seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror
Bab 10
Waw, rapat tadi sangat melelahkan aku sedang bersama Amir di luar markas. Tapi aku tidak melihat Irma di manapun. Amir sepertinya tau pikiranku.
" Nyari seseorang yak? " Tanyanya
Aku tidak tau dia ini keturunan dukun atau apa tapi dia seperti tau pikiranku. Aku menjawabnya.
" Kok tau bang? " Tanyaku dengan menunjuk wajahnya
" Ya Taulah! Keliatan dari muka Lo, kenapa Lo nyari dia "
Aku ingin mengatakan sesuatu dengan Irma tapi aku malu ingin memberi tau Amir tentang ini, tapi dia sahabatku dia harus tau soal ini.
" Lu mau confes yak? haha..." Jawabnya dengan nyengir
Dia tau isi pikiranku lagi tapi karena dia sudah tau jadi aku memperjelas saja.
" Iya...gua mau confes soalnya gua engga bisa nyimpen perasaan ini lama-lama..."
Tapi tanpa kusadari ada yang memegang pundakku dari belakang tangannya lembut dan tidak besar. Lalu aku mencoba menengok ke belakang.
Astaga, aku melihat sesuatu yang membuat aku sangat terkejut, tangan yang memegang pundakku dari belakang adalah tangan Irma.
" Owh! Irma..." Kataku dengan melompat sedikit menjauh
" Ya...ini aku "
Aku gugup lagi, aku tidak tau harus bicara apa dengannya. Namun Amir berbisik denganku dan mengatakan.
" Semangat yah..." Katanya dengan tersenyum
Lalu dia pergi meninggalkan aku dan Irma
" W-woy! Lu mau kemana? " Aku memanggilnya
Tapi sepertinya dia sengaja tidak mendengarkanku dan pergi dengan teganya.
Aku tidak ada pilihan lain aku langsung menatap Irma dan berbicara kepadanya. Kali ini aku tidak akan gugup lagi.
" Irma..."
Dia seperti bingung dengan sikapku. Terlihat dari kerutan di alisnya. Kurasa ini saatnya aku mengeluarkan kata-kata dari hatiku, aku akan melakukannya.
" Irma, seperti yang kamu tau aku bakal pergi berperang. Dan pasti tidak ada jaminan aku akan kembali dengan selamat. "
" Aku ingin mengatakan hal penting ini kepadamu sebelum terlambat "
" Jadi.....ak- " dia menahan mulutku dengan jari telunjuknya
" Tidak! Aku yakin kau akan kembali " jawabnya dengan wajah serius
" Tapi aku..." Kataku
" Aku percaya sama kamu, kamu pasti bisa " jawabnya dengan tersenyum
" Jadi apa yang ingin kau katakan? " Tanyanya
Mendengar dia berbicara seperti itu aku jadi merasa ragu lagi untuk mengucapkannya. Aku ingin confes sekarang karena aku merenung omongan Raka di mobil.
Dia berkata
" Kau harus bergerak secepat angin untuk mendapatkannya. Karena sesuatu yang kau tidak kejar dengan cepat malah benda itu akan menjauh tertiup angin..."
Itu maknanya menurut pendapatku. Jika kau tidak mengatakan isi hatimu sekarang maka dia akan diambil oleh orang lain dan menjauh darimu.
Yah kata-kata Raka memang kurang di mengerti tapi maknanya begitu dalam.
Aku memang mencintainya! Dan aku ingin melakukannya sebelum terlambat. Tapi itu sepertinya mustahil untuk di terima olehnya. Aku hanya khawatir kalau dia menganggapku hanya sebagai teman dekatnya.
Tapi aku akan mengucapkannya di saat yang tepat saja, dan yang pasti sebelum berperang.
Namun di tengah pembicaraan ada suara yang besar dari ruang amunisi.
*DUARRR
Aku dan Irma terkejut dan langsung menoleh ke arah selatan dan kami melihat asap hitam mengepul ke atas awan, itu adalah ledakan bom!.
Tapi itu belum berakhir, ledakan itu membuat bom-bom itu terpental ke berbagai arah dan aku melihat ada bom besar menuju kami.
Aku langsung menarik tangan Irma dan berlari.
" Faisal. Apa yang terjadi?! " Jawabnya dengan panik
" Aku rasa ruangan amunisi meledak " jawabku
Aku melihat mabesau ini di hujani bom. Itu membuat bangunan-bangunan hancur. Para prajurit berlarian kemana-mana. Dan beberapa pergi ke selatan untuk memeriksa ruang amunisi itu.
Itu terlalu berbahaya aku ingin membantu mereka tapi di sampingku ada Irma yang belum terlalu mengenal tempat ini jadi aku tidak bisa meninggalkannya.
" Faisal....apa kita..." Tanyanya dengan memegang lenganku
Aku khawatir melihatnya dia seperti ketakutan dengan semua ini aku juga tidak mengerti mengapa kejadian ini bisa terjadi, apakah ada yang merencanakan semua ini.
