NovelToon NovelToon
Ishen World

Ishen World

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjadi Pengusaha / Fantasi Isekai / Anime
Popularitas:65
Nilai: 5
Nama Author: A.K. Amrullah

Cerita Mengenai Para Siswa SMA Jepang yang terpanggil ke dunia lain sebagai pahlawan, namun Zetsuya dikeluarkan karena dia dianggap memiliki role yang tidak berguna. Cerita ini mengikuti dua POV, yaitu Zetsuya dan Anggota Party Pahlawan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.K. Amrullah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Pertama

Saat berjalan bersama Jack, Zetsuya melihat sebuah rumah terbengkalai di dekat rumah Nenek Martha. Rumah itu terlihat sudah lama tidak dihuni, dindingnya penuh lumut, kayunya mulai lapuk, dan jendelanya rusak.

"Itu rumah siapa?" tanya Zetsuya.

Jack menghela napas. "Dulu milik seorang pedagang tua. Tapi setelah dia meninggal, rumah ini dibiarkan kosong. Tidak ada yang mau mengurusnya."

Zetsuya mengamati rumah itu lebih detail. "Jadi rumah ini kosong dan gak dipakai?"

Jack mengangguk. "Benar. Tapi untuk memperbaikinya butuh banyak uang dan tenaga."

Zetsuya menyeringai kecil. Rumah kosong, lokasi strategis dekat rumah Nenek Martha... ini peluang bagus.

Ia mulai berpikir. Jika bisa memperbaiki rumah ini, ia bisa menjadikannya toko atau tempat tinggal pribadi. Apalagi sekarang ia sudah punya sumber pemasukan dari Online Shopping.

"Jack, kalau aku mau pakai rumah ini, gimana caranya?"

Jack menatapnya dengan heran. "Kau serius? Rumah ini butuh banyak perbaikan."

Zetsuya tersenyum santai. "Tenang aja, aku punya cara sendiri."

Jack menatap Zetsuya dengan serius. "Kalau kau benar-benar ingin rumah ini, kau harus bicara dengan Kepala Desa Eldoria dulu. Kalau dia setuju, rumah ini bisa jadi milikmu."

Zetsuya mengangguk. "Baik, aku akan menemuinya. Tapi sebelum itu... rumah ini benar-benar dalam kondisi parah."

Ia melihat banyak rumput liar dan semak belukar di sekitar rumah, terutama di bagian belakang yang hampir seperti hutan kecil. Interiornya juga sangat kotor, dengan furnitur yang rusak dan berdebu tebal di mana-mana.

Jack tersenyum dan menepuk dadanya. "Kalau kau butuh bantuan membersihkan, aku bisa melakukannya. Hanya 50 bronze saja."

Zetsuya sedikit terkejut. "Murah banget?"

Jack tertawa. "Bagiku ini cuma kerja ringan. Aku sering membersihkan kayu di hutan, jadi ini bukan masalah besar."

Zetsuya berpikir sejenak. 50 bronze untuk membersihkan seluruh rumah dan halamannya? Cuan banget.

"Deal," kata Zetsuya sambil menyeringai. "Tapi nanti setelah aku bertemu Kepala Desa dulu."

Jack mengangguk. "Baiklah, aku akan menunggu kabarmu."

Zetsuya tiba di rumah Kepala Desa Eldoria, sebuah bangunan sederhana tetapi terlihat lebih terawat dibanding rumah-rumah lainnya di desa. Saat ia masuk, seorang gadis langsung menatapnya dari ujung kepala sampai kaki dengan ekspresi meremehkan.

"Hah? Jadi ini orang yang mau minta rumah kosong itu?" katanya sambil menyilangkan tangan. "Tidak menarik. Kacamatanya jelek, rambut coklatnya berantakan… Pakaian juga biasa saja."

Zetsuya, yang sudah sering dihina di dunia sebelumnya, bahkan tidak bereaksi. Ia hanya menatap gadis itu sebentar, lalu mengabaikannya. "Kepala Desa ada?" tanyanya santai.

Gadis itu mendengus dan memalingkan wajah. "Ayah, ada orang aneh mencarimu!"

Tak lama, seorang pria tua muncul dari dalam. Kepala Desa Eldoria adalah pria bungkuk, dengan rambut yang sudah hampir semuanya memutih. Matanya tajam, menunjukkan bahwa meskipun sudah tua, ia masih punya otoritas di desa ini.

"Kau anak yang dibantu oleh Nenek Martha, bukan?" tanyanya dengan suara serak.

Zetsuya mengangguk. "Ya. Aku ingin membahas rumah kosong di dekat rumahnya."

