NovelToon NovelToon
MADU YANG KU NAFKAHI

MADU YANG KU NAFKAHI

Status: tamat
Genre:Pihak Ketiga / Suami Tak Berguna / Selingkuh / Romansa / Tamat
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

Mursyidah Awaliyah adalah seorang TKW yang sudah lima tahun bekerja di luar negeri dan memutuskan untuk pulang ke kampungnya. Tanpa dia tahu ternyata suaminya menikah lagi diam-diam dengan mantan kekasihnya di masa sekolah. Suami Mursyidah membawa istri mudanya itu tinggal di rumah yang dibangun dari uang gaji Mursyidah dan bahkan semua biaya hidup suaminya dan juga istrinya itu dari gaji Mursyidah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MAHASISWA SURVEI

Gunadi tertegun sejenak saat menyadari ada sebuah mobil mewah terparkir di pinggir jalan depan rumahnya. Pria itu mendekatkan wajahnya ke dekat kaca mobil bagian kemudi, tidak ada orang di sana. Gunadi melihat ke arah depan saat kap depan mobil itu terbuka.

"Kenapa mobilnya pak?" tanya Gunadi pada pak Paiman yang berada dibalik kap mobil yang terbuka itu. lelaki yang masih menjadi suami Mursyidah itu tersenyum ramah pada Pak Paiman.

"Oh nggak apa-apa mas, hanya ada masalah sedikit dengan mesinnya," jawab pak Paiman sambil mendongak. Pria itu tadi sedang menunduk pura-pura memeriksa mesin mobil yang tidak rusak sama sekali.

"Apa perlu saya panggilkan orang bengkel ke sini?"tawar Gunadi ramah.

"Terima kasih mas, nggak usah! Kebetulan bos saya ada di dekat sini biar nanti dia yang telepon orang bengkel," tolak Pak Paiman.

Gunadi menganggukkan kepalanya, kemudian memacu motornya berlalu dari tempat itu tanpa curiga sama sekali jika lelaki tua yang diajaknya mengobrol itu membawa Mursyidah, istrinya yang sedang bekerja di luar negeri.

Pak Paiman menutup kembali kap depan mobilnya dan masuk ke dalam mobil. Baru saja pria tua itu mendudukkan bokongnya di bangku sopir, Mursyidah

Langsung memerintahkannya untuk jalan.

"Kita ikuti motor itu pak!" pinta Mursyidah dengan suara bergetar menunjuk motor Gunadi yang belum terlalu jauh. Tanpa membantah sedikitpun Pak Paiman gegas menyalakan mesin mobil dan menjalankannya. Pria tua sempat melirik sebentar ke belakang melihat Mursyidah yang mengusap sudut matanya.

"Maaf non, boleh bapak bertanya?"

"Boleh, mau tanya apa pak?" sahut Mursyidah dengan mata tetap memperhatikan motor Nmax yangada di depan mereka.

"Yang kita ikuti ini siapa ya?'

"Suami saya. Cepetan pak, nanti motornya keburu jauh!" jawab Mursyidah dengan sedikit perintah.

Pak paiman menambah kecepatan mobilnya tapi tidak melewati motor yang dibawa oleh Gunadi. Mobil yang dikemudikan oleh pak Paiman segera berhenti saat melihat motor yang dia ikuti menepi pada sebuah kios yang ada dalam barisan bangunan baru yang berjajar di tepi jalan raya di ujung desa.

"Ooh jadi dia buka usaha di sini," gumam Mursyidah sambil mengamati kios yang dimasuki oleh Gunadi. Kios yang menjual pakan ternak itu tidak terlalu besar dan isinya pun belum terlalu banyak. Sepertinya suami Mursyidah itu baru memulai usahanya.

"Sudah pak, antarkan saya pulang saja," perintah Mursyidah dengan mata masih memandang kios tempat usaha Gunadi sang suami.

"Pulang kemana non? ke rumah yang tadi yang

Katanya rumah suaminya non?"

"Nggaklah pak, bapak nggak liat kalau suami saya itu sudah menikah lagi. "Terdengar nada suara Mursyidah agak kesal hingga pak Paiman tidak berani untuk bertanya lagi. Pak Paiman terus saja melajukan mobilnya.

"Dia itu lelaki brengsek, pengkhianat! Diam-diam dia menikah lagi saat saya bekerja di luar negeri. Saat saya berjuang mencari nafkah untuk memperbaiki ekonomi keluarga kami dia malah bersenang-senang dengan istri barunya. Sakit hati saya pak, dibohongi sampai sejauh ini."

