"Loh, Kok Bisa Kamu Suka Aku?"
Kalau ada penghargaan “Cewek Paling Ngejar Cowok di Sekolah”, semua orang sepakat,pialanya pasti buat Mayra.
Axel adalah cowok paling dingin di sekolah. Tatapannya kosong, sikapnya rapi, dan geraknya terlalu sempurna untuk sekadar remaja SMA.
Saat dunia modeling mempertemukan mereka di bawah sorotan kamera, chemistry yang tak seharusnya ada justru tertangkap jelas.
Mayra mengira Axel hanya sulit didekati.
Ia tidak tahu bahwa Axel adalah manusia ciptaan.
Di antara audisi, photoshoot, dan rahasia yang tak boleh terbongkar, satu pertanyaan mulai menghantui mereka berdua:
Jika perasaan tidak pernah diprogram…
loh, kok bisa kamu suka aku?
~Salam Hangat Dari Penulis🤍
ig:FahZa09
Tiktok: Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cewek Sampah!
Mayra mendorong pintu kelas agak keras, membuat beberapa kepala menoleh.Nafasnya masih cepat,sisa emosi dari jalan tadi. Poni yang berantakan ia sapu ke samping dengan gerakan cepat, lalu matanya menyapu seisi kelas.Sampai tatapannya berhenti. Tepat di sudut belakang.
Axel duduk dengan posisi santai, satu tangan menopang dagu, satu tangan lagi memegang buah strawberry merah tua yang tinggal setengah.
Cahaya pagi masuk dari jendela, jatuh tepat di sisi wajahnya, membuat kulitnya terlihat lebih pucat dan dingin seperti salju.
Axel menggigit strawberry itu perlahan, seolah tidak ada satu pun hal di dunia ini yang penting selain rasa manis buah di tangannya.Bahkan saat Mayra yang masuk dengan muka masam, Axel tidak menoleh ke arah keramaian.Tidak peduli. Tidak terpengaruh. Tidak terganggu.Justru itu yang membuat darah Mayra memanas.
“Serius? Makan strawberry di kelas? Sekarang?” gumamnya, suara rendah penuh kejengkelan.Ia melangkah cepat ke bangkunya, melempar ransel ke meja dengan sedikit lebih keras.
Axel akhirnya menoleh.Hanya sekilas.Tatapannya dingin, datar, seperti sedang menilai apakah keributan kecil itu layak mendapat perhatiannya.
Mata mereka bertemu satu detik.Lalu Axel kembali menggigit strawberrynya,tanpa ekspresi.Seolah Mayra bukanlah pengganggu daripada angin lewat.
Mayra mendesis pelan.“Astaga…cowok ini bikin jengkel banget.”
***
Jam istirahat,
Mayra melangkahkan kaki menuju perpustakaan.
Buku-buku pelajaran diselipkan di dadanya, dipeluk seperti perisai.Rambutnya masih sedikit berantakan, tapi langkahnya mantap.Ia menghela napas panjang.
'Kalau aku masih ngambek sampai nggak mau belajar,berarti Axel menang. Dan itu lebih menyebalkan daripada kaleng penyok pagi tadi.' ujarnya dalam hati.
“Aku nggak butuh dia,” gumamnya sambil mengeratkan pelukan pada buku Fisika.
“Belajar bisa sendiri. Bisa!"
Dari arah depan Axel nampak berdiri di dekat pot semen besar berisi tanaman bonsai.Lalu dari arah berlawanan seorang cowok,tingginya hampir sama dengan Axel tapi badannya lebih besar.Cowok gempal yang tadi terkena lemparan kaleng bekas karena tendangan Mayra tadi pagi.
Zen yang selalu merasa berkuasa menatap Axel dari ujung rambut sampai ujung sepatu nya.Bibir atasnya terangkat,membentuk senyum sinis dengan tatapan seperti meremehkan.
"Heh,sini bagi aku duit!"
Tangan Zen sudah berada di pundak Axel,seperti mencengkram dengan kekuatan yang belum seberapa.
Wajah Axel masih tenang saja,seperti tidak terjadi apa-apa.
Karna Axel bersikap seperti itu,membuat Zen merasa tidak di pedulikan.Semakin kencang ia mencengkram pundak Axel.Tapi, ekspresi Axel tetap seperti itu.Ia hanya menoleh sebentar.
'Kenapa,cowok ini nggak bergeming sama sekali.Apa peganganku kurang kuat?' Ujar hatinya.Zen menambah kekuatan nya lagi.
Baru Axel bereaksi,menepis tangan Zan dari pundaknya.Gerakan Axel tadi membuat Zen melangkah mundur,terhuyung ke belakang.
'Tidak mungkin,tanganku mudah sekali dia menepis tanganku yang jelas-jelas lebih besar dari tangannya'.
Zen memandangi lengannya.Merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Axel menatap Zen dengan raut wajah datar,tidak ada kemarahan sama sekali.Tapi,justru membuat Zen kembali tertantang.
'Hei,brengsek! Dia mampu menahan sakit dari cengkramanku,sebenarnya siapa dia?'
'Ini malu-maluin banget,kalau aku nggak bisa buat dia bertekuk lutut padaku' Zen semakin gusar.Lagi,Zen hendak maju mencengkram lagi bahu Axel.Tapi suara perempuan menghentikannya.
"Woi...sok jagoan banget jadi orang!"
Itu suara Mayra,yang sejak tadi memperhatikan apa yang terjadi.Zen menoleh,dagunya terangkat.'Cewek ini,yang tadi.Dia benar-benar tidak takut padaku'
"Nggak usah sok berkuasa ya!,mau jadi preman? Hah?!!"
Zen terdiam tidak bisa berkata-kata,hanya jantungnya yang berdetak lebih kencang. Sosok Mayra baginya seperti bercahaya di antara kelip bintang.Rambutnya melayang bagai benang-benang emas berkilauan.Zen terpesona melihat Mayra.
Tapi,seketika hatinya menciut karena Mayra menautkan tangannya di lengan Axel.
''Ah...dasar sama saja.Cewek sampah yang sukanya cuma cowok ganteng saja!"
'Apa? dia katain aku sampah? Bedebah satu ini,kurang ajar!!!' Mayra mengumpat dalam hati.Sekuat tenaga dia mulai bersuara.
"Aku bukan,sampaaaah!!!!"
Membuat Zen terkesima.'Ja..jadi dia tidak suka cowok ganteng'.Membuat Zen semakin menetapkan hatinya bahwa Mayra adalah cewek idaman yang selama ini dia cari.
*
*
*
~ Aduh Zen,kamu salah sangka!
~ Salam hangat dari Penulis 🤍