Prasetya terpaksa menikahi perempuan pilihan orang tuanya karena desakan dari orang tuanya, namun selama pernikahan dia tidak pernah mencintai perempuan yang telah menjadi istrinya itu karena hatinya sudah memilih perempuan lain yang menjadi kekasihnya selama mereka masih sekolah. Namun demi memenuhi keinginan orang tuanya dia rela menikahi perempuan pilihan orang tuanya.
Namun ternyata wanita pilihannya tidaklah sebaik yang dia kira selama ini, kekasihnya ternyata memiliki sifat jahat yang hanya ingin menguasai harta miliknya. Dia pun juga memanipulasi perasaan Prasetya dengan berpura-pura menjadi wanita yang baik di hadapannya. Tetapi, sifatnya berbeda ketika di belakang Prasetya. Dia bahkan memfitnah istri pertama Prasetya agar dia terlihat jelek di mata suaminya dan Prasetya tidak akan pernah menyukai istri pertama itu yang ternyata memiliki hati yang baik seperti malaikat.
Akankah kejahatannya bisa terbongkar dan memperlihatkan sifat aslinya itu?! bisakah Jasmine bertahan?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 Makan malam bersama
Jasmine tampak sudah siap untuk berangkat ke rumah mertuanya untuk acara makan malam di rumah mertuanya. Jasmine tampak anggun dengan baju gamis berwarna biru gelap dengan hiasan manik-manik yang berbentuk bunga tulip warna putih. Jasmine pun menunggu kedatangan Prasetya di depan mobil yang terparkir di garasi rumah. Tidak lama kemudian Pras pun muncul dengan menggunakan kemeja berwarna senada dengan gaun Jasmine.
"kita naik mobil saya saja ke rumah mamanya, supaya mama dan papa tidak curiga apa-apa dan bertanya macam-macam" ucap Pras dengan ketus.
"ya sudah, terserah mas saja. Aku sih ikut saja" ucap Jasmine tanpa mendebat.
Mereka pun akhirnya menaiki mobil Pras dengan di kemudikan oleh Pras sendiri, Jasmine duduk di kursi depan samping kemudi. Sementara itu Viona tampak kesal ketika melihat Jasmine bersama Pras duduk bersebelahan di dalam mobil. Dia tampak tidak terima jika Pras hanya berdua saja dengan Jasmine di dalam mobil, sementara dia juga tidak ikut bersama mereka karena takut hubungan dia dan Pras akan diketahui oleh orangtua Pras.
Viona hanya mampu mengepalkan kedua tangannya untuk menahan amarah yang akan meledak. Tidak lama kemudian mobil pun berjalan meninggalkan garasi rumah membelah jalanan ibukota yang tidak pernah sepi. Selama perjalan menuju rumah orang tua Pras mereka sama sekali tidak berbicara. Hanya keheningan malam dan cahaya lampu kota yang menghiasi perjalanan mereka.
20 menit perjalan mereka akhirnya sampai di rumah Rumi orang tua Pras, terlihat Rumi dan Askara sudah menunggu mereka di depan rumah. Ketika Jasmine dan Pras turun dari mobil Rumi langsung datang menghampiri dan memeluk menantu kesayangannya itu, disusul oleh Askara yang berjalan di belakang Rumi.
"Jasmine sayang, Akhirnya kalian datang juga. Mama sudah menunggu kedatangan kalian sejak tadi" ucap Rumi sambil memeluk erat Jasmine.
"iya ma, maaf agak telat tadi di jalan cukup ramai makanya sedikit macet" jawab Jasmine membalas pelukan Rumi.
Rumi kemudian beralih menatap putranya yang juga datang bersama Jasmine. Rumi mengamati penampilan sang putra yang begitu serasi dengan Jasmine. Rumi kemudian menggandeng tangan keduanya dan berjalan masuk ke dalam rumah disusul oleh Askara yang berjalan di belakang mereka. Saat sudah masuk ke dalam rumah kedatangan mereka di sambut oleh Bima dan Biantara adik-adik Pras.
"bang Pras, Jasmine kalian sudah sampai, baru saja aku mau keluar untuk menyambut kalian namun kalian sudah masuk duluan" ucap Bima dengan senyuman lebar.
"assalamualaikum mas Bima, selamat datang kembali ke rumah dan selamat kembali ke Indonesia" ucap Jasmine membalas.
"waalaikumsalam Jasmine terima kasih atas ucapannya, aku senang akhirnya bisa pulang kembali kesini dan berkumpul bersama lagi" kata Bima.
"ya.. Sudah, karena kalian sudah saling bertemu bagaimana kalau sekarang kita ke meja makan untuk mulai makan malamnya sebelum makanannya jadi dingin" ajak Rumi pada keluarganya.
Mereka semua pun berjalan mengikuti Rumi ke ruang makan, kemudian mereka duduk di kursi masing-masing sesuai urutan.
"wah.. Ma, mama masak banyak sekali dan semua makanan ini terlihat begitu enak. Mama pasti kerepotan kan harus masak banyak ini untuk semua orang?!" tanya Jasmine.
