiba menghilang dihari kematian ibunya, dan demi membalaskan rasa sakit itu Roce mulai bersekutu dengan mafia yang telah membelinya. Bertekad untuk membalaskan semua dendamnya kepada ayah dan wanita selingkuhannya.

"Aku punya segalanya maka manfaatkan aku yang hanya bisa kamu miliki." ~Killian Leonardo Dextor (Killian Victorious Leonardo De Dextor)

⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆

Latar cerita Eropa dan Amerika kalau emang nggak suka budaya mereka skip aja ya guys ya, love you all♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GraceAnastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Victor

"Victor?" Lirih Thania ragu, Victor tersenyum dengan cepat dia memeluk Thania yang berada di sebelahnya.

"Yes, it's me baby, Your boyfriend." Thania membelalakkan matanya, dengan cepat membalas pelukan Victor.

"Hiks Victor jahat hiks tinggalin Thania huwaaa." Tangis Thania memukuli lengan kekar Victor.

"I'm so sorry baby, please don't cry." Dengan lembut Victor mengusap rambut Thania, mengusap air mata yang menetes di pipi gadisnya eh wanitanya maksudnya.

Sementara di depan pilot dan co-pilot menegangkan, mereka salah satu kepercayaan Killian yang tahu bahwa tuannya memiliki keperibadian ganda. Tapi mereka baru tahu jika keperibadian ganda tuannya memiliki kekasih, tak bisa di bayangkan jika mereka sama-sama kejamnya. Tapi sepertinya tidak, melihat kekasih tuannya sepertinya hanya wanita biasa yang terlihat begitu menggemaskan.

Victor terkekeh melihat wajah imut Thania yang memerah karena menangis, apalagi Thania masih cegukan. Victor mencoba menahan dirinya untuk tidak menerkam Thania mengingat mereka masih berada di helikopter, tapi sial Thania begitu imut dengan tatapan kesalnya.

Victor mengigit pipi dalamnya, tidak Victor tidak tahan. Dengan gerakan kilat Victor menciumi seluruh wajah Thania dengan gemas, tidak Killian tidak Victor keduanya memang sama saja.

"Ish nggak mau, aku masih ngambek!" Kesal Thania menjambak rambut Victor, tak sedikitpun merasakan kesakitan Victor malah tersenyum senang.

Memang gila,

Kedua bawahannya yang melihat meneguk ludah kasar, hanya Roce yang bisa menjinakan Killian dan hanya Thania yang bisa menjinakan Victor. Mungkin jika orang lain yang melakukan sudah dikirim ke neraka lebih dulu oleh mereka, batin mereka.

Victor menatap keduanya tajam seolah ingin mengulitinya hidup-hidup, keduanya segera mengalihkan pandangan saat melihatmu tatapan tak bersahabat itu kembali fokus mempercepat penerbangan. Tatapan tajam Victor berbanding terbalik dengan apa yang sedang dia lakukan, dirinya sibuk mengusap rambut Thania yang tertidur dengan memeluknya.

Victor sendiri heran kenapa Thania sangat mudah tidur jika berdekatan dengannya, padahal belum ada lima menit wanita itu masih ngambek dengannya namun kini sudah tertidur pulas memeluknya.

Akhirnya kita bertemu lagi, batin Victor merasa lega.

Flashback

Victor adalah serpihan kecil dari Killian, bisa di bilang Victor adalah sisi gelap Killian. Saat Killian mengendalikan diri Victor berada di sebuah tempat yang gelap, namun secara tiba-tiba terlempar ke sebuah tempat dimana itu seperti pulau tak berpenghuni.

Awalnya Victor bingung karena dia tahu Killian masih memegang kendali, Victor mengamati sekitar tanpa ada rasa takut sedikitpun.

Tak berpenghuni, batinnya.

