Keinginan besar Rere untuk memiliki anak dari suaminya sendiri memaksa dirinya menjebak seorang wanita cantik yang bekerja sebagai cleaning service di sebuah hotel mewah tempat ia menginap.
"Kau harus mengandung bayi dari suamiku jika tidak ingin masuk penjara...!" titah Rere pada Aleta yang cukup terkejut dengan permintaan gila wanita kaya di depannya.
"Ikuti cerita seru kedua wanita yang memperebutkan Fahri dan Aleta harus merelakan anaknya untuk bersama pria yang telah mencuri hatinya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Hidup Bersama
Tidak terasa Revan dan kedua istrinya sudah berada di Jakarta. Untuk pertama kalinya aleta baru melihat mansion milik suaminya. Para pelayan harus tutup mulut tentang pernikahan rahasia revan dengan istri keduanya Aleta.
"Selamat datang nona Aleta," ucap lima orang pelayan pada aleta yang hanya membalasnya dengan senyum.
"Apakah kalian sudah memindahkan barangku di kamar utama yang lain bersama Aleta?" tanya Revan pada para pelayannya.
"Sudah tuan. Nona, silahkan ikut denganku biar aku tunjukkan kamar anda...!" pinta bibi Indah. Aleta melihat ke wajah suaminya yang hanya mengagguk. "Pergilah ke kamarmu...! Nanti aku susul...!"
Sementara itu Rere sudah lebih dulu masuk ke kamarnya sambil menenangkan pikirannya. Wanita cantik itu menyesali tindakannya yang malah mengundang masalah dalam rumah tangganya.
"Jika tahu kalau Revan lengket terus denganya, harusnya aku tidak menyewa rahim Aleta. Tapi semuanya sudah terlanjur. Aku terlalu bodoh. Aku menyesal dan sangat menyesal," ucap Rere karena Revan tidak lagi mempedulikan dirinya. Untuk ditemani tidur saja Revan sudah enggan.
Revan masuk ke ruang kerjanya. Ia berbicara dengan seseorang di seberang telepon sana. Entah apa yang dibahas pria tampan itu. Tapi obrolannya terdengar serius.
"Bagaimana dengan kasus pak Nugraha? Apakah sudah dilakukan peninjauan kasusnya untuk pengajuan banding?" tanya Revan.
"Sudah tuan. Mungkin sekitar dua bulan lagi kita bisa ajukan banding," ucap pengacara Firman.
"Lakukan secepatnya sebelum istriku melahirkan. Dan aku ingin pernikahan ulang dengan Aleta sah di hadapan agama dan negara. Tentunya dengan kehadiran walinya," ucap Revan.
"Baik tuan. Akan saya atur pernikahan anda tentunya di dalam penjara karena tuan Andre Nugraha tidak bisa keluar begitu saja dari penjara," ucap pengacara Firman.
"Urusan ijin pada kepala lapas biar aku yang atur. Aku tidak mau menikah di penjara karena media pasti mengejarku nanti. Kasihan Aleta yang saat ini sedang hamil. Aku ingin membuat kejutan untuknya," ucap Revan.
"Baiklah tuan Revan." Obrolan itu berakhir. Revan segera ke kamar Rere untuk melihat istri pertamanya itu. Sementara Aleta sudah terlelap tidur saat ini karena masih kelelahan setelah menempuh perjalanan jauh.
"Ngapain kamu ke sini?" sinis Rere yang sedang bersandar di dasbor tempat tidur.
"Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu," ucap Revan lalu naik ke tempat tidur.
"Apakah ini mengenai wanita hamil itu?" ketus Rere.
"Tolonglah bertahan beberapa bulan lagi, Rere. Bukankah setelah melahirkan dia akan pergi dari hidup kita?" ucap Revan yang sudah memiliki rencana sendiri untuk kehidupan Aleta.
Mendengar rayuan suaminya, akhirnya Rere luluh juga. Ia menghampiri Revan dan bersandar di dada bidang itu.
"Aku kira kamu tidak lagi mencintaiku," manja Rere.
"Jangan bersikap seperti anak kecil, Rere. Bertahanlah untuk anak kita. Bukankah kamu mengiginkan anak dari benihku sendiri?" ucap Revan.
"Tentu sayang. Baiklah aku akan bersikap baik pada Aleta sampai dia melahirkan bayinya. Setelah itu aku mohon ceraikan lah dia...!" pinta Rere.
Revan tidak menjawab permintaan istrinya. Ia hanya mengajak Rere tidur agar ia bisa berpindah kamarnya Aleta. Tidak lama kemudian Rere akhirnya terlelap. Revan beringsut perlahan turun dari tempat tidur. Ia menutupi tubuh Rere dengan selimut sampai bahu wanita itu. Kemudian melangkah perlahan meninggalkan kamar itu.