"enggak kok sayang, mama nggak repot cuma masak segini saja kok. Lagipula juga mama di bantu oleh bi Asih untuk menyiapkannya" ucap Rumi.
"Jasmine minta maaf ya ma, Jasmine tidak bisa membantu mama menyiapkan makanan" kata Jasmine.
"tidak apa-apa sayang, mama mengerti kok kalau kamu sibuk dengan urusan sekolah. Lagipula mama masih sanggup kok kalau hanya segini saja" kata Rumi.
Mereka kemudian mulai makan malam bersama dan menyantap hidangan yang disajikan. Makan malam berlangsung tenang tanpa ada yang berbicara lagi, hal ini memang sudah menjadi kebiasaan keluarga Pras ketika mereka sedang makan. Setelah makan malam usai mereka tidak lantas beranjak dari meja makan, mereka melanjutkan ritual makan dengan menikmati secangkir teh dan juga dessert.
"Jasmine, selamat ya atas pernikahan kalian. Maaf waktu itu aku tidak bisa menghadiri pernikahan kalian. Karena aku masih sibuk dengan urusan di perusahaan, sebagai gantinya aku beri kamu hadiah ini untuk kamu dan bang Pras" Bima memberikan sebuah kantong ke hadapan Jasmine.
Jasmine mengambil kantong tersebut setelah mendapatkan persetujuan dari mertuanya dan suaminya. Jasmine kemudian membuka kantong itu untuk melihat isinya.
"wah.. Mas Bima, ini kan jam tangan mahal. Jasmine merasa tidak enak jika menerima hadiah ini begitu saja" ucap Jasmine ragu.
"jangan begitu Jasmine, aku harap kamu bisa menerima hadiah ini sebagai permintaan maaf aku yang tidak hadir di pernikahan kalian. Tolong terima ya, jangan buat aku malu dengan penolakan kamu" ucap Bima bersikeras.
"tapi..." Jasmine merasa sungkan untuk menerima hadiah bima.
Rumi pun meyakinkan Jasmine untuk mengambil hadiah itu sebagai tanda penghargaan pada Bima yang telah memberinya.
"terima saja Jasmine, Bima kan sudah menjadi adik kamu juga. Jadi kamu berhak untuk mendapatkan hadiah itu sebagai tanda kasih sayang dari Bima" kata Rumi membujuk Jasmine.
"baiklah jika mama sudah bicara seperti itu, Jasmine akan menerima hadiahnya" ucap Jasmine kemudian menerima jam tersebut.
"jam ini bisa menyala dalam gelap, aku membelikan ini karena aku tahu kalau kamu takut sama gelap" kata Bima menjelaskan.
"wah.. Terima kasih mas Bima, Jasmine akan pakai jamnya setiap hari" kata Jasmine senang.
Pras hanya diam saja melihat Jasmine yang senang menerima hadiah dari adiknya, seolah dia tidak perduli dengan apa yang di berikan oleh keluarganya pada Jasmine. Dimata Pras Jasmine hanya istri di atas kertas dan bukan istri yang berada dalam hatinya karena selamanya Jasmine hanya di anggap sebagai perusak hubungannya dengan Viona.
"oh.. Ya, Jasmine, Pras malam ini kalian menginap disini ya?! Karena besok kan hari libur jadi kalian tidak akan bekerja" pinta Rumi pada menantunya.
"ehmm.. Tapi ma, Pras ada kerjaan yang harus Pras kerjakan untuk lusa. Soalnya Pras lusa ada rapat" tolak Pras dengan halus.
Pras pun langsung melirik Jasmine dan memberikan kode supaya dia menolak permintaan mamanya untuk menginap. Namun Jasmine tampak tidak peduli dengan tatapan tajam suaminya dan sengaja menantangnya untuk tetap tinggal disana.
"bagaimana Jasmine, kamu mau kan menginap di rumah mama malam ini?! Mama kangen banget sama setelah sebulan lebih kita tidak bertemu" kata Rumi memohon.
Dengan cepat Jasmine pun menjawab seolah tidak perduli dengan permintaan suaminya.
"tentu saja Jasmine mau ma, Jasmine juga sudah kangen banget sama mama. Jasmine ingin cerita-cerita sama mama dan curhat dengan mama" ucap Jasmine antusias.
"baguslah kalau kalian mau menginap, Pras pekerjaan kantor bisa kamu tunda dulu. Yang penting adalah kebahagian mama dan perhatian kamu sebagai anak kepada orang tua" kata Askara.
Jika sang papa yang sudah bicara Pras pun mau tidak mau harus menuruti keinginan sang papa. Karena papanya berperan penting dalam mengatur kehidupan Pras selama ini, Pras selalu tunduk pada perkataan Askara dan tidak berani untuk menolak perkataannya. Sebab jika dia menentang sang papa, maka hukuman berat akan dia dapatkan sebagai ganjarannya.
"ya sudah, terserah papa saja" ucap Pras menyetujui.
Rumi pun meminta bi Asih untuk membersihkan kamar yang akan di gunakan Pras dan Jasmine untuk menginap malam di rumahnya.