Menjauh dari bibir pantai Victor memasuki hutan tropis dengan banyaknya pohon kelapa dan pohon yang sudah berubah, telinganya yang tajam menangkap suara tak jauh dari lokasinya berdiri. Tanpa ragu langkahnya yang tegap menghampiri sumber suara, tak jauh darinya seorang gadis bergaun bunga bewarna baby blue sedang menangis dengan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya. Sepatu pantofelnya berhenti tepat di depan gadis itu, merasakan ada orang lain gadis itu mendongakkan kepalanya.

"Huwaa— akh!" Sentakan saat akan memeluk kakinya Victor lebih dulu menendangnya.

Tanpa di duga gadis itu membawa sebuah pisau kecil dan langsung menyerang Victor, namun bukan Victor namanya jika kalah bahkan oleh seorang wanita.

Bruk

Gadis itu terjatuh di atas rerumputan dengan Victor berjongkok di depannya mengarahkan pisau miliknya.

"Akh sialan bagaimana aku bisa kalah!" Gumamnya merasa kesal, untuk pertama kalinya korbannya begitu kuat bahkan bisa mengalahkannya.

Victor yang dari awal sudah merasakan ada yang tidak beres dari gadis itu langsung waspada dan benar saja dia langsung menyerang dengan agresif, Victor cukup tercengang dengan kegesitan gadis itu dalam menyerang.

"You're a loser!" Ujar Victor meremehkan.

Gadis itu menatap mata abu itu dengan mata hazelnya yang berkobar kebencian. Saat tatapan mereka bertemu Victor justru terpesona bahkan sesuatu dalam dirinya bangkit begitu saja.

Oh shit, she is so cute! Batinnya.

Untuk pertama kalinya dirinya terpesona, bahkan Victor langsung terobsesi untuk memilikinya.

Melihat Victor terpaku padanya, dengan cepat gadis itu mengembalikan keadaan. Menjatuhkan Victor di atas rerumputan dengan dia duduk di atas Victor melayangkan pisaunya.

"No I'm the winner!" Bisiknya dengan senyum penuh kemenangan.

"Yeh, you're the winner." Balas Victor mengakui kekalahannya, dia mengaku kalah hanya untuk gadis itu bukan untuk yang lain.

"Yeh I know, so let's play the game!"

"What? What's the game?"

"I can't tell you, but I know you'll like the game!" Victor mengigit bibir bawahnya membuatnya terlihat begitu sexy.

Dia tahu game apa yang akan dimainkan oleh gadis itu, dia akan membiarkan gadis itu bermain-main dengannya. Membiarkan menyentuh badannya dan membuat beberapa tanda dari pisau, ya karena di hadapan ada seorang psikopat. Bisa di bilang tidak sepenuhnya, tapi dia tahu gadis itu hanya ingin bermain-main. Memainkan pisaunya di atas tubuhnya, membuat karya yang indah dengan darah segar sebagai tinta.

Victor membiarkan saat gadis itu perlahan membuka kemeja hitamnya, Victor tahu apa yang bisa membuatnya berhenti. Diam, menjadi korban yang diam adalah hal sepele namun begitu terbukti. Karena orang seperti mencari sebuah sensasi, menikmati jeritan korban saat pisau mulai menari di atas tubuhnya.

"Akhh! Siapa kau kenapa kau menyebalkan sekali!" Kesal gadis itu saat sudah menyayat dada Victor beberapa kali namun lelaki itu malah tetap diam memandanginya dengan puja.

Victor terkekeh benar bukan gadis itu kesal dan akhirnya menghentikan aksinya.

"Aku Victor," Balasnya singkat.

Gadis itu semakin kesal, bahkan tangan lentiknya mencengkram rahang Victor.

"Sialan kau membuatku kesal!" Kesalnya membuat wajah cantiknya memerah.

"Aku sama sepertimu."

Gadis itu terkejut, langsung melepaskan tangannya dan mendekatkan wajah mereka. Matanya mencari kebohongan di mata Victor, dan yah dia tidak menemukannya.

"Bagaimana bisa?" Tanyanya tak percaya, "Tentu saja biasa, tidak ada yang mustahil." Balas Victor santai.

"Aku punya teman," Gumam gadis itu, tanpa sadar sadar matanya berbinar.