Mursyidah berbicara sendiri seolah menceritakan isi hatinya yang saat ini sedang merana dan terluka. Wanita itu bercerita tanpa diminta oleh Pak Paiman dan seperti tidak peduli lagi jika orang lain tahu permasalahan rumah tangganya. Yang dibutuhkannya saat ini adalah menumpahkan segalah kegalauan hatinya dan membuang jauh semua beban yang saat ini tengan menghimpit dadanya membuat dirinya kesulitan untuk melakukan satu tarikan napas saja.

"Yang sabar non, semoga Allah mengganti rasa sakit non dengan kebahagiaan yang tak terhingga," sahut pak Paiman dari depan kemudi melirik ke bangku belakang dimana Mursyidah masih tampak menunduk dan sesekali menyusut air mata yang tidak bisa kompromi untuk tidak keluar. Hari ini hatinya benar-benar terluka suami dan juga mertuanya memperlakukan seorang pelakor dengan sangat baik.

Sesaat hanya hening di dalam mobil. Sesekali terdengar isak lirih Mursyidah. Pak Paiman tidak berani bertanya lagi, dia tidak mau mengganggu wanita muda yang sedang bersedih tersebut. Pak Paiman terus saja melajukan mobil yang dikemudikannya menuju kampung sebelah dimana rumah orangtua Mursyidah berada.

"Non, sudah sampai," kata Pak Paiman setelah beberapa menit mobil berhenti tapi Mursyidah belumm juga keluar.

"Oh iya, sudah sampai ya pak?"

Mursyidah memandang linglung keluar mobil.

Ternyata dia sudah berada di depan rumahnya. Wanita itu segera membayar ongkos sewa dan keluar dari mobil.

"Non, ini kebanyakan." Pak Paiman mengulurkan tangannya yang memegang dua lembar uang pemberian Mursyidah.

"Nggak apa-apa pak. itu buat bapak aja sebagai ucapan terima kasih dari saya karena sudah mengantar saya berkeliling," ucap Mursyidah menolak uang yang dikembalikan oleh Pak Paiman.

"terima kasih non, nanti kalau non mau pergi dan butuh kendaraan telepon bapak saja," sahut Pak Paiman sebelum menjalankan mobilnya.

Baru saja Mursyidah hendak membuka pintu rumahnya, Mbak Walijah memanggil namanya. Wanita tua itu berjalan tergopoh-gopoh mendekati Mursyidah. Raut mukanya sulit dilukiskan antara bingung dan juga bahagia,

"Nduk, apa benar kamu beli motor?"

"Iya mbok. Kenapa?"

"Tuh motornya sudah sampai."

Mursyidah melihat ke arah yang ditunjuk oleh Mbaok Walijah. Dia baru menyadari ternyata ada motor scoopy terparkir di sudut rumah Mbok Walijah. Akhirnya motor yang dia beli sampai juga. Besok motor itu akan dia gunakan untuk kembali mendatangi rumah suaminya beserta istri baru dari suaminya tersebut.

"Buat apa kamu beli motor nduk? Bukannya kamu mau kembali berangkat ke Arab?"

"Nggak apa-apa mbok, kan motornya bisa dipakai sama Dika sekolah atau mengantar mbok dan Zafira jalan-jalan. Sementara saya di sini biar saya yang pakai dulu, besok saya mau ke rumah mas Gunadi," kata Mursyidah menerangkan.

"Loh, bukannya tadi kamu sudah ke rumahnya? Apa tidak jadi?"

Mbok Walijah menatap bingung pada Mursyidah. Wanita tua itu juga takut terjadi sesuatu pada Mursyidah saat mendatangi rumah Gunadi, apalagi jika sampai bertemu dengan Rukmini, mertua Mursyidah. Mbok Walijah sudah lama tahu jika Rukmini tidak pernah suka dengan Mursyidah dan selalu memperlakukan Mursyidah seperti pembantu bukan menantu.

"Jadi mbok, tapi besok aku mau ke sana lagi. Besok aku ke sana khusus menemui istri baru suami tersayangku itu." sahut Mursyidah menekan kata-kata terakhir yang diucapkannya.

Mbok Walijah tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Dia tidak melarang Mursyidah kembali mendatangi rumah Gunadi, dia cuma bisa berharap dan berdoa untuk keselamatan anak dari tetangga

Terdekatnya itu.

"Sa' karepmu lah... sing penting ati-ati dan bisa jaga diri. Apa perlu mbok temani besok?"

