NovelToon NovelToon
PICCOLA PERDUTA

PICCOLA PERDUTA

Status: tamat
Genre:Action / Misteri / Mafia / Crazy Rich/Konglomerat / Dunia Lain / Dark Romance / Tamat
Popularitas:188.8k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

‼️Harap Bijak Dalam Memilih Bacaan‼️

Series #3 dan Series #4

Maula Maximillian dan rombongan kedokterannya dibuang ke sebuah desa terpencil di pelosok Spanyol, atas rencana seseorang yang ingin melihatnya hancur.

Desa itu sunyi, terasing, dan tak tersentuh peradaban. Namun di balik keheningan, tersembunyi kengerian yang perlahan bangkit. Warganya tak biasa dan mereka hidup dengan aturan sendiri. Mereka menjamu dengan sopan, lalu mencincang dengan tenang.

Yang datang bukan tamu bagi mereka, melainkan sebuah hidangan lezat.

Bagaimana Maula dan sembilan belas orang lainnya akan bertahan di desa penuh psikopat dan kanibal itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 : Terungkap Sebab

...•••Selamat Membaca•••...

Rayden masih dengan kepanikannya, anggota telah dia sebar satu per satu ke desa-desa terpencil. Sampai detik ini belum ada perkembangan sama sekali, dia juga sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian.

Sudah tiga hari Maula menghilang, sudah tiga hari pula dia tidak istirahat dan kini penampilannya bahkan sampai berantakan. Tak terurus sama sekali.

Leo belum diberitahu, dia takut jika nanti mertuanya khawatir, Lucan juga merahasiakan ini.

“Jika dua hari lagi tidak ada perkembangan, lebih baik kita kabari Uncle Leo. Dia berhak tahu kondisi putrinya,” ujar Lucan yang saat ini berada di markas Vindex.

“Ya, aku akan beritahu, untuk sekarang, aku belum siap memberitahunya.” Lucan menepuk pelan pundak Rayden yang terlihat sangat rapuh, dia menunduk dengan air mata berlinang. Suaranya juga makin lemah saat ini.

“Lebih baik kau tidur dulu, biar aku yang memantau pergerakan anggota kita. Dalam tiga hari ini kita sudah pergi ke berbagai tempat. Kalau kau sakit, bagaimana pencarian ini nantinya?” Advait ikut bersuara karena Rayden belum istirahat sama sekali dalam tiga hari ini, paling dia tidur hanya satu jam sehari dan kembali fokus pada pencarian.

“Advait benar, tidurlah! Kami semua juga panik dengan hilangnya rombongan itu.” Rayden mengangguk, dia melangkah ke dalam kamar lalu merebahkan tubuhnya.

Ketika matanya terpejam, Rayden justru melihat wajah istrinya dan kembali membuka mata. Dia tidak tahan dengan kerinduannya sendiri, kepalanya terasa amat pusing jika sudah mengingat kondisi Maula, ditambah semenjak kejadian malam itu, dia tidak bicara apapun pada Maula.

“Kalau sampai kau kenapa-napa, aku tidak akan memaafkan diriku sendiri, Piccola. Aku benar-benar menyesal sudah bersikap ceroboh dan aku hampir mati dengan penyesalanku sendiri.” Rayden terus merutuki dan menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang menimpa istrinya.

Rayden meringkuk di atas kasur dan terisak berat, pikirannya tidak bisa dikendalikan saat sedang sendiri begini. Kehilangan Maula sangat berat baginya, terlebih istrinya saat ini sedang berbadan dua dan dalam masa pemulihan.

Di hutan kedalaman Spanyol, Maula dan Sofia dimasukkan ke dalam kerangkeng besi. Kail di betis mereka sudah dilepas dan untungnya tidak menimbulkan luka koyak yang besar.

Maula terlihat sangat pucat sekarang, mereka diletakkan di tengah desa dan dikelilingi oleh para warga yang sudah meneteskan air liur. Mereka sangat tidak sabar untuk menikmati daging mereka saat ini.

“Seharian kita dikurung di sini, sebenarnya mereka ini mau apa ya?” tanya Maula karena semenjak malam kemarin dia dibawa, mereka sama sekali tidak menyentuh atau pun menyakiti. Hanya dijaga dan dilihat seperti pameran.

“Mungkin mereka ada ritual atau apa, kita tidak punya harapan lagi untuk kabur, semuanya sudah habis dan kita sekarang hanya menunggu, bagaimana mereka mengolah daging kita,” balas Sofia yang juga pasrah dengan kondisi saat ini.