Sebelum Kepala Desa bisa menjawab, gadis itu mendengus lagi. "Percuma saja, mana mungkin Ayah mau kasih rumah itu ke orang seperti dia."

Kepala Desa menoleh padanya dengan tatapan tajam. "Diam, masuk ke kamar."

Gadis itu tampak kesal, tetapi akhirnya pergi setelah menggerutu. Setelah memastikan gadis itu sudah tidak ada, Kepala Desa menghela napas.

"Maaf soal itu. Putriku memang agak… sulit diatur."

Zetsuya mengangkat bahu. "Aku tidak peduli. Jadi, tentang rumah itu?"

Kepala Desa mengelus janggutnya yang sudah memutih. "Rumah itu kosong sudah lama. Kalau kau benar-benar ingin memilikinya, aku harus tahu niatmu tinggal di desa ini. Kau hanya numpang tinggal sementara, atau kau punya rencana lain?"

Zetsuya tersenyum tipis. "Aku seorang pedagang, dan aku melihat ada banyak peluang bisnis di desa ini."

Kepala Desa mengangkat alis, tertarik. "Oh? Menarik. Lalu bagaimana kalau kita bicara lebih serius soal ini?"

Zetsuya tahu, ini adalah langkah pertama menuju bisnis besarnya.

Kepala Desa menyipitkan mata. "Jadi, kau seorang pedagang?"

Zetsuya mengangguk santai. "Benar. Dan aku punya sesuatu yang mungkin menarik perhatian Anda." Ia merogoh tasnya dan mengeluarkan satu batang sabun dari E-Shop Modern. "Coba ini."

Kepala Desa mengambil sabun itu dengan ekspresi skeptis. "Sabun? Aku sudah pernah melihat banyak jenis sabun mahal di dunia ini."

"Ya, tapi tidak seperti ini." Zetsuya tersenyum percaya diri. "Sabun ini lebih wangi, lebih berbusa, dan lebih lembut daripada sabun mana pun yang ada di pasaran. Harganya? Hanya 8 silver saja."

Kepala Desa hampir tertawa. "8 silver? Kau tahu, sabun berkualitas tinggi di pasaran biasanya dihargai 2 gold coin, dan itu pun dijual oleh pedagang besar. Kau benar-benar ingin aku percaya bahwa sabunmu, yang lebih murah, punya kualitas lebih baik?"

Zetsuya tidak berkata apa-apa. Sebagai gantinya, ia mengambil mangkuk berisi air di meja, mencelupkan tangannya, dan menggosokkan sabun itu di telapak tangannya. Dalam sekejap, busa melimpah terbentuk, memenuhi ruangan dengan aroma segar dan harum yang tidak pernah tercium sebelumnya.

Kepala Desa membelalakkan mata. "Ini…!"

Zetsuya menyodorkan sabun itu kepadanya. "Coba sendiri."

Dengan penuh rasa ingin tahu, Kepala Desa menggosokkan sabun itu di tangannya. Kulitnya terasa lebih halus seketika, dan busanya begitu lembut. Aroma wangi memenuhi ruangan, membuatnya terpana.

"S-Sabun macam apa ini?" Kepala Desa bergumam. "Bahkan sabun 2 gold yang dijual pedagang besar tidak seharum ini… dan busanya tidak sebanyak ini!"

Zetsuya menyeringai. "Dan ini hanya 8 silver. Bayangkan kalau aku menjualnya lebih mahal, berapa untung yang bisa kau dapat?"

Kepala Desa mengangguk, semakin tertarik. "Aku tidak menyangka kau punya sesuatu yang berharga seperti ini… Mungkin kita bisa bicara lebih lanjut tentang rumah kosong itu."

Zetsuya tersenyum puas. "Aku yakin kita bisa mencapai kesepakatan yang menguntungkan."

Saat aroma sabun memenuhi ruangan, pintu kamar di belakang terbuka. Gadis berambut coklat dengan mata biru itu keluar, wajahnya masih sedikit kesal setelah diusir oleh ayahnya tadi.

"Apa ini? Wanginya enak banget!" katanya sambil mengendus udara. Ia mendekat dan melihat tangan ayahnya yang penuh busa lembut. "Eh, ini sabun?"

Zetsuya menyeringai. "Tertarik mencoba?"

Gadis itu menyilangkan tangan. "Hmph, mungkin saja. Kalau ini bohong, aku akan bilang ke semua orang kalau kau penipu."

