Reinkarnasi Sang Dewi Semesta

Dua minggu kemudian, berita besar mengguncang kota.

“Sekte Obat Langit akan mengadakan festival penyembuhan tahunan!”

Para tabib dan alkemis dari seluruh negeri diundang untuk memamerkan kemampuan mereka. Li Yuanxin membaca pengumuman itu sambil tersenyum tipis.

“Ini kesempatan sempurna,” bisiknya. “Kalau aku menang, nama Yu Xin akan melampaui sekte mana pun termasuk mereka.”

“Dan jika kau kalah?” tanya Qiu Long datar.

“Berarti aku belum serius.” jawab Li Yuanxin enteng

Feng Yan menatapnya lembut. “Kau berubah, Li Yuanxin. Tapi aku harap hatimu tidak ikut mengeras.”

Li Yuanxin terdiam sejenak, lalu menjawab, “Hati lembut tidak akan menolongku kali ini. Aku butuh ketenangan, ketajaman, dan sedikit kejam.”

--- 

Hari festival tiba. Kota Baiyu ramai oleh bendera, musik, dan aroma ramuan herbal. Di tengah panggung utama, para peserta berdiri dengan pakaian indah, membawa peralatan mereka masing-masing.

Li Yuanxin berdiri di antara mereka, mengenakan jubah putih bersulam benang emas. Rambutnya diikat longgar, wajahnya ditutupi cadar tipis. Tak ada yang mengenalinya.

Di seberang panggung, seorang pria tampan dengan jubah biru berdiri percaya diri Feng Zihan pangeran kedua kerajaan Feng

Dan di sisi kanannya, seorang wanita cantik dengan senyum manis yang dikenalnya terlalu baik Li Meiyun.

Darah Li Yuanxin mendidih sejenak, tapi wajahnya tetap datar. “Lihat siapa yang jadi bintang hari ini,” bisiknya lirih. “Dunia ini kecil sekali.”

Gong berbunyi, menandakan dimulainya kompetisi. Para tabib mulai meracik ramuan.

Namun dalam waktu singkat, semua perhatian beralih ke satu sosok wanita bercadar dengan tangan yang bergerak cepat dan presisi, mencampur ramuan tanpa ragu, aromanya lembut tapi tajam menembus udara.

“Ramuan penyembuh roh tingkat tinggi… hanya dengan bahan biasa?” seru salah satu juri.

“Itu mustahil!”

Li Meiyun menatap dari kejauhan, wajahnya tegang. “Siapa perempuan itu yang mulia?”

Feng Zihan menyipitkan mata. “Aku tidak tahu… tapi dia berbahaya.”

Li Yuanxin menunduk sedikit, lalu menatap mereka dari balik cadar. Matanya yang keemasan berkilat sekilas, seperti mata langit yang tertawa.

“Lihatlah baik-baik, kalian berdua,” bisiknya. “Aku akan membuat dunia bertekuk lutut di bawah nama yang kalian remehkan.”

---

Menjelang malam, hasil diumumkan. "Tabib Yu Xin pemenang festival dengan nilai tertinggi sepanjang sejarah Sekte Obat Langit."

Sorak sorai menggema. Orang-orang berbondong-bondong ingin melihat wajahnya, tapi Li Yuanxin hanya tersenyum dan berkata, “Nama sudah cukup. Wajah tak perlu.”

Ia melangkah turun dari panggung, meninggalkan kerumunan, sementara dari jauh, Feng Zihan menatapnya penuh kecurigaan.

Li Meiyun menggenggam tangan tunangannya. “Kau kenapa?”

Pria itu menjawab pelan, “Aku merasa… pernah mengenal perempuan itu.”

Li Yuanxin berhenti di depan gerbang keluar, menatap ke arah mereka dari kejauhan.

Senyumnya samar, tapi dingin.

“Ya,” bisiknya pada diri sendiri.

“Kau memang mengenalku, Zihan. Tapi kali ini… aku yang akan membuatmu bertekuk lutut.”

Angin malam berembus, membawa aroma ramuan dari toko kecil di ujung kota — Toko Yu Xin, tempat balas dendam seorang Dewi yang terlahir kembali baru saja dimulai.

...--------------...

Suara seruling bambu terdengar lembut di sepanjang jalan pasar Baiyu. Kota itu sedang merayakan pemenang Festival Penyembuhan Tahunan, dan nama “Tabib Yu Xin” kini bergema di setiap sudut kedai, rumah teh, bahkan di aula para bangsawan.

Namun, di balik tawa dan pujian itu, seseorang berjalan sendirian di bawah sinar bulan. Jubah putihnya bergoyang ringan, dan cadar tipis menutupi wajahnya. Li Yuanxin atau kini dikenal sebagai Tabib Yu Xin melangkah dengan tenang, membawa sekantong kecil ramuan yang baru ia beli dari pasar malam.

Begitu sampai di depan tokonya, ia berhenti sejenak, menatap papan kayu bertuliskan “Toko Obat Yu Xin”. Angin meniup perlahan, membawa aroma obat dan wangi bunga kering. Hatinya terasa damai… tapi hanya di permukaan. Di balik itu, badai mulai berputar.

Feng Yan terbang keluar dari jendela, hinggap di tiang kayu depan toko. “Kau tampak seperti seseorang yang baru saja memenangkan perang kecil.”

Li Yuanxin menurunkan tudung kepalanya dan tersenyum. “Festival itu hanya langkah pertama. Aku ingin dunia tahu siapa Yu Xin sebelum aku mengungkap siapa aku sebenarnya.”

Qiu Long muncul dari gelang di pergelangan tangannya, tubuh kecilnya berkilau dalam cahaya lampu minyak. “Dan kau menikmatinya.”

“Tentu saja,” jawab Li Yuanxin ringan. “Tak ada balas dendam yang manis tanpa sedikit tepuk tangan publik.”

Ia masuk ke dalam toko, menyalakan lentera, dan duduk di meja kayu besar yang kini penuh dengan catatan. Di sana, ia menulis nama-nama orang-orang yang berpotensi menjadi sekutunya.

“Rencana tahap dua,” gumamnya. “Aku butuh tim kecil. Bukan hanya pelayan, tapi orang yang tahu bagaimana dunia bawah bekerja.”

Feng Yan mengamati dengan mata menyala lembut. “Kau tidak takut mereka mengkhianatimu seperti yang lain?”

Li Yuanxin tersenyum miring. “Sekarang aku tidak memilih dengan hati, tapi dengan kepala. Dan sedikit… insting Dewi.”

Bersambung