Beberapa menit kemudian, Cintya dan Aneetha diseret ke tengah desa dalam kondisi terikat. Lalu, satu rombongan yang dipimpin oleh Pexir datang membawa Anna, Mavros, dan Ivory. Mereka bertiga dimasukkan ke dalam kerangkeng besar itu.

“Kamu baik-baik saja kan?” tanya Mavros dengan nada khawatir pada Maula.

“Seperti yang kamu lihat, kita hanya menunggu giliran untuk disembelih,” jawab Maula dengan nada pasrah.

Mavros duduk di samping Maula, melihat betapa rapuh perempuan itu hingga tak ada lagi pancaran semangat di matanya.

Cintya dan Aneetha sudah dijahit mulutnya.

Mereka yang di dalam kerangkeng hanya bisa menonton tanpa suara.

Para warga mendekat pada Cyntia dan Aneetha, membawa pisau panjang, kapak tumpul, dan ember kayu. Cyntia dan Aneetha dijerat ke palang kayu, kepala mereka dipaksa menunduk seperti kambing jelang disembelih.

Pisau bergerak dengan cepat di tangan seorang wanita berkulit hitam dengan gigi kecil namun tajam. Tebasan pertama merobek tendon di tumit Cyntia, darah merah gelap mengucur ke talam bambu. Cyntia menggeliat, mulut terjahitnya robek meneteskan busa dan darah baru. Sorak kecil terdengar, ada yang tercekik oleh liur sendiri saking senangnya dengan pemandangan kucuran darah itu.

Pisau menebas bagian belakang tumit Cyntia. Tendon Achilles-nya terputus, urat besar yang menghubungkan otot betis ke tumit. Cyntia tak bisa berdiri lagi. Kakinya roboh seketika, seperti boneka yang dipotong talinya.

Wanita itu beralih ke arah Aneetha, kulit paha Aneetha disayat memanjang. Dagingnya diiris tipis-tipis lalu dilempar ke wajan besi di atas bara. Gemersik lemak mendesis, bau sangit memenuhi udara, memaksa penonton menelan ludah. Setiap lapisan otot terangkat, warga bergantian menyuapkan potongan panas ke mulut mereka sendiri, serpih darah menetes di dagu.

Sofia dan yang lain mengalihkan pandangan mereka, sedangkan Maula menatap dengan tatapan kosong tanpa harapan sama sekali. Tanpa ekspresi lagi.

Saat aliran darah melambat, satu kapak diayunkan ke tulang dada Cyntia. Retakan kering terdengar dan tulang rusuk terbuka seperti peti tua. Jantungnya masih berdenyut ketika diangkat, digigit begitu saja—getaran terakhir berhenti di gigi orang pertama yang menerkam.

Maula, Sofia, dan yang lain hanya bisa menatap. Suara kaki mereka gemetar di lantai kerangkeng, namun mulut terpaku bisu. Teriakan batin bercampur bau besi panas menggantung di langit-langit desa, menandai giliran berikutnya yang kian mendekat.

Tamat sudah nyawa Cyntia dan Aneetha, namun tubuh mereka masih digerogoti oleh para warga hingga tulang-tulangnya dimasukkan ke dalam air mendidih dalam belanga dan rempah-rempah ikut masuk.

“Aku tidak berharap lagi untuk bebas... sekarang yang aku inginkan hanya permintaan maaf. Aku ingin meminta maaf pada Rayden dan mengatakan padanya bahwa aku sangat mencintai dia, terakhir kali kami bertemu, hubungan kami cukup renggang dan aku belum sempat mendengarkan penjelasan darinya.” Maula terisak setelah mengungkapkan hal tersebut.

Anna, Sofia, Ivory dan Mavros menatap Maula. Mavros merasa perih di hatinya saat Maula berkata demikian, sedangkan yang lain memeluk Maula dengan erat lalu Anna menangkup wajah pucat Maula.

“Suamimu tidak bersalah, Maula. Semua ini ulah Nicholle yang sangat terobsesi ingin unggul darimu.” Maula membulatkan matanya dengan sempurna.

“Apa maksudmu?” tanya Maula, semua yang ada di sana menatap Anna.

Anna menunduk, Sofia ikut berkata, “Apa ini arti dari tatapanmu pada Maula belakangan ini?”

“Kamu tahu juga, Sof?” Sofia menggeleng.

