"Selamanya kau hanya akan menjadi wanita penghangat ranjangku, Anna! Segera setelah kau melahirkan anak untukku, aku akan langsung menceraikan mu." Alexander.
"Aku tidak pernah menjebak mu Tuan, kumohon jangan memperlakukan aku seperti wanita murahan." Anna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Kost, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Episode 9
***
DEG
Ada sedikit rasa pedih di hati Alexander ketika melihat mata bulat wanita ini, entah mengapa terlihat penuh dengan rasa sakit dan terlihat sangat kosong.
Seolah-olah tak memiliki gairah hidup, dan hal itu sangat mengganggu Alexander.
Anna menatap Tuan Arthur dengan matanya yang bulat dan menyedihkan, kemudian Arthur mengatakan sesuatu yang membuat keduanya syok berat.
"Aku sudah mengenalmu sejak kau kecil Anna, dan aku tahu kau tidak berbohong ..." Arthur berbicara dan membuat Alexander terlihat tidak suka dengan pernyataan itu ...
"Kakek?" Seru Alexander menyerukan jika dia tidak setuju dengan pernyataan Kakeknya.
"Biarkan aku selesai bicara Alexander." Tegas Arthur kemudian membuat Arthur mengalihkan pandangannya dan nampak tidak suka dengan situasi ini.
"Dan aku tahu apa yang terjadi malam itu, kau adalah wanita yang polos dan lugu, cucuku pasti sudah melakukan sesuatu, akuilah ..." Ucap Arthur membuat Anna tertunduk malu dengan dirinya sendiri.
Dengan wajah pucat dan tangan mengepal karena gemetaran, Anna menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Iya Tuan Arthur, maafkan aku telah mengecewakan, menjadi wanita yang tidak bisa menjaga diri sendiri."
Anna membalas dengan nada yang semakin pelan karena menahan tangisannya, matanya sudah berkaca-kaca seperti kristal sejak tadi, tapi setiap kali air matanya mengalir dia akan langsung mengusapnya.
Entah kenapa Anna merasa dia tidak pantas menangis di hadapan orang-orang berkuasa ini.
"Hmmmm!" Mendengar jawaban Anna, tangan Alexander mengepal dengan kuat, matanya semakin tajam menatap Anna, ekspresinya benar-benar marah.
Dia tahu apa yang dikatakan Anna bukanlah kebohongan, tapi Alexander juga yakin Anna telah mengatur semua ini untuk kepentingan pribadinya.
"Bagus, aku senang kau jujur Anna, dan karena aku mengenal mu dan keluargamu dengan baik, aku sudah memutuskan nya ..."
Ucap Arthur membuat Alexander semakin kebingungan, dia menoleh ke arah Kakeknya dan ekspresinya benar-benar terlihat tidak tenang sekarang.
"Jika kau Anna, akan segera menikah dengan cucuku, Alexander ..."
Pernyataan Arthur membuat ruangan hening seketika, baik Alexander maupun Anna sama sekali tidak bisa memproses nya dengan cepat.
Tapi kemudian ...
"BRAK!"
Alexander bangkit sampai kursi baca yang ia duduk sampai terjatuh sampai belakang.
"Apa maksud mu Kakek? Tiba-tiba saja memintaku menikah dengan wanita asing!"
"Aku tidak mau, dan aku tidak sudi menikah dengan wanita seperti dia!" Geram Alexander menoleh sinis ke arah Anna yang menatapnya dengan nanar dan ekspresinya tak berdaya.
"Cih! Menjijikkan!" Geramnya kemudian mengalihkan pandangannya dari Anna, kemudian menatap ke arah Kakeknya yang nampak menghela nafasnya panjang.
"Alexander, aku tahu kau tidak akan setuju dan aku sudah memikirkan hal ini matang-matang, kau seharusnya yang keluarga Graham tidak pernah di didik agar tidak bertanggung jawab."
"Kau sudah bermalam dengan Anna dan kau harus bertanggung jawab." Seru Arthur membuat Alexander dengan cepat menyela, "Ya, tapi aku membayarnya dan dia dengan senang hati mengambil uangku ..."
Alexander melirik sinis ke arah Anna lagi dan melanjutkan ucapannya, "Bukankah itu artinya dia wanita panggilan? Untuk apa bertanggung jawab pada wanita panggilan?!"
Geram Alexander menatap rendah ke arah Anna, membuat Anna yang terluka dengan setiap katanya menunduk dengan sangat dalam.
Anna menggigit bibir bawahnya, mengepal tangannya yang gemetaran dan nafas yang tercekat karena rasa sesak.
Dia tidak berani menyela para orang berkuasa ini berdebat walau mereka membahas tentang dirinya.
"Haaaah!"
Arthur menghela nafasnya berat, kemudian dia menatap Alexander dengan serius, "Aku sangat serius kali ini, jika kau tidak mau menikahi Anna, aku akan berhenti menerima pengobatan rutin dan akan mati saja."
Geram Arthur merasa ini adalah satu-satunya pilihan untuk memaksa Alexander menikahi Anna
"KAKEK!" Alexander jadi semakin marah, karena dia yakin Kakeknya tahu jika Kakeknya mengatakan hal ini dia tidak akan bisa menolak perjodohan ini.