Zetsuya hanya mengangkat bahu dan menyodorkan sedikit sabun ke tangannya. Gadis itu mencelupkan tangannya ke mangkuk air, lalu menggosokkannya. Dalam sekejap, busa lembut dan harum memenuhi tangannya. Matanya membelalak.

"EHHH?! Ini sabun?! Kok bisa selembut ini?!" Ia menggosok-gosok tangannya dengan senang, lalu mendekatkan tangannya ke wajahnya dan menghirup dalam-dalam. "Wangi banget… bahkan lebih enak dari parfum yang pernah kupakai!"

Kepala Desa terkekeh melihat putrinya yang tiba-tiba berubah antusias. "Sekarang kau percaya?" katanya.

Gadis itu menoleh ke Zetsuya. "Hei, jual satu padaku!"

Zetsuya menatapnya sebentar lalu menyeringai. "Tentu, tapi harganya 8 silver."

"APA?!" Gadis itu hampir jatuh ke belakang. "Mahal banget! Mana mungkin sabun sekecil ini dihargai segitu?"

Zetsuya santai. "Kalau kau pikir mahal, kau bisa tetap pakai sabun lamamu yang kasar, berbusa sedikit, dan tidak wangi."

Gadis itu menggembungkan pipinya. "Ugh… dasar pedagang licik."

Kepala Desa tertawa. "Baiklah, bagaimana kalau kita bahas lagi soal rumah kosong tadi? Mungkin aku bisa menawarkan sesuatu yang lebih menarik untukmu."

Zetsuya tersenyum puas. "Tentu, mari kita bicara bisnis."

Kepala Desa tersenyum lebar, melihat Zetsuya dengan penuh rasa puas setelah mencoba sabunnya. "Aku harus mengakui, kualitas sabunmu luar biasa. Aku rasa ini adalah kesempatan baik untuk kita. Bagaimana kalau rumah itu kamu ambil dengan... 10 sabun?"

Zetsuya terdiam sejenak. 10 sabun, itu berarti 80 silver atau sekitar 8 gold. Kalau dihitung dengan harga pasar sabun yang lebih tinggi, itu bisa setara dengan 20 gold.

"10 sabun untuk rumah?" Zetsuya berpikir dalam hati. "Jadi, dengan 20 bronze aku bisa mendapat rumah yang sebenarnya bisa dijual lebih dari 20 gold? Ini... benar-benar cuan besar."

Kepala Desa melihat Zetsuya sepertinya masih berpikir. "Jangan khawatir, rumah ini sudah lama kosong dan butuh banyak perbaikan. Kalau kau setuju, ini akan jadi tawaran yang sangat baik untukmu."

Gadis tadi yang kini lebih lembut dan penuh rasa penyesalan, berbicara dengan nada berbeda, "Aku... minta maaf karena tadi sudah menghina penampilanmu. Aku tak tahu kalau sabun ini akan sebegitu bagusnya."

Zetsuya hanya mengangguk. "Tidak masalah. Terima kasih atas kesempatannya."

Dengan perasaan senang, Zetsuya akhirnya menganggukkan kepala. "Baik, saya ambil rumah itu."

Kepala Desa dan gadis itu tersenyum. Kepala Desa mengambil 10 batang sabun dari kantong Zetsuya, dan Zetsuya merasa seperti menang besar.

"Terima kasih atas kesepakatan ini," kata Kepala Desa. "Aku yakin rumah itu akan membawa banyak perubahan baik untukmu."

Zetsuya hanya tersenyum, merasakan bagaimana dunia baru ini mulai membawanya ke jalur yang penuh keuntungan. "Saya harap begitu."

Setelah itu, Zetsuya keluar dari rumah Kepala Desa dengan rumah baru di tangan, merasa puas dengan transaksi ini. Dalam hatinya, ia merasa bahwa hidupnya baru saja mulai berubah menjadi lebih menguntungkan di dunia baru ini.

Setelah Zetsuya menyelesaikan urusan dengan Kepala Desa, dia kembali menuju rumah yang baru saja dia peroleh. Di sana, Jack sudah menunggunya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Jadi, kamu benar-benar mendapatkannya?" tanya Jack, sambil melihat ke arah rumah yang masih sedikit berantakan.

Zetsuya mengangguk, tersenyum lebar. "Iya, aku dapat rumah ini. Dan aku akan kontrak kamu untuk membersihkannya, seperti yang kita sepakati tadi. 50 bronze saja."

Jack menyeringai, lalu langsung mulai bergerak sigap, mulai dari membersihkan semak belukar di halaman hingga merapikan bagian dalam rumah yang terlihat kotor. Zetsuya hanya duduk di luar, mengawasi dengan santai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!