"Nggak usah mbok, aku bisa sendiri. Oh ya mbok ini ada kue untuk Diak dan Fira."

Mursyidah memberikan pada mbok Walijah kantong yang berisi kue-kue yang dibelinya ketika mengantarkan Aini ke terminal. Wanita itu berjalan menghampiri motornya yang terparkir sambil membayangkan hal yang akan dilakukannya besok di rumah sang suami.

**

Keesokan harinya Mursyidah pergi ke rumah suaminya dengan mengendarai motor barunya. Wanita sempat menunggu sebentar dari tepi jalan karena suaminya itu belum berangkat. Setelah motornya suaminya itu meninggalkan rumah barulah Mursyidah berani mendekat.

"Assalamualaikum, selamat pagi bu... Kenalkan saya Ussy mahasiswa semester akhir. Saya sedang melakukan survey dan observasi tentang keluarga sejahtera. Apakah ibu bersedia menjadi responden saya?"

Mursyidah berdiri sambil tersenyum manis pada istri baru suaminya. Wanita itu memandang heran sekaligus juga takjub pada Mursyidah.

1
Zaira Aulia Febrina
semua yg komen plagiat disini lgsg Lo blokir mba, ketauan banget Lo nyuri nya 🤣🤣🤣 takut gada yg mau baca lg yee hahaha
h@zrianiy: bukan takut hanya saja saya ingin mengembang kan akun saya.. lagian saya plagiat bukan mw gratis.. 😌😌tpi makasi ya sdh koment membuat ku jadi berani akhirnya bebanku sedikit terkurang hihii
total 1 replies
Nafisha Wahudatul husna
kalau kamu ngga berhenti mencuri nanti foto kamu di sebar di tiktok dan fb
Susi Lawati
kamu ganti foto profil yaaa
Siti Zaid
Author..lanjut dan semangat berkarya..
Zaira Aulia Febrina: noveltoon tolong dong di take down aja semua novelnya dia pencuri karya orang
total 7 replies
Susi Lawati
Sadar mbak, dosa mencuri itu
Susi Lawati
pencuri ... buat karya sendiri dong
Susi Lawati
plagiat
Jumi Ati
kenapa harus plagiat sih ,ini buku orang yang nulis cape cape tapi anda curi , maaf 🙏anda semangat tak tahu malu .
baru cuma judul yang anda rubah sedikit.
Jumi Ati
bukunya plagiat dari seluruh buku semua milik orang lain dan dari berbagai pf .
samsu marnis
malu mbak, pakai hijab tapi mencuri karya orang. 5 hari langsung update 50 bab dasar plagiator
arfan zix
tolong report ini novel niru dan jiplak 100% di web sebelah
arfan zix
kocak plagiat pinter pinter dah tak report dlu
Ma Em
Aliya jgn tinggal sendiri dirumah benar kata mbok Walijah Aliya hrs ada temannya takutnya Gunadi balik lagi dan nekad melakukan hal yg tdk baik apalagi sampai membahayakan Aliya .
Ma Em
Bagus Thor lbh baik namanya Aliyah saja .
Wong Waras: PLAGIAT DI BUK.
total 1 replies
Siti Zaid
Author..terima kasih selalu update ceritanya berkali2...cerita makin menarik..kakak tunggu terus sambungan cerita nya...🤭
Ria Oktavia: hadeuh kenapa harus nyuri karya orang sih,,,, mikir sendiri dong ngak malu
total 7 replies
Siti Zaid
Malangnya mursyidah bersuamikan Gunadi..sepatutnya dia merasa bimbang dan risau akan keselamatan mursyidah..malah harta warisan yg difikirkan😠benar2 benalu siGunadi
Ma Em
Gunadi bkn nya sedih mendengar kabar bahwa Mursydah kecelakaan dan meninggal eh malah senang karena akan dapat warisan , tdk taunya Mursydah nya msh sehat segar bugar tambah cantik lagi pasti Amar akan menyesal .
CB-1
semakin menarik ceritanya..makasih author cantik sehat slalu biar makin banyak update nya
Nafisha Wahudatul husna: asri ani kamu ngga malu di bilang author padahal penjiplak😂😂😂🤣
total 2 replies
CB-1
penasaran apa yg di sembunyikan kinasih
Siti Zaid
Author..terima kasih sudah update berkali2..terbaiklah👍👍👍
Nafisha Wahudatul husna: gimana nggak berkali kali mbak orang dia bukan yang nulis , orang dia tinggal jiplak ganti judul terus kirim
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!