Aku pernah merasakan rindu pada seseorang dengan hanya mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagiku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyeon Gee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Story 6
“Penampilanmu bagus,” puji Sae Rin.
“Terima kasih, Kak.”
“Bagaimana Ibumu setelah melihat warna ini sebulan lalu?”
“Aku hampir diamuk tapi, aku bilang Kakak yang bertanggung jawab tentang hal ini dan Ibu langsung melemah. Hehehe.”
“Bagus. Bagaimana teman-temanmu?”
“Entah,” sahut Seol Hee seraya menggeleng pelan, “mereka seperti melihat aneh diriku.”
“Bukan teman kampusmu. Yang aku bicarakan teman klub tarimu?”
“Oh! Mereka bilang, aku sangat berani. Hahaha…”
Ada senyum lembut yang terukir di wajah Sae Rin tatkala melihat tawa riang Seol Hee.
“Sebulan lebih 20 hari dan aku baru melihatmu tertawa hari ini. Sebenarnya apa yang terjadi? Kau juga tampak mati-matian selalu mengawasi rumah Paman Sang Il. Ada apa?”
Diam, Seol Hee hanya menyedot sedikit milkshake cokelatnya dan langsung menghindari kontak mata dengan Sae Rin.
“Aku satu-satunya keluarga Paman Sang Il yang sangat dekat dengan mereka. Apapun yang terjadi, mereka bukan lagi sepupuku tapi, sudah kuanggap seperti saudara kandung. Karena baik Kak Chang Mi, Chang Eun, Chang Yi adalah orang-orang yang akan berdiri paling depan apapun yang terjadi pada keluarga kami. Begitu pula sebaliknya. Jadi, aku mohon. Cerita saja.”
Lagi, Seol Hee diam namun, sedetik kemudian tampak air mata terkumpul di pelupuknya. Dia berusaha menahan dan menghapusnya dengan cepat usai memalingkan wajah. Sementara, Sae Rin yang terlihat iba pun langsung meraih tangan kanannya di atas meja. Di genggamnya tangan Seol Hee yang putih pucat dan bersih kemerahan.
“Ada apa? Aku sedih melihatmu seperti ini,” bujuk Sae Rin sambil mengusap punggung tangan Seol Hee.
“Kak, kapan mereka kembali?” tanya Seol Hee usai kembali menatap Sae Rin.
“Siapa?”
“Paman Sang Il dan Keluarganya.”
“Sekitar April tahun depan. Masih empat bulan lagi. Kenapa tidak hubungi Chang Yi langsung kalau memang masalah ada padanya?”
Segera, Seol Hee menggeleng pelan.
“Kenapa?”
“Chang Yi memutuskanku. Dan aku sama sekali tidak bisa menghubunginya dari bulan lalu. Sejak hari itu aku tidak bisa menerima apapun keputusannya. Aku berusaha menerima tapi, sulit. Makanya aku ingin minta bantuan Kak Chang Mi.”
“Bantuan apa?”
“Aku ingin menemuinya langsung setelah seminar pertamaku. Aku akan meminta praktik magang di Seoul Bulan Februari tahun depan. Aku perlu alamat rumahnya di sana.”
“Ya Tuhaaan, seharusnya kau bilang dari awal,” seru Sae Rin, “apa kau lupa kalau Jun Su juga di sana. Mereka tidak mungkin berjauhan. Mereka mendapat beasiswa dari perusahaan yang menampung mereka. Jadi, otomatis mereka pasti di rumah dinas yang sama. Walaupun berbeda hanya karena jurusan yang diambil tidak sama, setidaknya mereka masih satu komplek.”
Antara bingung dan senang, Seol Hee mengerjap cepat usai mendengar celoteh Sae Rin yang sekarang tengah menuliskan alamat rumah Jun Su lalu menyerahkan padanya.
“Gang Nam, Gedung Apartemen Goldie lantai lima nomor 1291,” ujar Seol Hee membaca carikan kertas yang dipegangnya.
“Itu alamat Jun Su. Sejak mereka tiba di sana, aku tidak banyak berkomunikasi dengan mereka. Dan aku juga tidak terlalu menanyakan bagaimana kabar Chang Yi karena setiap aku menghubungi Jun Su, dia selalu bilang, ‘aku bersama Chang Yi’. Otomatis aku pikir mereka berdua baik-baik saja. Aku hanya memantau salah satu dari mereka dan terakhir aku menghubungi Chang Yi pun dua bulan lalu. Dia juga mengatakan tengah bersama Jun Su. Jadi, aku juga tidak bertanya lagi.”
“Tapi, mereka tinggal terpisah?”
“Iya, setahuku mereka terpisah. Coba temui Jun Su saja dulu, ya.”
Diam, Seol Hee hanya mengangguk pelan sembari memandangi carikan kertas di tangannya. Ada rasa ragu dan tidak nyaman karena Jun Su berbeda sekolah dengannya. Dan dia baru mengenal Jun Su usai dekat dengan Chang Yi. Namun, rasa penasaran yang sudah ia simpan lama membuatnya tidak memiliki pilihan lain.