Yuan Chen, seorang yatim-piatu yang hidup dilanda kemiskinan. Direndahkan, dikucilkan, dihina, dan diperlakukan tidak baik oleh semua orang, sudah menjadi makanan sehari-hari baginya.
Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Yuan Chen tak mempunyai kesempatan untuk berlatih, ia selalu sibuk setiap harinya hanya untuk mencari sesuap nasi.
Namun, kehidupannya perlahan berubah, di saat takdir mempertemukannya dengan seorang Kakek tua yang memberinya Batu Hitam yang memberikannya kekuatan dan menjadikannya sangat kuat. Dan saat itulah Yuan Chen pun bangkit dari keterpurukannya dan memulai perjalanannya di dunia kultivasi yang kejam ini. Inilah kisah Yuan Chen, seorang pemuda yang berhasil menguasai Tiga Alam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sosok ganas didalam lautan jiwa muridku
"Ba— bagaimana mungkin?" Qin Yi sangat begitu terkejut.
Kedua sudut matanya melebar, bahkan seolah-olah ia menahan nafasnya sendiri, di saat melihat Yuan Chen terus menerus menerobos tingkatan ranah.
"Tubuh kaca! Tubuh Emas, tidak... Tubuh sejati?" kata Qin Yi dengan sangat begitu dibuat tak percaya atas apa yang dia lihat, "Apa... tingkat ranah ketiga...?!" sambung Qin Yi dengan nada yang tinggi, penuh keterkejutan di saat Yuan Chen menerobos tingkatan ranah hingga tingkat tiga, Ahli Bela Diri tahap awal.
Tiba-tiba, energi spiritual yang menjulang tinggi ke langit itu perlahan menghilang. Bersamaan dengan Yuan Chen yang perlahan membuka kedua matanya.
"Gu— guru!" ucap Yuan Chen, ia cukup terkejut di saat melihat Qin Yi yang berdiri di depannya dengan bersilang tangan di bawah kedua puncak kembarnya yang besar dan nampak kencang. Tetapi pola diagram hidup dan mati masih tergambar di atas permukaan tembok batu bata, di tempat Yuan Chen duduk, berkultivasi.
Qin Yi masih terdiam, ia pun memindahkan tangannya, memegangi dagunya sendiri, tetapi tatapannya terhadap Yuan Chen sangat begitu serius.
"Gu— guru Qin." kata Yuan Chen lagi, ia pun melambai-lambaikan tangannya, tetapi Qin Yi tetap terdiam menatap Yuan Chen dengan tatapan yang menilai.
Yuan Chen pun bangkit berdiri, seketika lingkaran diagram hidup dan mati pun menghilang.
'Tidak mungkin bocah ini menggambar konsepsi jiwa pada tahap Ahli Bela Diri! Tahap konsepsi jiwa hanya dapat dilakukan disaat seseorang telah mencapai tingkatan ranah Tranformasi roh...?!' batin Qin Yi, penuh keanehan dan tanda tanya.
Sedangkan Yuan Chen mengangkat tinggi tangannya, meregangkan otot-ototnya. Melihat Qin Yi yang terus terdiam, ia pun tak ingin menganggu nya, Yuan Chen pun segera berjalan tenang melewati tubuh Qin Yi. Tetapi Qin Yi segera menghentikannya.
"Tunggu, Chen Chen!" kata Qin Yi dengan nadanya yang rendah. Membuat langkah kaki Yuan Chen pun seketika terhenti.
Yuan Chen pun segera memalingkan pandangannya, ia pun menghadap ke arah Qin Yi, dan seketika membungkuk sebagai tanda hormatnya kepada sang guru.
"Ada apa, Guru?" tanya Yuan Chen, sopan.
Qin Yi pun berjalan selangkah, mendekat kepada Yuan Chen, atas segala kejanggalan yang telah ia lihat, Qin Yi pun meletakkan jari telunjuknya pada dahi Yuan Chen, mencoba memasuki lautan jiwa Yuan Chen.
