Wont Let You Go

Vivian dan Ana menatap Selena yang hanya memainkan makanan di piring tanpa berniat untyk memakannya.

Keduanya saling bertatapan dan memberi kode untuk memulai pembicaraan dengan Selena.

" Ekhem... " Vivian berdehem membuat Selena beralih menatap Vivian.

" Kenapa Vi ? " tanya Selena yang tak memperhatikan tatapan menyelidik Vivian.

" Aku yang harusnya tanya kamu kenapa Selen ? " ucap Vivian.

" Dengar, aku dan Ana merasa ada yang kamu sembunyikan. Bahkan sejak Ana masuk kerja setelah liburan kemarin, Ana mengatakan jika kamu tidak fokus dalam bekerja " tambah Vivian.

Selena menatap Ana yang mengiyakan ucapan Vivian.

Ya, Ana yang mengabari Vivian mengenai perubahan yang terjadi pada diri Selena. Ia sangat khawatir melihat sang atasan yang lebih banyak murung.

" Kamu bisa menceritakan masalahmu kepada kami. Selen... Kita sudah lama saling mengenal, bahkan Ana juga sudah jadi asistenmu sejak lama. Apa kamu sudah tidak mempercayai kami lagi ? " tanya Vivian.

Selena mengembus nafasnya kasar, lalu menyandarkan punggungnya pada sofa.

" Jonathan ... Dia... selingkuh " ucap Selena lirih.

" Apa ? "

Vivian dan Ana kompak berteriak saat mendengar jawaban Selena.

" Tapi, bagaimana mungkin ? Bagaimana bisa dia mengkhianatimu ? " ucap Vivian tak percaya.

" Aku juga tidak akan percaya dia mampu melakukannya jika tidak melihat secara langsung " jawab Selena membuang nafasnya.

Selena akhirnya menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Juga bagian ia yang berakhir dengan melakukan ONS bersama pria yang tidak dikenal.

" Astaga, Selen... Aku rasa menggugat cerai Jonathan itu keputusan terbaik " ucap Vivian sambil memeluk Selena. Ia kini telah duduk di samping sang sahabat.

" Tapi saya rasa Tuan Jonathan tidak akan menerimanya begitu saja " sela Ana.

Vivian dan Selena mengalihkan pandangan kepada Ana.

" Em, Maaf Nona... Maksud saya... Di luar pengkhianatan yang dilakukannya, Tuan Jonathan sangat mencintai Nona Selena " jelas Ana.

Merasa telah salah berkata, Ana menjadi gugup dan membetulkan kaca matanya.

" Ck, kalau dia memang mencintai Selen dia tidak akan berkhianat. Dasar laki-laki kurang akhlak, beraninya dia menduakan sahabatku ini " gerutu Vivian.

" Maaf Nona... Saya hanya menyampaikan penilaian saya saja " ucap Ana merasa bersalah.

" Tidak apa, Ana... Aku juga merasa begitu meskipun pada akhirnya aku harus kecewa " sahut Selena, tatapan matanya berubah redup bahkan air mata mulai membayang.

" Sudah... sayang, jangan bersedih lagi. Air matamu terlalu berharga untuk menangisi buaya macam Jonathan " Vivian merangkul Selena.

" Ah, by the way... Aku penasaran dengan pria yang menghabiskan malam denganmu. Katakan padaku, apakah dia tampan atau bagaimana permainan ranjangnya, hem... ? " Vivian mengalihkan pembicaraan dengan menggoda Selena.

" Astaga, nona Vian... Apakah pantas kita membahas hal itu sekarang ? " Ana melebarkan matanya, nampak keberatan dengan apa yang disampaikan oleh Vivian.

" Aih... Kau ini ! Siapa tahu saja pria itu nanti bisa menjadi pengganti Jonathan kampret itu " seloroh Vivian tanpa dosa.