“Tidak. Aku tidak tahu apa-apa, hanya saja, semenjak kita di hutan ini, aku perhatikan Anna terus menatapmu dengan tatapan yang dalam dan intens.” Sofia menoleh lagi pada Anna. “Jawab, Anna.”

“Nicholle bersekutu dengan Barbara untuk menjebak Rayden. Berharap kamu sakit hati lalu memutuskan untuk pergi dengan rombongan ini. Barbara memberikan iming-iming pada Nicholle, bahwa dengan hilangnya kamu, maka Nicholle akan unggul dan dia bisa memiliki Mavros.” Maula menggeleng karena sedikit bingung dengan penjelasan Anna.

Di tengah hiruk pikuk warga desa yang sedang menikmati hidangan mereka, Maula justru mengetahui fakta bahwa suaminya tidak bersalah dan kerinduannya makin menyesak pada Rayden.

Dia terisak pilu. “Rayden,” lirihnya pelan dan tangis tertahan.

Rayden yang tertidur langsung terbangun saat samar-samar dia mendengar suara istrinya. Rayden bangun dengan keringat yang membanjiri wajah dan tubuhnya.

“Piccola,” bisiknya pelan, sangat pelan.

...•••Bersambung•••...

1
Siti H
suka genre psikopat ya Thor. tapi keren, aku suka cara penulisanmu yang rapih.
Vebi Gusriyeni: Belum tua2 amat lah itu, masih bisa produktif kakaknya nulis ya. Aku juga udah tua, udh 29 tahun kak
Siti H: udah tiga anak akak, dan pastinya udah tuiiir, dah 40 tahun🤧
total 5 replies
Siti Yatmi
cerita tentang kisah cinta marlo dong thor....buat dia bertemu dgn wanitanya....
Vebi Gusriyeni: Aku bakalan pikirin alur yg bagus dulu kak, ntar kalo nemu aku rilis insyaallah 😌
total 1 replies
Siti Yatmi
serem amat ih..ada2 aja..ko nonton org di siksa...binatang di siksa aja aku nangis...apalagi org...
Vebi Gusriyeni: Ada loh yg begitu
total 1 replies
Siti Yatmi
crita yg indah...menguras emosi...bahkan airmata...cinta yg sarat akan makna. .tidak menuntut. ..ini love author. ..thor lanjutkan dong ....saya suka banget sama semua karakter di novel ini..meski sadis..tapi pada tempatnya. ..lanjut lah thor....
Vebi Gusriyeni: Terima kasih banyak kakak ❤
total 1 replies
Rina Meylina
Benar2 selesai kah keluarga ini kak? Aku masih ingin terus baca
Annissa Riani
Kisah yang indah untuk semua tokohnya, mereka punya konflik masing-masing yang cukup kompleks sampai mereka menemukan kebahagiaan masing2
🌹Andara Terina🌹
Saya masih tetap ingin di sini, gimana dong💔
🌺Shella BTS🌺
Saya sih berharap banget ni series ampe 10 😊
Kiaraaaa ❄❄❄
Plis kasih tau cara buat move on dari novel ini, gue masih ingin bersama maximillian❣️
Noer Hidayati
Bakal merindukan novel ini terus, belum bisa move on
Latifa Andriani
Kok gue gak ikhlas ya ini tamat 💔
Cimiwiww
Satu series lagi dong kak
Cimiwiww
Happy ending tapi bikin aku galmove
Abel Kenoca
Berharap masih ada series lanjutan
Gita Gekes
Cinta yang setara itu sangat indah ternyata ya 😘
Loroye Barbara
yg sakit itu waktu alaric gatal2 karena gk sengaja makan kacang padahal tuh anak yg diam-diam mau, eh yang kena amuk malah Beverly, mana dikurung dua hari di gudang abis dipukulin, wajar sih kalau beverly sakit begini, pun udah lama dia pendam
Loroye Barbara
Perhatian Marlo tipis tapi mengesankan
Nara Jelita
Karyamu indah kak, semua series kamu udah kelar aku baca, bodo amat mau abis duit berpa yg penting akunya happy ❤😘
Nara Jelita
Sok sok an Archer, Beverly ngilang dikit dia nyariin/Facepalm/
Moonestella Dusklyn
Archer ini sayang tapi gengsi buat bilang, dia habis nyiksa Beverly malah nangis sendiri dan kalau ketemu buang muka. Kayak gak pernah saling tukar keringat aja kalau lagi mode hyper🤣 Ngucap lo Archer
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!