Seketika, kesadaran Qin Yi pun memasuki lautan jiwa Yuan Chen atau yang disebut sebagai Alam Kesadaran. Namun, itu membuat Qin Yi merasa aneh. Di mana lautan jiwa Yuan Chen hanyalah ruang kosong yang hanya memperlihatkan lautan luas yang tak berujung.
"Kenapa lautan jiwanya seperti ini?" kata Qin Yi, bingung.
Pada umumnya, lautan jiwa ataupun alam kesadaran setiap praktisi di dunia ini, biasanya menggambarkan tentang karakteristik seseorang dalam mengembangkan kekuatan di dalam tubuhnya. Seperti halnya Qin Yi, di alam kesadarannya, itu sebuah gunung es dengan salju yang tebal. Menggambarkan bahwa Qin Yi memiliki Elemen Es, dan juga para praktisi biasa memiliki alam kesadaran yang menggambarkan elemen seperti apa yang mereka miliki.
Saat memasuki alam kesadaran Yuan Chen, Qin Yi berasumsi bahwa Yuan Chen memiliki Elemen Air, tetapi setiap Yuan Chen mengeluarkan fluktuasi energi dari dalam tubuhnya, Qin Yi selalu merasakan energi yang bertentangan dengan Elemen Es miliknya. Jika Yuan Chen memiliki Elemen Air, tentu saja Qin Yi tidak akan merasakan sesuatu yang bertentangan dengannya, melainkan suatu yang akan berjalan selaras dengan Elemen Es miliknya.
"Kau ... Lancang!"
Suara yang menggelegar seperti sambaran petir itu menggema di lautan jiwa Yuan Chen. Membuat suatu hempasan udara yang menggetarkan air laut yang tenang, membuat Qin Yi pun terhempas mundur terkena hempasan udara yang kuat. Bahkan, Qin Yi sangat merasa tertekan hanya dengan sekedar mendengar suaranya saja.
Tubuh Qin Yi bergetar hebat, kedua matanya membola bulat, ia pun dengan perlahan mamaksakan tubuhnya untuk bangkit berdiri, ia pun segera memalingkan pandangannya, melihat ke arah sumber suara itu berasal.
Tiba-tiba, Qin Yi menarik nafasnya dalam-dalam, dan menahannya. Seolah-olah ia berhenti bernafas, kedua bola matanya untuk sekali lagi terbelalak, melihat sosok ular naga hitam yang sangat besar, panjangnya melebihi seratus meter.
"Keluar!" Naga Hitam itu meraung panjang, membuat Qin Yi pun seketika keluar dari alam kesadaran Yuan Chen.
Tubuh Qin Yi terdorong mundur, telunjuknya seketika terlepas dari telunjuk Yuan Chen.
"Ada apa, Guru?" terkejut Yuan Chen.
Qin Yi mencoba menenangkan nafasnya yang terengah-engah, sebelah tangannya memegangi dadanya sendiri. Segera Qin Yi pun menoleh kepada Yuan Chen.
'Tidak aku sangka, ada sosok ganas seperti itu didalam lautan jiwa Muridku!' batin Qin Yi.
"Chen Chen! Mahluk apa yang didalam lautan jiwamu itu?" tanya Qin Yi dengan nada yang sangat serius.
Yuan Chen terdiam selama beberapa detik, kemudian dia pun berbicara, "Maksud Guru ... Batu Hitam?"
Namun, belum sempat Qin Yi kembali berbicara kepada Yuan Chen. Tiba-tiba Kepala Akademi Yang Jian datang bersama kelima Tetua Akademi lainnya.
"Qin Yi! Apa yang tengah kau lakukan?" seru Yang Jian yang baru saja tiba.
Seketika Qin Yi bersama Yuan Chen pun menoleh ke arahnya, mereka pun membungkuk memberi salam hormat.
"Kepala Akademi." kata Yuan Chen dan juga Qin Yi, serentak.