" Ayo... Ceritakan padaku bagaimana pria itu ? " penasaran Vivian.

Ingatan Selena kembali pada malam saat ia bersama pria asing yang menghabiskan malam bersamanya. Seketika wajahnya terasa panas dan sebelum warnanya berubah memerah, Selena menggelengkan kepalanya.

" Itu... Sebaiknya kita tidak membahasnya " putus Selena.

Mata Vivian memicing, ia bisa melihat rona merah perlahan menjalari wajah putih Selena. Namun, sebelum ia berkomentar, Selena justru melempar pertanyaan untuk mengalihkan pembicaraan.

" Bagaimana liburan singkat kalian ? Apa akhirnya kau menemukan seseorang disana ? "

" Aku tidak, tapi asistenmu itu sepertinya bertemu seseorang " ucap Vivian mengerling nakal ke arah Ana.

Selena menautkan kedua alisnya lalu beralih kepada Ana yang terlihat canggung.

" Ti... Tidak ada nona. Itu hanya kecelakaan saja " jawab Ana tergagap.

" Waw... Kalau kecelakaan itu memberi berkah pria tampan seperti itu. Aku juga mau... " celetuk Vivian menyeringai.

" Kecelakaan apa ? Ceritakan padaku !" seru Selena khawatir.

" Saya baik-baik saja nona. Nona Vivian saja yang terlalu berlebihan. Saat itu, kami berada di sebuah resort di tepi pantai. Kami menghadiri pesta yang diadakan oleh resort untuk menjamu tamu. Saat itu saya sedang mencari Nona Vivian yang tengah asyik berbincang dengan para pria. Tak sengaja saya menabrak orang dan akhirnya tercebur ke dalam kolam renang " jelas Ana.

" Kau harus melihat bagaimana pria itu menolong Ana untuk keluar dari kolam lalu menutupi gaun Ana yang basah menggunakan jasnya. Aah, so manly " puji Vivian membuat Ana mendelik.

" Benarkah ? Apa kau berkenalan dengannya ? " tanya Selena antusias.

Ana menggeleng.

" Dia langsung pergi dan Ana membawa jas miliknya " celetuk Vivian santai.

" Itu agar saya bisa mengembalikan jas miliknya jika kami bertemu lagi " sahut Ana kesal.

Vivian terkekeh.

" Berarti kau ingin bertemu lagi dengannya " sela Vivian.

" Tidak, itu hanyalah bentuk tanggung jawab saya karena dia sudah berbaik hati meminjamkan jasnya " Ana memberikan alasan.

" Kau kan bisa menitipkan pada pengelola resort, tidak perlu repot membawanya sendiri. Siapa tahu dia kembali lagi ke resort itu " potong Vivian.

" Ah benar juga ya. Kenapa anda tidak mengatakannya waktu itu ? " Ana malah balik menyalahkan Vivian.

" Astaga Selen... Asistenmu ini polos sekali... " Vivian mendecakkan lidah.

Selena tersenyum, merasa terhibur dengan tingkah sahabat dan asistennya yang bagai bumi dan langit.

" Lalu bagaimana denganmu ? " Selena kini menatap Vivian penuh rasa ingin tahu.

" Ya begitulah... Masih dalam proses pencarian " jawab Vivian asal.

" Sampai kapan Vian ? Orang-orang akan selalu memberi penilaian jika kamu adalah seorang player " ucap Selena.

" Aku tak peduli dengan penilaian orang. Yang penting aku masih bisa menjaga diriku. Hanya orang-orang terdekatku saja yang tahu seperti apa aku " sahut Vivian tak ambil pusing.

" Memangnya pria seperti apa yang bisa membuat anda tertarik, nona ? " tanya Ana penasaran.

" Pria yang bisa membuatku penasaran, yang bersikap seolah tak peduli tapi dia selalu melindungi " jawab Vivian sambil membayangkan sosok pria yang telah mencuri hatinya.