Bisa saja ini rencana para musuh untuk membunuh para petinggi negara ini agar negara ini dapat di serang dengan mudah.
Semua bom itu belum selesai, masih ada lagi. Amir datang padaku dengan wajah yang sangat kotor.
" Ugh.....Faisal.....Lo masih hidup?.." tanyanya dengan lelah berlari ke arahku
" Kenapa ruang amunisi bisa meledak?!?! " Tanyaku dengan panik
" Entahlah. Pasti ada yang mensabotase mabesau! " Jawabnya
" Kayaknya ini rencana musuh untuk membunuh kita semua di sini! " Jelasnya
Sama seperti dugaan ku ini memang sabotase ruang amunisi. Dan anehnya mengapa di mabesau ada ruang amunisi seharusnya di Mabesad. Tapi aku tidak terlalu memikirkannya.
" Irma...kau harus pergi keluar dari tempat ini.....ikuti saja Amir dia akan mengantarkanmu "
" Tapi kamu gimana? " Tanya Irma dengan khawatir
" Aku akan baik-baik saja. Aku harus menghentikan bom besar itu sebelum meledak "
" LU MAU HENTIIN BOM BESAR ITU SENDIRI?! LU YAKIN?! " tanya amir dengan sangat panik
" Gua pakar bom di angkatan darat, jadi gua tau cara hentiin bom itu " jawabku dengan memegang dadaku
" Gua ngerti. Hati-hati sal...." Jawabnya dengan sedikit mengangguk
Aku segera pergi ke arah selatan dimana lokasi bom itu berada. Disisi lain Irma sangat khawatir denganku dan dia tidak bisa berhenti menanyakan apakah aku akan baik-baik saja pada Amir.
" Pak Amir....Faisal bakal baik-baik aja kan? " Tanyanya dengan khawatir
" Tenang dia itu ga bisa di hentiin kalo udah bertindak dia pasti baik-baik aja. Dia sudah pakar kok. Mungkin...." Ucapnya agak ragu
Melihat Amir seperti itu Irma semakin tidak tenang karena semua bom ini meledak dengan hebat dan tidak berhenti seperti hujan deras.
Aku segera menghampiri tempat itu, tapi mendekati tempat itu sangat sulit karena banyak asap hitam yang menutupi jalan masuk ruang amunisi.
Di sana aku melihat ada Yamato, jendral Haris, kolonel sander dan Arga. Mereka melihatku dan memanggilku. Mereka menyuruhku untuk menghentikan bom waktu ini dan waktu yang tersisa di bom itu kurang dari 5 menit. Satu kesalahan saja bisa berakibat fatal.
" Jadi bom ini yang harus di hentikan? " Tanyaku dengan melihat bom itu
" Ya...karena bom itu ledakannya paling besar dari bom apapun " jelas Yamato dengan melihat bom itu
" Bahkan bisa menghancurkan daerah ini " lanjut kolonel sander
Aku segera turun dan menuju bom itu. Posisinya bom-bom lain yang meledak membuat kawah sedang dimana bom itu terletak.
" Hei, Faisal! " Teriak jendral Haris
Aku mencoba untuk menghentikan bom itu pertama-tama aku membuka bungkus bom itu, kemudian aku melihat beberapa kabel terpasang.
Cara mematikannya adalah memotong semua kabel itu dengan berurutan. Jika salah urutan satu saja maka kita semua akan mati.
Tapi aku tidak terlalu kesulitan karena rancangan bom ini mirip dengan bom tempat pelatihanku. Aku memulai memotongnya, dari yang warna biru, merah, putih, dan hitam semuanya aku potong dengan berurutan.
" Waw...dia hebat " puji kolonel sander yang aku dengar sedikit
" Teman saya itu! " Jawab Yamato
Semua kabel sudah aku potong dan sekarang jam waktu yang menempel pada bom itu berhenti. Aku membawa bom itu ke atas dan menunjukan kepada mereka.
" Luar biasa! Bagaimana kau melakukannya...? " Tanya Arga
" Itu artinya bom ini tidak akan meledak kan? " Tanya pak Haris
" Ya. Bom ini tidak akan meledak " jawabku
" Tapi jangan senang dulu....kita harus mengelilingi markas besar ini. Takutnya masih ada bom waktu yang menyala " kataku
" Kenapa kau berpikir bahwa semua bom itu adalah bom waktu? Kan itu hanya bom kecil yang terpental karena bom disini " tanya Yamato
" Tidak. Itu bukan bom yang ada disini. Seseorang sengaja menaruh bom waktu di mabesau ini untuk membunuh kita semua di sini " jawabku dengan serius
Wajah mereka tampak serius dengan ucapanku. Aku tidak bisa di bohongi oleh penyusup ini. Aku tau bom biasa pasti akan langsung meledak jika terkena ledakan/ dinyalakan.
Pasti ada yang sengaja melemparkan bom kecil ini ke seluruh markas untuk membuat kita panik. Dan mereka ingin menghancurkan markas ini dengan menaruh bom waktu yang lebih besar.
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!