Damn, I can't control myself. Batin Victor frustasi.

"Ya aku akan menjadi temanmu, siapa namamu?"

"Thania, namaku Thania."

Thania gadis itu, sisi lain dari diri seorang Roce. Sama halnya dengan Victor, Thania adalah sisi gelap Roce. Namun Thania sendiri sangat jarang muncul untuk menguasai Roce karena dirinya sangat sibuk dengan pekerjaannya.

"Thania nama yang indah, bagaimana kau bisa di sini?"

Victor cukup curiga, bagaimana bisa pulau ini ada manusia namun seperti tidak pernah dijamah manusia sedikitpun.

"Aku tida—"

"Bukankah kita teman?"

Thania cemberut sebelum akhirnya mengangguk, "Okey baiklah aku akan menceritakan, tapi di potong dan jangan banyak tanya!"

"Aku sudah berada di sini sedari aku berusia 7 tahun, saat itu aku tiba-tiba terbangun di sini seorang diri. Awalnya aku bingung tapi akhirnya aku tinggal di sini, tak lama setelah kedatanganku banyak orang yang datang kemari. Mereka sama seperti kita yang merupakan kepribadian lain, aku benci mereka saat mereka mengusikku. Jadi aku mulai bermain dengan pisauku, aku mulai membuat karya di tubuh mereka. Mereka cukup berisik tapi aku suka, aku suka saat mereka berteriak kesakitan. Itu menghiburku, tapi perlahan-lahan mereka mati. Tapi setelah itu aku semakin senang mereka terus berdatangan, aku jadi tidak kesepian dan aku memiliki pekerjaan tetap xixixixi. Sampai akhirnya sekarang aku sudah berusia 17 tahun, dan sampai akhirnya kau datang. Siapa kau kenapa kau berbeda?" Dengan penuh emosional Thania menceritakan dirinya.

Mendengar cerita Thania, Victor semakin terpesona dan keinginan memiliki Thania begitu kuat.

"Aku teman mu dan akan menemanimu di sini."

Mata Thania berkaca-kaca, "Kamu akan menemaniku, janji?"

"Janji."

"Huwaaa akhirnya aku punya teman,"

Thania dengan senang memeluk dada Victor yang penuh coretannya, merebahkan dirinya di atas Victor. Bahkan dengan agresif menjilati darah Victor, tubuh Victor di buat merinding dengan aktivitas Thania.

Shit damn, oh God. Batinnya begitu frustasi apalagi paha Thania dengan sopan tepat di atas miliknya yang begitu sensitif.

Mata Thania tiba-tiba membola, "Huwaa apa itu, kenapa keras sekali?" Tanyanya begitu polos, bahkan tangannya meraih benda itu.

"Oh shit, don't do that!" Suara Victor begitu berat saat Thania meremasnya.

"Huwaa,"

Thania tiba-tiba menjerit, dan langsung berdiri menjauh dari Victor.

"Ular! Huwaa ular," Pekiknya heboh, Thania atau Roce memang sangat takut dengan ular.

Victor segera bangun dan duduk dengan mengangkat sebelah kakinya, tertawa pelan melihat kehebohan Thania yang sangat menghibur dirinya.

Tanpa diduga Thania langsung menangis memeluk pohon mangga yang berada di sebelahnya.

"Hahahaha," Tawa Victor mengudara saat melihatnya, sungguh membuat perutnya kram.

Pertama kalinya dalam hidup Victor tertawa keras bukan karena korbannya, melainkan oleh seorang wanita.

Flashback off

1
So
Yang semangat yang semangat/Determined/
Browniecat: okey say, thanks dah mampir. Love sekebon ❤
total 1 replies
An
/Doge/
An
Hidung
Browniecat
NOTE:

Guys latar cerita ini budaya barat ya, kalau emang kalian merasa ini melenceng dari budaya kita it's okey emang ini faktanya. Jadi kalau emang nggak suka bisa langsung skip ya say, see you guys.
Bian cha
*Kalian?
So
jadi di up nih?
Browniecat: iya👉🏻👈🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!