*Maaf Alexander, tapi keputusan ku sudah bulat, pernikahan sudah di atur, tenang saja demi privasi pernikahan ini akan dilakukan secara pribadi dan kalian bisa mengungkapnya saat kalian merasa sudah waktunya mengungkapnya." Ucap Arthur lagi membuat Alexander menatap marah ke arah Anna dan ...
"Jadi inilah yang kau rencanakan? Heh, menjijikkan!" Geram nya ke arah Anna dan membuka pintu dengan kasar dan pergi begitu saja, membuat kepala pelayan dan juga bawahannya yang ada di depan pintu terkejut dan penasaran apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana.
Ketika Alexander pergi, Anna tinggal di dalam ruangan bersama Arthur, kemudian lelaki yang sudah tua itu tersenyum ke arah Anna ...
"Berdirilah Nak, jangan memohon seperti itu, maafkan tindakan cucuku ya, dia belum bisa mengendalikan emosinya ..."
"Banyak hal telah terjadi padanya karena itulah Kakek tidak ingin dia mendapatkan pasangan yang salah, Kakek ingin dia agar bahagia bersama pasangan yang tepat dan Kakek yakin itu adalah kau, Nak."
Arthur akhirnya berbicara dengan lembut, dia belum mengerti apa yang terjadi tapi dia juga kebingungan mengapa dia yang seorang pelayan harus tiba-tiba menikahi seseorang seperti Alexander yang bagaikan bintang di langit untuknya.
"Ma ... maaf Kakek, dengan segala hormat tapi aku merasa tidak pantas bersanding dengan seseorang seperti Tuan Alexander, aku juga yakin Tuan Alexander memiliki kekasih di luar sana, aku ..."
Anna mencoba memberikan beberapa pengertian jika dia tidak pantas menjadi istri seorang Alexander Graham, dia hanyalah pelayan bukan wanita kelas atas yang seharusnya bersanding di sisi lelaki itu.
"Kakek tidak ingin mendengar kata penolakan lagi Nak, pernikahan akan segera dilaksanakan karena Kakek sudah mengurus segalanya, Kakek hanya ingin menitip pesan agar kau bersabar di sisinya, Kakek yakin suatu hari nanti dia pasti membuka hati untukmu."
Ucap Arthur membuat Anna terdiam, dia tidak lagi berani menyela walaupun dia pribadi juga tidak setuju dengan perjodohan dadakan ini, apalagi dengan Alexander Graham, seseorang yang bahkan tak berani ia mimpikan dalam mimpinya.
Setelah itu, Anna diminta untuk kembali, berhenti mengerjakan pekerjaan pelayan dan mulai belajar tata krama dan juga mengurus dirinya.
Kepala pelayan Sher sangat terkejut dengan berita itu, begitu juga dengan teman-teman pelayan lainnya, mengira jika Anna sangat beruntung, mereka tidak tahu rasa sakit apa yang nantinya akan diterima oleh wanita cantik yang malang itu.
Tetapi bagi Kepala pelayan Sher, dia hanya akan menuruti perintah Tuan nya, dia sudah memanggil pengajar untuk mengajari Anna mengenai tata krama dasar.
***
Sedangkan Alexander,
"Brengsek! Wanita murahan itu, dia pasti mengatur semua ini agar dia bisa menjadi Nyonya Graham!"
"Mengingat wajahnya saja sudah membuatku murka!" Alexander berada di sebuah bar tempat ia dulu sering minum dan bersenang-senang bersama Kyle.
Bar itu ada di lantai paling tinggi menara megah di kota, saat dia duduk untuk minum Alexander juga bisa melihat pemandangan kota yang terlihat bercahaya di malam hari.
Mata biru tajamnya terlihat sangat mengerikan, kemudian dengan menggertakkan giginya sampai tangannya terlihat jelas dia bersumpah, "Baiklah wanita sialan, aku tidak bisa menolak keinginan Kakek tapi aku jamin kau akan menderita saat bersamaku."
"Aku berjanji pada diriku sendiri akan membuatmu menangis setiap hari, tersiksa sampai kau pergi dari sisiku."
"Selamanya aku tidak akan pernah menerima mu di sisiku!" Geram Alexander tahu jika kali ini dia tidak akan bisa menolak perjodohan ini.
Alexander yakin jika Kakeknya serius, dan dia tidak bisa mempertaruhkan kesehatan Kakeknya, bagi Alexander Kakeknya adalah satu-satunya keluarga yang harus ia lindungi.
Malam itu katanya menyala, warna birunya nampak kelam dan menakutkan, dia menenggak minuman yang ada di gelasnya dan matanya tetap menatap lurus ke depan sana.
Dengan begitu, karena ancaman Arthur, Alexander tidak bisa menolak pernikahan ini, dan pernikahan itu lebih cepat dari yang ia duga.
Untuk pertama kalinya, dia melihat wajah Anna lagi setelah seminggu, kali ini dia mengenakan gaun pengantin.
Alexander mencengkram tangannya dan dia tidak terlihat menikmati semua ini.
Kebenciannya kepada Anna semakin hebat.
Sedangkan Anna, dia tidak tahu kemana hidup ini akan membawanya lagi, dia sudah benar-benar pasrah.
***
Alex mbo y ngomong ny baik2 dong , jan seperti itu ,jelas Anna ketakutan karna ngomong kamu selalu membentak gda lembut2 ny 🤪