Setibanya di kamar Aleta, Revan menarik Aleta untuk ia peluk. Namun tangannya sudah beralih ke dada istri untuk mencari nipel kesukaannya di dua gundukan itu. Aleta membuka matanya dan melihat ulah suaminya pada dadanya. Sejak Aleta hamil, Revan tidak pernah absen bercinta dengannya. Sesaat kemudian kamar itu sudah terdengar suara lenguhan penuh kenikmatan.
----------------
Sepekan kemudian, Revan mengajak Aleta ke suatu tempat. Aleta yang tidak tahu niat suaminya hanya diam saja selama perjalanan. Namun saat arah mobil itu mengarah ke rumah sakit, Aleta baru menyadari Revan membawanya ke mana.
"Mas. Kita mau ke mana? Apakah kita melakukan pemeriksaan kandunganku?" tanya Aleta mengingat rumah sakit itu adalah tempat ibunya dirawat.
"Iya sayang." Revan mengajak Aleta turun. Asisten pribadinya sudah menunggunya di depan pintu lift.
"Selamat pagi tuan..!" Sapa Reno sopan.
"Pagi. Apakah semuanya sudah beres?" tanya Revan begitu lift membawa mereka di lantai yang di tuju.
"Sudah tuan."
Aleta melirik Reno yang sedang membawa beberapa Tottebag entah isinya apa. Namun ia malas untuk mengetahuinya.
Aleta makin dibuat bingung karena Revan tidak menuju ke arah ruang praktek kandungan tapi ke ruang pasien. "Mas, kita sebenarnya mau ke mana?" tanya Aleta menghentikan langkahnya.
"Apakah kamu tidak ingin aku menemui ibumu?" tanya Revan dan Aleta merasa sangat terharu.
"Tentu saja aku mau. Makasih mas," ucap Aleta girang bukan main. Di saat lift berhenti di lantai kelas VVIP, Aleta tampak terkejut. Ia menatap suaminya yang hanya mengangguk karena paham apa yang dipikirkan Aleta.
"Mas, bagaimana menjelaskan pada bundaku dengan kehamilan ku?" tanya Aleta.
"Biarkan aku bicara pada beliau. Tenanglah sayang semuanya akan aku atasi...! percayalah padaku," ucap Revan meyakinkan Aleta yang takut jika ibunya bisa syok jika tahu pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak.
Begitu tiba di depan pintu kamar rawat ibunya, Revan masuk duluan dan Aleta mengikuti Revan. Betapa terkejutnya Aleta melihat kamar itu bukan hanya ibunya tapi juga sudah hadir ayahnya yang sedang bicara pada ibunya.
"Ayah, bunda," Aleta langsung memeluk keduanya. Keluarga itu kembali berkumpul. Aleta menangis terharu penuh kerinduan kepada kedua orangtuanya yang sudah lama terpisah.
"Nak, kami sudah mengetahui pernikahanmu dengan nak Revan. Ayah di sini karena suamimu. Walaupun ayah belum bebas tapi ayah bersyukur bisa bertemu dengan kalian berdua," ucap tuan Andre Nugraha penuh haru.
"Sekarang kita sudah berkumpul di sini. Aku akan menikah ulang denganmu di hadapan ayahmu sayang. Dengan begitu akte kelahiran anak kita nanti atas nama kita berdua. Negara tahu akan hubungan kita. Semuanya harus jelas status anakku agar kekayaan ku bisa diwariskan padanya," jelas Revan.
"Mas terimakasih sudah melakukan semuanya untukku," ucap Aleta.
Tidak lama kemudian petugas KUA masuk ke kamar itu bersama dengan pak Firman selaku pengacara Revan. Pernikahan berlangsung dengan cepat. Tuan Andre Nugraha yang menukarkan sendiri putrinya dengan Revan. Setelah acara pernikahan itu selesai, tuan Andre Nugraha siap kembali ke ruang di mana petugas sudah menunggu.
"Ayah, apakah kita akan berkumpul lagi seperti dulu?" tanya Aleta begitu ayah pamit pada dirinya dan bundanya.
"Insya Allah, nak. Tetaplah berdoa yang terbaik untuk ayah. Justru ayah banyak belajar makna kehidupan di kesunyian dalam rutan. Allah maha baik. Kita hanya sedang diuji walaupun ayah tidak bersalah. Ayah bersyukur pada Allah karena nak Revan menjagamu dengan baik. Semoga rumah tangga kalian menjadi sakinah mawaddah, warrahmah," doa tulus keluar dari mulut pria paruh baya itu.
"Aamin ya allah," ucap Aleta dan ibunya bersamaan. Keluarga kecil itu kembali berpisah namun Aleta tidak lagi merasa sedih karena suaminya akan mengurus kebebasan ayahnya secepatnya. Namun tidak dengan Rere yang diam-diam menyuruh orang lain menyelidiki latar belakang Aleta.
apalah daya bunda x menjaga dr singa betina